Monday, 16 January 2012

BLOK 3 UP 5

Untuk mendownload file secara lengkap,. klik>>>>>  Disini


I.     Tujuan Pembelajaran
1.    Bagaimana struktur makroanatomi dan mikroanatomi kelenjar pencernaan (glandula salivarius, hepar, vasica fellea, pankreas) pada mamalia?
2.    Bagaimana proses pencernaan secara fisiologi dan biokimia kelenjar pencernaan (glandula salivarius, hepar, vesica fellea, pankreas) pada mamalia?


II.  Belajar Mandiri atau Mengumpulkan Informasi
1.    Bagaimana struktur makroanatomi dan mikroanatomi kelenjar pencernaan (glandula salivarius, hepar, vasica fellea, pankreas) pada mamalia? (termasuk perbedaannya)
Ø Makroanatomi
a.    Glandula salivarius
Glandula saliva terdiri dari 3 pasang glandula yang sangat jelas. Glandula saliva yang utama ialah parotid, mandibular, dan sublingual. Glandula saliva minor meliputi labial, bukal, lingual, dan palatin. Pada ujung terdapat glandula saliva zigomatik yang letaknya dekat mata.
Glandula saliva parotid terletak ventral terhadap telinga dalam, berhubungan dengan batas caudal dari mandibularis. Pada kebanyakan hewan, saluran saliva parotid bersama-sama dengan pembuluh-pembuluh fasial, melintas ke arah ventral dan cranial pada bagian caudal mandibel, serta menyilang bagian superfisial pipi di sebelah cranial otot mesetter (otot besar yang berfungsi menutup rahang). Saluran parotid seekor anjing menyilang permukaan lateral dari rahang serta tidak mengikuti kontur dari mandibel.
Glandula saliva mandibular umumnya terletak pada posisi ventral terhadap glandula parotid persis pada posisi caudal terhadap rahang. Saluran saliva mandibular bergerak ke arah medial terhadap mandibel dan terbuka pada posisi ventral terhadap lidah. Terdapat frenulum linguae yaitu suatu lipatan yang menahan lidah agar tetap berada di dasar mulut.
Glandula saliva sublingual terletak agak dalam terhadap membran mukosa sepanjang sisi ventral dari permukaan lateral dari lidah di dekat dasar mulut. Pada kuda, glandula saliva sublingual mempunyai bagian monostomatik yang menumpahkan ke karunkula sublingual pada dasra mulut, melalui saluran utama yang bergerak paralel terhadap saluran mandibular.


b.   Hepar
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah. Letaknya berada di bagian teratas rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah diagfragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan berada dibawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transverses. Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati.
Hati atau liver bervariasi baik lokasi maupun jumlah lobusnya tergantung pada tiap spesies. Hepar kuda (3 lobus) : lobus dexter, lobus intermedius, dan lobus sinister. Hepar ruminansia (2 lobus) : lobus dorsalis, dan lobus ventralis, namun pada kambing ditambah lobus caudatus. Hepar babi (4 lobus) : lobus dexter lateralis, lobus dexter centralis, lobus sinister lateralis, dan lobus sinister centralis. Hepar anjing (6 lobus dan 2 procesus) : lobus dexter lateralis, lobus dexter centralis, lobus sinister lateralis, dan lobus sinister centralis, lobus quadratus, lobus caudatus, procuses papillaris, dan procesus caudatus.
Pada ruminansia Berat : kira-kira 700 gr, sekitar 1,5 % berat badan (domba). Bentuk : persegi. Warna : merah coklat, kadang-kadang hitam. Hepar kuda berbentuk pipih dengan berat 5kg (8,5%BB), usia lanjut menurun. Tidak langsung menempel diaphragma, 2/3 sebelah kanan linea mediana.

