Monday, 26 December 2011

BLOK 3 UP 2

Learning Objective BLOK 3 UP 2

Bisa Didownload disini

  1. Systema digestoria pada Aves

Tractus Digestivus :
Rostrum (paruh)
Cavum Oris terdiri dari :
1)      Makro Anatomi:
Ø  Maxila
tak ada gigi
o   Nares posteriorus , menghubungkan  
o   rongga mulut dan rongga hidung
o   Pada palatum terdapat :
muara gld. Maxillaris dan gld. Palatina
lateralis
Ø  Mandibula :
o   Auditus Laryngis
o   Lingua : meruncing, panjang dengan papilla
Sebagian besar unggas tidak memiliki glandula orale, terutama aves yang mencari makan di air. Pada beberapa Passeriformes  menggunakan mucus hasil sekresi dari mulut untuk  melekatkan material membuat sarang (Kenneth, 2002).

2)      Mikro anatomi
a)      Mulut dan Rongga Mulut
Batas rongga mulut berupa epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Sel-sel superfisialnya berinti dan mempunyai granula-granula keratin di bagian dalamnya. Dalam rongga mulut terdapat kelenjar-kelenjar mucus, berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah dan pelicin makanan. Atap mulut terdiri dari palatum keras dan lunak, diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa yang melekat pada jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat otot rangka dan banyak kelenjar mukosa pada lapisan submukosanya.
b) Lidah
Lidah merupakan massa jaringan pengikat dan otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Permukaan atas lidah mengandung banyak tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propia (yang disebut papilla). Terdapat empat jenis papilla:
a.       Filiformis
·         terdapat di bagian posterior
·         berbentuk penonjolan konis, sangat banyak diseluruh perrmukaan lidah
·         epitel tidak mengandung putting pengecap
·         epitel berambut
b.      Lentiformis
·         berbentuk bikonveks, banyak ditemukan 1/3 kaudal dorsum lidah.
c.       Fungiformis
·         di bagian anterior dan diantara filiformis
·         menyerupai jamur karena menpunyai tangkai sempit dan permukaan yang halus, bagian atas melebar
·         mengandung putting kecap, tersebar di permukaan atas
·         epitel berlapis pipih tak menanduk
d.      Foliatel
·         pada pangkal lidah bvagian lateral, terdapat beberapa tonjolan
·          tonjolan padat
·         bentuk: sirkumvalata
·         banyak putting kecap
e.       Circumfalate
·         papillae yang sangat besar dengan permukaannya yang pipih meluas di atas papillae lain, susunan seperti parit
·         tersebar di daerah bagian posterior lidah
·         banyak kelenjar mukosa dan serosin
·         banyak putting kecap yang terdapat di sepanjang sisi papilla
c.       Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah terbentuk dari jaringan epitel dan menghasilkan secret. Ciri-ciri:
o   sel glandularis
o   duktus interkalaris
o   saluran bercolak
o   menghasilakan mucus dan enzim amylase
Ada 3 pasang kelenjar ludah menurut tempatnya:
a.       Glandula parotid (kelenjar bawah telinga)
o   sel penyusun: sel serous
o   bentuk kelenjar asiner bercabang majemuk
o   bermuara dekat gigi molar atas yang kedua
b.      Glandula submaksiksilaris (kelenjar bawah rahang)
o   bermuara di dekat pangkal lidah
o   bentuk kelenjar tubuloasiner bercabang majemuk
o   sel penyusun: sel serous (banyak) dan sel mukus. Sel serous, inti agak banyak dan sitoplasmanya mengandung butir-butir zimogen. Sel mukus, berinti gepeng dan terletak di bagian basal.
c.       Glandula subligualis (kelenjar bawah lidah
o   bermuara dekat pangkal lidah
o   bentuk kelenjar tubuloasiner bercabang majemuk
o   sel penyusun: sel mucus

