Tuesday, 13 March 2012

Blok 4 UP 4

BLOK 4 UP 4
LEARNING OBJECTIVE
1.      Memahami proses pembentukan darah
2.      Mengetahui parasit-parasit darah
3.      Memahami angiologi  extremitas cranialis dan extremitas caudalis
4.      Memahami fisiologi darah
      Memahami Cara Kerja Jantung
PEMBAHASAN

1.      Proses pembentukan darah
Tempat pembentukan darah berbeda-beda sesuai dengan perkembangan usia. Pada fetus yang berumur 3 minggu darah dibentuk pada bagian yang disebut yolksac, kemudian berpindah ke hepar, lien dan sumsum tulang.
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dibuat di dalam sumsum tulang. Selain itu, limfosit juga dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa, dan limfosit dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat jantung). Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda. Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel stem.
Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.
Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah berkurang, ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoietin (hormon yang merangsang sumsum tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah). Sumsum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi dan lebih banyak trombosit sebagai respon terhadap perdarahan.

2.      Parasit-parasit darah
Protozoa darah
a.      Trypanosoma sp
Berbentuk seperti daun, memiliki 1 inti. Dekat bagian posterior memiliki kinetoplast. Memiliki flagella yang dihubungkan dengan tubuhnya oleh membran undulan.
Lokasi: plasma darah.
Stadium Trypanosoma sp.
Stadium tripomastigot
Kinetoplas/badan basal dekat posterior. Flagellum membentuk membrana undulasi ke anterior
Stadium epimastigot
Kinetoplas dan badan basal dekat dengan inti. Dari sini mulai membrana undulasi → ke depan
Stadium promastigot
Kinetoplas dan badan basal jauh ke depan dalam tubuh . Tidak ada membrana undulasi
Stadium amastigot
Membulat - Flagelum degenerasi menjadi fibril kecil/tidak ada. (Levin, 1994)

b. Babesia sp.
Lokasinya :  sel darah merah.
Vektor:  caplak sebangsa Rhipicephalus dan Ixodes.
Hospes:  sapi dan rusa.
Merozoit dalam eritrosit seperti buah pir, bundar, tidak teratur. Merozoit berukuran 2,4 x 1,5 µm. Biasa berpasangan dan membentuk seperti buah pir yang membentuk sudut pada kedua ujungnya. Bila bentuknya besar maka sudutnya kecil seperti Babesia bigemina, Babesia motasi. Sedangkan yang bentuknya kecil memiliki sudut besar seperti Babesia divergens, Babesia ovis.
Siklus hidup:
Sporozoit– tropozoit- merozoit– gamont (hospes)
Dalam caplak perkembangan – sel usus caplak betina- telur dan larva- sel kelenjar ludah - gamont- gametogenesis- fusi- zigot- ookinet- sporozoit. (Levin, 1994)

c. Haemoproteus columbae
Lokasi: sitoplasma sel darah merah burung merpati. Bentuknya seperti halter (sayap). Vektor: lalat kutu, Hippoboscidae. Stadium meron ditemukan di sel endotel pembuluh darah. Stadium gamon di sel darah merah. (Levin, 1994)

d. Plasmodium gallinaceum
Lokasi: sitoplasma sel darah merah unggas.
Vektor: nyamuk.
Siklus hidup:
Stadium infektif – Sporozoit pada vektor
Stadium eksoeritositik
Stadium eritrositik
Siklus hidup pada hospes:
Sporozoit--- hospes--- schizon pra eritosit (makrophag kulit)--- merozit keluar darim kriptozoit--- metakriptozoit--- merozoit keluar dari metakriptozoit--- eritosit (tropozoit)--- ke eritrosit (schizon eritrosit)--- ke sel endotelial (schizon eksoeritrosit)
Schizon eritosit--- perkembangan gamont
Schizon eksoeritrosit– eritrosit
Sprozoit P. gallinaceum tidak masuk ke hati tapi pada makrophag kulit. (Levin, 1994)

e. Theileria parva
Lokasi: sel darah merah juga berparasit di lymfosit berbentuk skizont.
Parasit ini umumnya berbentuk batang, dapat terlihat oval, bulat, bahkan koma seperti cincin.
Vektor: Rhipicephalus appendiculatus
Siklus hidup:
Sporozoit--- sistem limfa--- jaringan limfoid (limfonodus lokal/ limp schizon dalam sitoplasma limfosit--- membentuk makroschizon (berkembang dalam limfosit)dan mikrochizon --- Miromerozoit/ merosoit--- masuk eritrosit--- caplak larva/limfa. (Levin, 1994)



f. Leucocytozoon sp.
Lokasi: sel darah merah unggas. Dapat dijumpai stadium merozoit, trofozoit maupun gamon (gametosit). Pada L. sabrazezi sel darah merah yang terinfeksi membesar dan mengalami distorsi. Banyak ditemukan pada ayam buras.
Pada L. caulleryi gamon dapat bebas di plasma. Banyak ditemukan di ayam layer/broiler. Stadium meron dapat ditemukan di dalam hati (hepatoskizont) dan pulmo (megaloskizont)
. (Levin, 1994)