c.    Pankreas
Warna : merah pucat. Terletak dalam alat penggantung duodenum. Pada herbivora dan carnivora pancreasnya tidak memiliki caput yg jelas, tp seluruh kelenjar membentuk gelambir-gelambir yg berupa seperempat lingkaran. Pada kuda : vena porta seakan dibungkus jaringan Pancreasnya 2 saluran keluar : ductus pancreaticus & ductus pancreaticus accessorius (anak saluran). Ductus pankreatikus accessorius bermuara pada tempat di seberang papilla anjing.
Pada sapi Berat : sekitar 350 gr, sekitar 0,06 % berat badan. Bentuk : kuadrilateral tak teratur. Posisi      : hampir seluruhnya sebelah kanannya bidang median ventral terhadap prosesus lumbalis 1,2, dam 3. Duktus     : satu bukaan duktus, 30 cm kaudal terhadap duktus empedu. Kuda Berat  : 350 gr, 0,06% berat badan. Bentuk : segi tiga tidak teratur. Posisi : ventral terhadap vena torasik 16, 17, dan 18. Duktus     : ada dua yaitu: duktus pankreatik  masuk di samping duktus empedu dan duktus pankreatik asesoris yang masuk ke duodenum pada sisi yang berlawanan terhadap duktus yang lain. Ductus pancreaticus mengikuti jalannya ductus hepaticus bermuara bersama-sama ke dalam diverticulum duodeni dari papilla duodeni. Babi berat : 25-60 gr. Bentuk   : triradiat. Posisi: dinding dorsal dari abdomen, ventral terhadap vertebrata lumbalis 1,2,3. Duktus : satu bukaan duktus (duct pancreaticus accessorius) dekat dengan duktus empedu 10-12 cm dari pylorus; bermuara 20cm caudalis dari muara ductuscholedocus. Anjing berat : 15-100 gr,0,13-0,35 % berat badan. Bentuk : menyerupai huruf V. Posisi : dorsal sebelah kanan dari bagian pertama duodenum berakhir pada jarak dekat kaudal terhadap ginjal dan cabang kiri antara perut dan kolon berakhir pada ginjal kiri.
ü  Pada herbivora dan carnivora pancreasnya tidak memiliki caput yang jelas, tapi seluruh kelenjar membentuk gelambir-gelambir yg berupa seperempat lingkaran.
ü  Pada kuda, vena porta seakan dibungkus jaringan pancreasnya. Dua saluran keluar : ductus pancreaticus & ductus pancreaticus accessorius (anak saluran). Ductus pancreaticus mengikuti jalannya ductus hepaticus bermuara bersama-sama ke dalam diverticulum duodeni dari papilla duodeni. Ductus pancreaticus accessorius bermuara pd tempat di seberang papilla
ü  Babi : hanya terdapat ductus pancreaticus accessorius; bermuara 20cm caudalis dari muara ductus choledocus
ü  Anjing : selalu terdapat 2 saluran; 1 saluran bermuara bersama-sama saluran empedu dan yang lain tidak jauh dari yang pertama ke dalam duodenum

d.   Vesica fellea
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot. Terletak didalam fossa dari permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah fundus, badan dan leher.

Ø Mikroanatomi
a.    Glandula salivarius
·      Glandula salivarius terdiri dari serangkaian unit sekretori atau ujung kelenjar yang berkembang dari ektoderm oral, dan tumbuh ke dalam mesoderm di bawahnya, sebagai gugus kelenjar tubuloasinar majemuk. (H. Dieter Dellmann dan Esther M. Brown, 1992)
·      Glandula salivarius utama mencakup kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, dan kelenjar sublingualis pada semua hewan piaraan, kelenjar zigomatik karnivora, dan kelenjar molaris pada kucing. (H. Dieter Dellmann dan Esther M. Brown, 1992)
·      Kelenjar Parotis
Secara struktural, kelenjar ini berbentuk kelenjar majemuk yang terdiri dari banyak lobulus yang dikelilingi oleh jaringan ikat interlobularis tipis. Dalam tiap lobulus terdapat ujung kelenjar berbentuk asinus, epitelnya berbentuk piramid, inti bulat terletak basal yang dikitari oleh rER. Dalam lumen asinus yang sempit, bermuara ductus interkalatus yang memiliki epitel kubus rendah atau pipih selapis. Sejumlah ductus interkalatus bergabung membentuk ductus striatus yang memiliki epitel kubus atau silinder. Ductus striatus atau ductus intralobularis mudah dikenali karena lumennya luas, terletak dalam lobulus, dan ikut berpartisipasi dalam bersekresi dengan transpor ion dan air, dan mungkin dengan ekskresi garam. Saluran ini menuju pinggir lobulus dan bergabung dengan ductus interlobularis. (H. Dieter Dellmann dan Esther M. Brown, 1992)
·      Kelenjar Mandibularis
Kelenjar ini berbentuk tubuloasinar majemuk dengan ujung kelenjar mukous dan serous. Struktur ujung kelenjar bervariasi tergantung spesies. Tetapi umunya berbentuk buluh dengan ujung yang meluas. Ujung kelenjarnya berbentuk mukous dengan demilun berbentuk serous terletak di tepi. Pada anjing dan kucing unsur mukous dominan. Ujung kelenjar tubuloasiner dihubungkan melalui ductus interkalatus pendek dengan ductus striatus. Ciri striatus mirip dengan yang terdapat pada kelanjar parotis.
·      Kelenjar Sublingualis
Berbentuk tubuloasiner majemuk. Pada sapi, domba, dan babi hampir semuanya bersifat mukous dengan sedikit demilun. Pada anjing dan kucing, terdapat kelompok asinus serous. Ductus stristus dan ductus interkalatus ada tetapi kurang berkembang pada anjing dan kucing.
·      Kelenjar Zigomatik
Hanya terdapat pada karnivora. Terdapat di arkus zigomatik pada tulang temporalis.
·      Kelenjar Molaris
Terdapat pada kucing. Terletak dalam fasia di bawah mukosa bibir bawah dekat komisura.