d.      Gigi
Ciri-ciri:
o   Tersusun dalam 2 lengkung
o   Terletak pada maxilla dan mandibula
o   Masing-masing gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas ginggiva (atau gum) yaitu mahkota dan di bawah ginggiva yaitu akar (mempertahankan gigi dalam lekuk tulang atau alveolus). Tempat peralihan mahkota ke akar sampai leher.
o   Tiap gigi mempunyai rongga sentral, rongga pulpa
o   Terdiri dari bagian nonmineral: pulpa, dan 3 bagian bermineral: email, dentin, sementum.
a.       Dentin
Dentin merupakan jaringan kalsifikasi yang mirip tulang, tetapi lebih keras karena mengandung banyak garam-garam kalsium. Dentin terutama terdiri atas serabut-serabut kolagen, glikosaminoglikans, dan garam-garam kalsium (80%) berat kering dalam bentuk kristal-kristal hidroksiapatit. Dentin peka terhadap banyak rangsngan seperti panas, dingin, asam, trauma dan memberi respon terhadap semua rangsang sakit. Matriks organiknya disintesis oleh sel-sel odontoblas.
b.      Email
Email meripakan struktur paling keras dari tubuh dan banyak mengandung kalsium. Terdiri atas 97% garam-garam kalsium dan 3% zat organic. Berasal dari epitel ectoderm, sedangkan struktur lain gigi berasal dari mesoderm. Matriks amail disekresi oleh sel-sel (ameloblas). Email terdiri atas struktur batang yang berbentuk prisma atau toraks heksagonal, prisma email yang berikatan satu sama lain dengan zat interprismatis.
c.       Pulpa
Pulpa gigi terdiri dari jaringan pnyambung jarang. Unsur-unsur utamanya adalah serabut-serabut kolagen halus yang tersusun asimetris dan substansia dasar yang mengandung glikosaminoglikans. Pulpa merupakan jaringan yang sangat banyak mengandung persyarafan dan pembuluh darah, serta banyak terhadap fibroblast.
Pharinx
1)      Makro anatomi:
Merupakan tempat lewat makanan dan udara pernafasan. Pada ayam, bagian ini terdapat katup epligotis. Pada perkembanagn embryonic pharyxn berasal dari enoderm bagian anterior foregut dan bergabung dengan ectoderm yang mengalami invaginasi yang disebut stomodeum. (Kenneth, 2002)
Esophagus
1)      Makro anatomi:
Menghubungkan antara pharinx dan lambung, berbentuk pipa langsing dan akan menggembung menyesuaikan makan yang sedang lewat. Mucus ditambahakan ke makanan yang disekresi oleh esophagus namun esophagus tidak  pernah menghasilkan enzim yang berperan dalam proses pencernaan. (Kenneth, 2002)
2)      Mikro anatomi:
Ø Tunika mukosa
-        Lamina epitelialis mukosae berbentuk epitelium skuamus kompleks. Pada spesies yang makanannya keras dan kering, epitelium skuamus kompleks berkornifikasi tebalnya bervariasi.
-        Lamina propria mukosae tipikal, mengandung nodulus limfatikus.
-        Lamina muskularis mukosae tipikal.
Ø Tunika  submukosa tipikal.
Ø Tunika muskularis tersusun dari otot skelet dan otot polos.
Ø Tunika adventisia dan tunika serosa menciri.

Ingluvies
1)      Makro anatomi:
Merupakan pelebaran dari eophagus yang berguna untuk menampung makanan sementara karena makan alam jumlah yang banyak dalam sekali makan. Makanan akan ditampung sementara hingga proses pencernaan pada saluran dimulai. Pada kolumbiformes(merpati) ingluvies menghasilkan cairan nutrisi yang disebut crop milk. (Kenneth, 2002)
2)      Mikro anatomi:
Ø  Lamina epitelialis mukosae : epitelium skuamus kompleks dengan kornifikasi yang lebih tebal dibanding esofagus. Kelenjar mukosa tubuloalveoler simpleks bercabang pada burung anseriformis (angsa, bebek), tetapi tidak ditemukan pada kolumbiformis (burung dara) dan galiformis (kalkun). Pada kolumbiformes, sel-sel superfisial lamina epitelialis mukosae mengalami perubahan melemak menjadi suatu substansi disebut susu tembolok.
Ø  Lamina propria mukosae tersusun dari jaringan kolagen longgar dengan jaringan limfatik difus dan beberapa nodulus limfatikus.
Ø  Lamina muskularis mukosae terdiri dari otot polos tersusun longitudinal dan berombak.