Ricketsia
Anaplasma
sp
Lokasi: di sel darah merah (marginal dan central).
Anaplasma menyerang berbagai jenis ruminansia, kuda , anjing. Parasit ini lokasinya di intraseluler dan dikelilingi oleh invaginasi vakuoler sel hospes. Kurang lebih 80-90 % organisme berada di peripheral. Anaplasma merupakan ricketsia dari genus Anaplasma yang ditularkan oleh caplak, juga oleh lalat Diptera tabanus dan Stomoxys.
Siklus Hidup: memperbanyak diri dalam eritrosit secara pembelahan ganda dengan pembentukan 8 badan- badan kecil initial bodies .
(Levin, 1994)

3.      Angyologi extremitas cranialis
Pembuluh darah yang mensuplai darah ke bagian extremitas cranialis adalah arteri subclavia, yang melanjut ke a. axillaris. (Getty, 1975)
Arteri subsclavia merupakan pensuplai darah ke cranial.
a. Arteri
Arteri axillaris bercabang menjadi 3 cabang yaitu :
1. Arteri circumflexa scapularis
2. Arteri circumflexa humeri posterior
3. Arteri thoraco dorsalis
Kemudian berlanjut dan berganti nama menjadi arteri brachialis, dan mempercabangkan menjadi 5 cabang yaitu :
1. Arteri circumflexa humeri anterior
2. Arteri brachialis profundus
3. Arteri collateral ulnaris
4. Arteri collateral radialis
5. Arteri interossea communis
Dan berkanjut ke arteri mediana yang bercabang menjadi arteri radialis dan arteri ulnaris.
b. Vena
Vena cephalica antebrachii dan vena cephalica assesorius anatebrachii bermuara di vena cephalica yang kemudian berlanjut bermuara ke vena jugularis. Antara vena cephalica dan vena mediana dianastomosekan oleh vena mediana cubiti. Vena mediana meruapakan muara dari vena radialis, vena ulnaris dan vena mediana cubiti. Vena interossea communis, vena collateral ulnaris, vena collateral radialis, vena brachialis profundus dan vena circumflexa humeri anterior bermuara ke vena brachialis. Vena thoraco dorsalis, vena circumflexa humeri posterior dan vena circumflexa scapularis bermuara ke vena axxilaris.