b.   Hepar
Hati diselubingi kapsula fibrosa yang disusun jaringan ikat kolagen padat kaya serabut elastis. Jaringan ikat kapsukla melanjutkan diri ke jaringan ikat interstisial.
Di daerah interlobuler yang disebut trias hepatica (segitiga portal, trigonum kiernan) yang tersusun jaringan ikat kolagen longgar. Segitiga portal adalah daerah perbatasan tiga lobuli atau lebih. Di dalamnya dapat ditemukan cabang arteria hepatica, cabang vena portae, saluran limfe, dan ductus biliverus.
Lempeng-lempeng hepatsit terletak antara sinusoid hepar yang saling beranasatome etrsusun radier dengan sentral vena sentralis. Hepatosit berbentuk polihedral dan batasnya jelas. Antara deretan sel terdapat sinusoid yang dibatasi sel endotelium dan sel kupffer. Pada babi, lobulasinya jelas karena jaringan ikat septa interlobularisnya tebal.

c.    Pankreas
Pankreas adalah suatu glandula tubulo-alveoler yang memiliki bagian endokrin maupun eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas menghasilkan NaHCO3 serta enzim-enzim pencernaan, yang melalui saluran pankres menuangkan enzim tersebut ke duodenum dekat dengan muara saluran empedu.
Bagian endokrin dari pankreas terdiri atas sel-sel yang pucat yang terisolasi, yang tersebar distroma jaringan ikat dari glandula. Daerah itu disebut pulau-pulau langerhans yang menghasilkan hormon insulin(sel beta) dan glukagon (sel alfa) yang masuk langsung keperedaran darah.
Pankreas nampak seperti organ ber-lobul yang tidak terartur yang selalu berkaitan dengan bagian pertama dari duodenum dan sering juga dengan perut, venakava kaudal, serta bagian kaudal dari hati. Penkreas tampak juga sebagai bentuk nodul-nodul yang mengalami agregasi yang dihubungkan dengan agak longgar sehingga membentuk suatu glandula yang memanjang yang letaknya mengikuti duodenum saluran penkreas yang utama masuk kebagian pertama duodenum besama-sama dengan saluran empedu.
Bagian eksokrin adalah bagian utama dari pankreas. Menyerupai kelenjar saliva parotid apabila dilihat dengan mikroskop. Saluran pankreas yang utama (saluran wirsung) terbuka kedalam duodenum bersama-sama atau dekat dengan saluran empedu dari hati. Suatu saluran pankreas aksesori (saluran santorini) juga terbuka kedalam duodenum, dekat dengan saluran utama. Percabangan pertama dari saluran itu adalah saluran interlobular karena bergerak diantara lobul-lobul dari pankreas. Saluran interlobular bearcabang menjadi saluran interlobular yang memasuki lobul-lobul dan menghasilkan saluran ‘interkalated’ yang masuk ke alveoli (asini). Alveolus adalah unit sekresi dari pankreas yang merupakan agregasi berbentuk menyerupai buah anggur, yang mengelilingi bagian awal dari saluran interkalated. Ini dari sel-sel sekretori letaknya dekat dengan dasar sel tersebut. Granula zimogen ‘asidofilik’ terdapat didalam sitoplasma antara inti dan aspek sel, terutama pada saat puasa. Granula ini kemudian dicurahkan kedalam saluran selama pencernaan dan makin lama makin berkurang. Bagian basal dari sel berwarna gelap karena adanya zat kromidial yang berkaitan dengan sintesa granula zimogen.Terdapat ruang perisinusoid (spatium perisinusoideum) memisahkan hepatosit dan sinusoid yang berhadapan. Sel, serabut retikuler dan mikrovili hepatosit mengisi ruang perisinusoid.
ü  Merupakan kelenjar tubuloalveoler kompleks dan tumbuh dari divertikulum epitelium usus
ü  Bagian eksokrin berbentuk tubuloalveoler kompleks mirip kelenjar serosa. Bedanya : pankreas mempunyai bagian endokrin, tidak memiliki sel keranjang, tidak memiliki duktus striatus, memiliki sentro asiner. Sel-sel pankreas eksokrin berbentuk konus atau piramid dan inti terletak parabasal. Bagian basal sel tercat basofil (kaya RER) dibanding bagian apeks (kaya vesikel sekretorik)
ü  Bagian endokrin tercat lebih pucat dibandingkan bagian eksokrin, lebih kaya kapiler. Dengan pengecatan floksin gomori dapat dibedakan sel ß dengan sel-sel lainnya.