Proventriculus
1)      Makro anatomi:
Esofagus melanjut menjadi proventriculus, merupakan regio glandularis, menghasilkan gastric juice yang dihasilkan pada dinding lambung membantu mendigesti bolus. Gastric juice mengandung mukus, enzym dan yang paling utama adalah asam HCl. HCl memiliki fungsi untuk membunuh bacteri dan mengaktifkan enzym lambung. Terdapat  beberapa tipe sel yang berbeda dalam lambung yaitu
Sel chief, penghasil enzim proteolitik
Sel parietal, penhasil HCl
2)      Mikro anatomi:
Ø  Tunika mukosa sangat berlipat-lipat, membentuk tonjolan disebut plika lekuk (papila), di antara plika terdapat sulkus/rugae.
Ø  Lamina epitelialis mukosa berbentuk kolumner simpleks pada plika, pada basis sulkus berbentuk kuboid simpleks.
Ø  Lamina propria mukosae tipikal dan mengandung jaringan limfatik difus dan nodulus limfatikus.
Ø  Lamina muskularis mokusae tersusun dari berkas otot polos longitudinal terselip di antara kelenjar mukosa.
Ø  Tunika submukosa menciri dan didominasi oleh kelenjar submukosa (subrugosa) berbentuk tubuler kompleks. Sel kelenjar berbentuk kuboid atau piramid.


Ventriculus (gizzard)
1)      Makro anatomi:
bersama dengan kerikil yang ditelan menghancurkan makanan. Memiliki dinding yang tersusun oleh otot yang tebal. Seringkali kerikil ikut hancur ketika terjadi proses mekanik untuk meremas makanan. Dinding ototnya tebal. Pada pylorus menghasilkan secret. Pada burung pemakan biiji-bijian sekret ini menjadi lembaran-lembaran keratinoid. Sedangkan pada burung buas sekret ini menjadi lapisan-lapisan elastis. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat batu-batu kecil atau pasir yang bersama-sama lembaran-lambaran keratinoid berguna unuk membantu pencernaan. (Kenneth, 2002)
2)      Mikro anatomi:
Ø  Merupakan lambung otot yang dihubungkan ke proventrikulus oleh isthmus sempit dan tidak mempunyai kelenjar submukosa. Permukaan lumen dilapisi oleh sekresi kornifikasi dari kelenjar mukosa. Ventrikulus unggas terdiri dari tunika mukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa.
Ø  Tunika mukosa : dilapisi sel kolumner pendek, berinti bulat di basal. Sel permukaan melanjutkan diri ke kelenjar dan masuk ke dalam lamia propria mukosae diganti dengan sel mirip sel piala. Kelenjar mukosa berbentuk tubuler lurus.
Ø  Tunika muskularis : tipikal, tersusun dari otot polos dan jaringan kolagen padat. Otot polos muncul dari jaringan kolagen padat dan menyebar ke tunika muskularis.
Ø  Tunika serosa : tipis.