d.   Vesica fellea
Pembungkus pada kandung empedu terdiri dari tiga lapis, yakni permukaan luar dari kandung empedu adalah Visceral peritoneum, pada bagian tengah, otot dari dindingnya terdiri dari serat otot halus (sel), dan disebelah dalam merupakan membran mukosa yang tersambung dengan lapisan saluran empedu. Membran mukosanya terdiri atas sel-sel epitel sederhana yang berbentuk sel tiang (silinder), disusun menyerupai epitel pada permukaan lambung yang mengeluarkan sekret musin dan cepat mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi tidak mensekresikan garam-garam empedu dan pigmen, karena itu, cairan empedu menjadi pekat. Kontraksi dari otot tersebut dipengaruhi oleh sistem hormonal yang menyebabkan isi dari kandung empedu (cairan empedu) masuk ke pembuluh cystic.
ü  Tunika mukosa : pada anjing dan kucing kripta mukosa yaitu tunika mukosanya sangat berlipat-lipat
Lamina epitelialis mukosae : berbentuk epitelium kolumner simpleks dan mempunyai tepi sikat. Pada sapi dan kambing ditemukan sel goblet.
Lamina propria mukosae : berisi jaringan ikat longgar. Kelenjar mukosa, serosa, dan campuran berbentuk kelenjar tubuloalveoler simpleks tergantung spesies, terutama pada ruminansia.
Lamina muskularis : tidak ada
ü  Tunika sub mukosa :  ada dan tipikal
ü  Tunika muskularis : terisi otot polos dengan arah acak
ü  Tunika serosa : ada dan tipikal

2.    Bagaimana proses pencernaan secara fisiologi dan biokimia kelenjar pencernaan (glandula salivarius, hepar, vesica fellea, pankreas) pada mamalia?
Ø Fisiologi
a.    Glandula salivarius
Di kelenjar saliva, granula sekretorik yang mengandung enzim-enzim saliva dikeluarkan dari sel-sel dari sel-sel asiner ke dalam duktus. Saliva mengandung mucin yaitu glikoprotein yang melumasi makanan, mengikat bakteri, dan melindungi mukosa mulut. Saliva juga mengandung imunoglobin sekretorik IgA, lisozim, yang menyerang dinding kuman, laktoferin, yang mengikat besi dan bersifat bakteriostatik, dan protein kaya protein yang melindungi email gigi dan mengikat tanin yang toksik. Fungsi saliva yaitu memudahkan menelan makanan, mempertahankan kelembaban mulut, sebagai pelarut molekul yang merangsang indera pengecap

b.   Hepar
Merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dan khas karena memiliki multifungsi kompleks, misalnya ekskresi (metabolit), sekresi (empedu), penyimpanan (lipid, vit. A dan B, glikogen), sintesis (fibrinogen, globulin, albumin, protrombin), fagositosis (benda asing), detoksikasi (obat yang larut dalam lipid), konjugasi (zat beracun, hormon streroid), esterifikasi (asam lemak bebas menjadi trigliserida), metabilisme (protein, hidrat arang, lemak, hemoglobin, obat). Fungsi penting hati adalah sebagai filter darah dari bagian tubuh lainnya.
Fungsi hepar dalam metabolisme karbohidrat : Mengubah kelebihan glukosa dan menyimpan glikogen dalam hati (Glikogenesis), mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa, menyelenggarakan glukoneogenesis (pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen  di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah), membentuk senyawa kimia dari produk-antara metabolisme karbohidrat.
Fungsi hepar dalam metabolisme lemak : menyelenggarakan oksidasi asam lemak dengan sangat cepat untuk menyuplai energi tubuh, membentuk sebagian besar lipoprotein, menyintesis sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, menkonversi karbohidrat dan protein menjadi lemak
ü  Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak.
ü  Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
ü  Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah, diserap oleh hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel hati tersebut, mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara enzimatik) kepada salah satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil konjugasi (yang kita sebut sebagai bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada dalam bentuk diglukuronida (80%), dan sebagian kecil dalam bentuk monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu ikatan ester, sehingga proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi tersebut dikatalisasi oleh suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil transferase (lazimnya disebut enzim glukuronil transferase saja), yang berlokasi di retikulum endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang paling mencolok antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat kelarutannya dalam air dan lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam air, tapi mempunyai afinitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat inilah, bilirubin tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknya terdapat pada bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat larut di dalam lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak terkonjugasi dapat menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan jaringan otak. Hal ini terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak mengandung lemak.
ü  Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
ü  Sebagai tempat penyimpanan
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut apoferritin yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat disimpan di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika kadarnya didarah turun.
ü  Sebagai fagosit
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan putih yang rusak serta bakteri.
ü  Mengaktifkan vitamin D
Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.
ü  Menghasilkan kolesterol tubuh
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol merupakan bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk hormon estrogen, testosteron dan hormonadrenal).

c.    Vesica fellea
Fungsi empedu yaitu (1) Pengemulsian : garam-gram empedu berperan untuk menurunkan tegangan permukaan air. Ini memungkinkan mereka untuk mengemulsikan lemak dalam usus dan melarutkan asam lemak yang tidak larut dalam air. Empedu dalam usus penting untuk melakukan pencernaan dan absorbsi lemak serta absorbsi A, D, E, dan K, yang larut dalam lemak. (2) Penetralan asam : membantu menetralkan kimus yang asam dari lambung. (3) Ekskresi : empedu merupakan pembawa penting untuk ekskresi kolesterol, tetapi empedu juga membuang banyak obat-obat, toksin, pigmen empedu, dan berbagai zat anorganik seperti tembaga, seng, dan air raksa. (4) dalam kantung empedu, empedu menjadi lebih pekat akibat absorbsi air.
d.   Pankreas
Bagian pankreas yang mensekresikan getah pankreas adalah kelenjar alveolus gabungan yang bentuknya mirip kelenjar saliva. Getah pankreas mengandung enzim yang berperan dalam pencernaan.
Pankreas menghasilkan tiga enzim utama yang berperan dalam sistem pencernaan, yaitu:
a.               Enzim proteolitik pankreas (disekresikan dalam bentuk inaktif)
1)              Tripsinogen
Diaktifkan menjadi bentuk aktifnya, trispsin, oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam di batas luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum. Tripsin kemudian secara otokatalis mengaktifkan lebih banyak tripsinogen.
Untuk perlindungan tambahan, jaringan pankreas juga menghasilkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin, yang menghambat kerja tripsin jika enzim ini secara tidak sengaja diaktifkan di dalam pankreas.
2)              Kimotripsinogen
Diubah oleh tripsin menjadi bentuk aktif, yaitu kimotripsin.
3)              Prokarboksipeptidase
Diubah oleh tripsin menjadi bentuk aktif, yaitu karboksipeptidase.
Tiap-tiap enzim proteolitik tersebut menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk akhir yang dihasilkan adalah campuran asam amino dan rantai peptida pendek.
b.              Amilase pankreas
Amilase pankreas berfungsi untuk pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan dalam bentuk aktif karena  amilase tidak membahayakan sel sekretorik.
c.               Lipase pankreas
Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim pencernaan yang disekresikan di seluruh sistem pencernaan yang dapat menuntaskna lemak. Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak membahayakan sel sekretorik.