Intestinum tenue
1)      Makro anatomi:
Lapaisan mukosa pada bagian ini memilki kehsususan.
Terdiri dari epitelium yang mamiliki jutaan mikrovili menghadap ke lumen usus. Berguna untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Selain itu, disini juga tempat yang baik bagi enzim untuk berkerja mencerna makanan
Kelenjar usus termasuk dalam bagian mukosa yang merupakan sumber dari enzim usus. Pada aves sudah dapat ibedakan menjadi tiga yaitu duodenum, jejenum dan ileum.
Dimulai dengan duodenum yang berbentuk huruf “U”, yang terbagi menjadi pars descendens (bagian yang turun) dan pars ascendes (bagian yang naik).
Bagian kedua dinamakan jejunum. Bentuknya berkelok-kelok dan panjang. Tonjolannya namanya diverticulus mercel.
Bagian ketiga namanya ileum. Bentuknya lurus dan pendek.  (Kenneth, 2002)
2)      Mikro anatomi:
Ø Tunika mukosa
-  Lamina epitelialis mukosae : selapis kolumner panjang yang terdiri dari sel prinsipal, sel Goblet, dan sel enterochromaffin.
-  Lamina propria mukosae : vili besar, banyak dan panjang. Kripte Lieberkuhn pendek dan simpleks, dan bermuara di antara vili.
-  Lamina muskularis mukosae tidak berkembang.
Ø Tunika submukosa : hampir tidak berkembang. Merupakan lapisan yang sangat tipis, yang terdiri dari jaringan ikat dan serabut elastis.
Ø Tunika muskularis : lamina muskularis longitudinal tidak banyak berkembang dan lamina sirkularis lebih tebal. Di antara lamina tersebut terdapat pleksus saraf.
Ø Tunika serosa : lapisa tebal membentuk mesenteri.

Caecum
Merupakan batas jelas antara intetinum tenue dngan intestinum crassum. Berjumlah satu pasang dexter dan sinister. Berfungsi sebagai tempat fermentasi.
Intestinum crassum
1)      Makro anatomi:
Tempat pembusukan makan
2)      Mikro anatomi:
Ø  Tidak bervili, kripte Lieberkuhn panjang dan lurus, dan bermuara di permukaan pada lumen, sel piala banyak, tidak ada sel paneth.
Rectum kemudian bermuara di kloaka(Kenneth, 2002)
Kloaka
Merupakan ruang bersama yang menampung produk dari ren, intestinum,dan gonad
Terkait fungsi defekasi, kopulasi, urinasi
Terbagi menjadi tiga bagian:
*   Coprodeum (bagian paling depan) : sebagai akhir saluran intestinum
*   Urodeum (bagian tengah): menerima product dari duktus urinarius dan genital
*   Proctodeum (bagian belakang): berfungsi sebagai alat kopulasi

Glandula Digestoria
*   Kelenjar saliva
Pada aves yang hidup mencari makan di air tidak  ada.
*   Hati
Hepar dimiliki oleh semua vertebrata. Pada aves terdiri dari lobus sinister dan dexter.
*   Vesica fellea
pada sebagian besar unggas absen

*   Pancreas
1)      Makro Anatomi:
Dijumpai pada semua vertebrata sebagai glandula eksokrin (sel pankreatik) menghasilkan pancreatic juice yg terutama mengandung enzym proteolitik (trypsin) dan endokrin (insula langerhan) memproduksi insulin dan glucagon. Terletak antara doudenum yaitu pars descenden dan pars ascendens doudeni. (Yudha, 2009)
2)      Mikro anatomi:
Ø  Merupakan kelenjar tubuloalveoler kompleks, dan tumbuh dari divertikulum epitelium usus.
Ø  Bagian eksokrin berbentuk tubuloalveoler kompleks mirip kelenjar serosa.
Ø  Bagian endokrin kaya kapiler.