Ø Biokimia
a.    Glandula salivarius
Saliva mengandung enzim yang memecahkan pati, amilase saliva (ptialin). Amilase saliva mampu menghidrolisis pati dan glikogen menjadi maltosa. Amilase saliva mudah di buat tidak aktif pada pH 4 atau kurang, sehingga pencernaan dalam mulut segera terhenti dalam suasana sam lambung.

b.   Hepar
Sumber sekresi dan rangsang untuk sekresi : kolesistokinin, hormon dari mukosa usus dan juga gastrin dan sekretin merangsang kantung empedu dan sekresi oleh hati. Enzim yang ada di hepar yaitu garam empedu dan alkali. Produknya yaitu konyugat asam lemak-garam empedu dan misel lemak netral-garam empedu yang diemulsikan halus.
1. Proses Glikolisis
ü   Proses degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi enzimatis yg menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan NADH
ü   Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagi menjadi 2 Fase, yaitu:
                  - 5 langkah pertama yang disebut fase preparatory
                  - 5 langkah terakhir yang disebut fase payoff
§  Fase I memerlukan 2 ATP
§  Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP
 Sehingga total degradasi Glukosa menjadi 2 molekul piruvat 
 menghasil 2 molekul ATP dan 2 molekul NADP

2.Proses Glukoneogenesis
Proses biosintesis Glukosa (C6) dari senyawa ber Carbon 3 (piruvat, laktat, gliserol, asam amino tertentu.
Pada organisme tingkat tinggi terjadi dalam hepar, korteks ren.
Glukosa yang dihasilkan kemudian masuk kedalam pembuluh darah untuk mensuplai jaringan-jaringan yang lain.  

c.    Pankreas
Di dalam pankreas terdapat enzim-enzim yang menbantu proses pencernaan. Tripsin yang menghasilkan polipeptida dan dipeptida. Kimotripsin daya penggumpal susunya besar. Elastase yang produknya sama dengan tripsin. Lipase yang diaktifkan garam empedu menghasilkan asam lemak, monogilgliserol, diasigliserol, dan gliserol.
1.Pankreas Sebagai Sistem Endokrin
Terdapat 4 macam sel pada pulau Langerhans, yaitu:
- Sel a yang mensekresikan glukagon
- Sel b yang mensekresikan insulin
- Sel d yang mensekresikan somatostatin
- Sel PP yang mensekresikan polipeptida pancreatic.
Pulau Langerhans merupakan sel endokrin yang tersusun secara kompak yang diatur dalam suatu klaster dan kord yang saling bersimpangan dengan jaringan kapiler darah. Kapiler-kapiler pada pulau langerhans terletak lurus dengan lapisan-lapisan sel endokrin yang bersinggungan langsung dengan pembuluh darah.
2.Pankreas Sebagai Sistem Eksokrin
Terdapat 2 jenis sel eksokrin, yaitu:
1.Sel Sentroasinar yang mengekskresikan sekretin ion bicarbonat
2.Sel Asinar  yang mengekskresikan enzim-enzim untuk proses  digesti misalnya:
      - amilase pankreatik
      - lipase pankreatik
      - tripsinogen
      - khimotripsin dll.
3. Glukagon
      Glukagon diproduksi oleh sel a langerhans.
       Hormon ini mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yaitu meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan meningkatkan proses glikogenolisis dalam hepar.
       Glukagon juga berfungsi untuk mengaktifkan enzim adenil siklase yang mengubah ATP menjadi cAMP.
       Keberadaan cAMP dapat meningkatkan aktifitas enzim fosforilase untuk mengkatalisis katabolisme glikogen menjadi glukosa-6-phosphat.
       Glukagon merupakan polipeptida dengan rantai lurus yang terdiri dari 29 asam amino dengan BM 3.482 Dalton.
4. Insulin
      Insulin pertama kali ditemukan oleh Banting dan Best (1922)
       Insulin diproduksi oleh sel ß pankreas
       Insulin berperan untuk mengendalikan proses metabolisme KH sehingga kadar glukosa darah tetap konstan.
       BM insulin 5.734 D, titik isoelektrik pada pH 5,3-5,36
       Struktur insulin adalah protein yang terdiri dari 2 rantai A dan B dengan 21-30 as. Amino yang dihubungkan dengan 2 ikatan sulfhidril.
       Kekurangan insulin akan mengakibatkan penurunan aktifitas enzim-enzim dalam proses glikolisis sehingga kadar glukosa darah meningkat.
       Insulin berperan mempengaruhi metabolisme protein dan asam nukleat, misalnya insulin mempermudah masuknya as. Amino ke dalam sel, meningkatkan sintesis protein dalam ribosom dan mempengaruhi pembentukan mRNA.

d.   Vesica fellea
Asam kolat berasal dari kolesterol dan merupakan asam empedu terbanyak dalam empedu. Asam empedu biasanya masuk dalam empedu menjadi konjugat glisis atau taurin. Asam empedu yang baru disintesis diduga terdapat dalam sel hati sebagai ester KoA. Empedu banyak mengandung natrium dan kalium dan pHnya basa diduga bahwa asam empedu dan kinjugatnya terdapat dalam bentuk garam, sehingga disebut garam empedu.
1.      Biliverdin
   Biliverdin merupakan pigmen hijau yang diproduksi karena proses perombakan heme.
    Struktur biliverdin adalah 4 cincin pirol yang saling terkait.
    Biliverdin dibentuk ketika heme dalam hemoglobin dipotong pada ikatan methinnya sehingga menghasilkan biliverdin (C33H34N4O6)  yang selanjutnya dikonversi menjadi bilirubin (C33H34N4O6) oleh enzim biliverdin reduktase di dalam makrofag pada sistem retikuloendothelial.
2.      Bilirubin
   Bilirubin berwarna hijau dan merupakan senyawa produk yang berasal dari proses katabolisme heme.
    Kadar bilirubin dalam darah  pada kondisi penyakit tertentu akan meningkat.
    Bilirubin berfungsi untuk memberi warna kuning pada faeses dan coklat pada luka memar (lebam)
    Penurunan kadar bilirubin dalam usus mengarah pada suatu produk yang disebut urobilinogen yang diekskresikan via urine
3.      Metabolisme Bilirubin
         SDM diproduksi didlm sumsum tulang & kemudian pd saatnya akan didegradasi dlm Lien shg menghasilkan heme & globin.
          Globin akan dirombak menjadi asam-amino sedangkan heme dirubah menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi di dalam sel-sel  makrofag lien.
          Selanjutnya akan mengikat albumin dan dibawa ke hepar.
          Di dalam hepar selanjutnya dikonjugasikan dengan asam glukuronik yang larut dalam air.
          Selanjutnya akan masuk ke dalam empedu dan diekskresikan dalam duodenum.
          Bilirubin yang terkonjugasi tetap dalam intestinum tenue dan dimetabolisme oleh bakteri menjadi sterkobilinogen yang kemudian teroksidasi menjadi sterkobilin.
          Sedangkan yang lain diabsorbsi dalam urine sebagai urobilinogen dan akan teroksidasi menjadi urobilin.
          Jika hepar mengalami ganguan atau terjadi anemia hemolitika (peningkatan kerusakan SDM), atau apabila terjadi penyumbatan saluran bilirubin maka bilirubin terkonjugasi akan terdeteksi pada urine yang berubah menjadi kuning kegelapan. 


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Sistema Digesti. Yogyakarta : Laboratorium Makroanatomi FKH UGM.
Ariana. 2010. Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3 Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Laboratorium Mikroanatomi Bagian Anatomi FKH UGM.
Brown, Dellman. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner Edisi 3. Jakarta : UI-Press.
Frandson, R. D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ganong, William F., 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology). Jakarta : EGC.
Getty, Robert. 1975. The Anatomy of The Domestic Animals. London : W.B. Saunders Company.
Junqueira, Luis C., 1992. Histologi Dasar (Basic Histology) Edisi 3. Jakarta : EGC.
Martin, David W., dkk. 200 . Biokimia (Harper’s Review of Biochemistry) Edisi 20. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.

No comments:

Post a Comment