2.      Parasit pada systema digestoria unggas:
·         Di dinding ingluvies dan esophagus terutama parasit pada ayam adalah Capillaria contorta dan gongylonema ingluvicola
·         Di dalam dinding usus halus ayam terdapat Eimeira necatrix, E.acervulina mivati, E.brunetti.merupakan jenis koksidia.
·         Pathogen yang paling banyak membunuh anak burung yakni tricomonas gallinae
·         Hexamita meleagridis penyebab diare pada kalkun.
·         Cacing yang menyebabkan radang dan penebalan selaput lendir usus halus  bagian atas  dan dapat menyebabkan kematian yaitu Davainea proglottina berupa cacing pita kecil.
·         Pada usus halus bagian bawah terdapat parasit Prosthogonimus.
·         Di dalam kolon unggas terdapat Prosthogonimus
·         Parasit pada hepar diantaranya Histomonas meleagridis yang kurang umum dan trichomonas yang menyebabkan luka di hati.(Norman, 1994)
·         Berak Darah (Coccidiosis/CDS) : Penyakit menular ganas yang disebabkan protozoa, Eimeria sp. Protozoa ini menyerang saluran pencernaan ayam serta daerah usus halus bagian atas, tengah, bawah, dan caecum. Menginfeksi dengan cara merusak sel-sel alat pencernaan ayam. Ciri : ayam tampak lesu, pucat, bulu kusut, kotoran bercampur darah.
·         Leukositozoonosis/LCT
Disebabkan protozoa Leucocytozoon, hewan berparasit dalam darah. Disebarkan oleh simulium sp. Ciri : Ayam menderita demam, lemah, nafsu makan menurun, pincang.
·         Penyakit Malaria Ayam (Plasmodium Disease/PD)
Disebabkan protozoa Plasmodium. Menular melalui nyamuk Aedes aegypti. Ayam yang terserang akan menunjukkan kenaikan suhu tubuh, muka lesu, jengger pucat dan bengkak, tidak mau makan, menyudut dalam kandang.
·         Kriptosporodiosis
Disebabkan protozoa Cryptosporodium baileyi yang menimbulkan infeksi saluran pencernaan (kloaka dan bursa Fabricus) dan saluran pernafasan pada ayam.Gejalanya ada leleran dari mata dan hidung, pembengkakan rongga hidung, batuk, bersin, sesak napas.
·         Tricosomonas gallinae
Terdapat dari mulut sampai esofagus dan tembolok bahkan di dalam hati dan paru-paru burung merpati, kalkun, ayam. Ditularkan dari air minum tetapi pada burung merpati biasanya melalui air susu burung dara dari tembolok induk (jantan dan betina) ke mulut dan esofagus anaknya.
·         Histomonas
Dapat menginfeksi unggas secara langsung bila unggas makan tinja segar. Protozoa ini mampu hidup sepanjang hidupnya dalam induk semang.
·         Amidostonum anseris
Hidup di bawah lapisan tanduk empedal dan menimbulkan pengelupasan dan koreng pada lapisan tersebut. Capillaria masuk di dalam selaput lendir usus dan menyebabkan radang dan penebalan selaput lendir.

Ektoparasit Pada Aves :
·         Tungau Ayam
Termasuk ektoparasit yang hidup bebas dan termasuk ordo Acarina dan famili Dermanyssidae. Tungau ini menghisap darah pada malam hari dan dapat berlari cepat pada kulit dan bulu.
·         Caplak (Ticks) àmenghisap darah & menyebarkan berbagai penyakit
o   Caplak keras (ixodidae) à punya perisai di punggung
o   Caplak lunak (Argasidae)
·         Echidnophaga gallinacea, Ceratophillus gallinae à menghisap darah ayam
·         Kutu pada Aves:
o   Emomenacanthus sp, Menopon sp, Lipeurus sp, Goniocotes sp à pd itik
o   Goniodes sp à pd angsa
Daftar Pustaka
Kenneth, K, V, 2002.Vertebrates Comparative Anatomy, Function , Evolution. McGraw-Hill, North America
Murray,Robert,K.dkk.2003.Biokimia Harper.Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Murtidjo, B. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Norman, L.1994. Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada Universiti Press,Yogyakarta
Norman L, 1990. Parasitologi Veteriner. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tabbu, Charles Rangga. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya – Penyakit Asal Parasit, Noninfeksus, dan Etiologi Kompleks Vol.2. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

No comments:

Post a Comment