Angyologi Extremitas Caudal
Pembuluh darah yang mensuplai darah ke bagian extremitas caudalis adalah aorta abdominalis yang melanjut ke a. illiaca. comm. (Getty, 1975)
a. Arteri
Peredaran darah arteri di extremitas caudal disuplai oleh arteri axillaris. Arteri axillaris bercabang menjadi arteri illiaca interna dan arteri illiaca externa. Arteri illiaca externa bercabang menjadi arteri circumflexa illiaca profundus, arteri femoralis dan femoralis profundus. Femoralis profundus bercabang menjadi arteri circumflexa femoralis profundus dan TPE (trunchus putenda externa) yang mempercabangkan arteri pudenda externa dan arteri epigastrica caudalis. Kemudian arteri femoralis bercabang menjadi arteri femoralis cranial, arteri saphena, arteri genicularis suprema, arteri genicularis descendens dan arteri femoralis caudal. Setelah itu berlanjut ke arteri poplitea dan berakhir di arteri tibialis cranial dan arteri tibialis caudal.
b. Vena
Vena tibialis cranial dan vena tibialis caudal bermuara ke vena poplitea. Vena femoralis menjadi muara untuk vena femoralis cranial, vena saphena, vena genicularis suprema, vena genicularis descendens dan vena femoralis caudal. Vena femoralis, vena circumflexa illiaca profundus, vena circumflexa femoralis profundus dan TPE (trunchus pudenda externa) bermuara ke vena illiaca externa. Vena TPE merupakan muara dari vena pudenda externa dan vena epigastrica caudal. Sedangkan vena illiaca externa dan vena illiaca interna bermuara ke vena illiaca communis (Neil, 1977).
4.      Fisiologi darah
Darah tersusun atas sel darah dan plasma. Sel darah dibagi menjadi:
-          Sel darah merah (erytrosit)
-          Sel darah putih (leucosyt)
-          Platelet (trombosit)
a.       Plasma darah
Mengandung sekitar 90 % air dan zat terlarut di dalamnya. Zat terlarut tersebut mencakup:
-          Protein plasma
-          Sari makanan
-          Bahan hasil metabolisme
-          Berbagai ion (Kimber; E.Gray, 1949)
b.      Sel darah
1)      Erytrosit
Dihasilkan di sumsum tulang. Pada mamalia erytrosit muda berinti kemudian setelah masak intinya menghilang. Umur rata-rata 120 hari. Jika sudah tua akan kehilangan bentuk dan lama kelamaan mati. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Hb merupakan konjugasi protein yang mengandung protein dan non protein. Zat protein dinamakan globin sedangkan zat non protein dinamakan hematin dan di dalamnya terkandung zat besi. Fungsi dari erytrosit adalah membawa oksigen ke jaringan dan mengambil karbondioksida untuk dibuang. Selain itu juga mengatur keseimbangan pH. (Kimber; E.Gray, 1949)
2)      Leucosyt
Bentuknya lebih besar daripada sel darah merah. Sel ini mempunyai inti. Sesuai dengan fungsinya sebagai sistem ketahanan tubuh, dia dapat bergerak bebas di aliran darah. Leucosyt dibagi menjadi 2, yang granular dan agranular. Granular dibagi menjadi:
-          Neutrofil memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.
-          Eosinofil memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. (Kimber; E.Gray, 1949)
-          Basofil melepaskan zat untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya.
Agranular dibagi menjadi:
-          Limfosit
-          Monosit
Fungsi dari sel darah putih adalah selain untuk fagositosis bakteri pathogen juga berperan dalam perbaikan dan regenerasi jaringan, proses pembekuan darah. (Kimber; E.Gray, 1949)
3)      Trombosit
Dikenal sebagai keping darah. Pada fetus dibentuk di hati, spleen, dan tulang. Umur trombosit sangat pendek, yaitu 8-11 hari dalam sirkulasi darah. Peran nya adalah mencegah pendarahan jika terjadi luka. Trombosit ini mengandung banyak factor koagulan, seperti proteins, kalsium, serotonin, ADP, ATP. (O’Reece, 2004) 

Cara Kerja Jantung
Sistm sirkulasi memiliki 3 komponen:
  1. Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh
  2. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung
  3. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa oksigen dan nutrisi
Darah berjalan melalui sistim sirkulasi ke dan dari jantung melalui 2 lengkung vaskuler (pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi paru terdiri atas lengkung tertutup pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik terdiri atas pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan sistim organ.
Walaupun secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat ruang, bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik bagian atas disebut dengan atrium yang menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik bawah, yaitu ventrikel yang berfungsi memompa darah dari jantung.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan disebut dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu suatu partisi otot kontinu yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung janan menerima dan memompa darah beroksigen rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi.
Perjalanan Darah dalam Sistim Sirkulasi
Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.
Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.
Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi.  Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.
Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV) terletak di antara atrim dan ventrikel kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup sedangkan katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri atas dua daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium ketika pengosongan ventrikel atau ventrikel sedang memompa.
Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis terletak pada sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan-separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.

Walaupun tidak terdapat katup antara atrium dan vena namun hal ini tidak menjadi masalah. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu karena tekanan atrium biasanya tidak jauh lebih besar dari tekanan vena serta tempat vena kava memasuki atrium biasanya tertekan selama atrium berkontraksi.
Proses Mekanis Siklus Jantung
Jantung secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan berelaksasi untuk mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung.
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran-membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena jantung memiliki mekanisme aliran listrik yang dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan berelaksasi.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Gangguan terhadap kadar elektrolit tersebut di dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran listrik jantung.
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan alat khusus. Rekaman aliran listrik jantung disebut dengan elektrokardiogram atau EKG. EKG adalah rekaman mengenai aktivitas listrik di cairan tubuh yang dirangsang oleh aliran listrik jantung yang mencapai permukaan tubuh. Jadi EKG bukanlah rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan irama jantung, serta kerusakan otot jantung. Hal ini disebabkan karena aktivitas listrik akan memicu aktivitas mekanis sehingga kelainan pola listrik biasanya akan disertai dengan kelainan mekanis atau otot jantung sendiri (Sherwood L, 2001)
 
DAFTAR PUSTAKA
Getty. 1975. The Anatomy of  the Domestic Animals vol 1. W.B. Saunders Company: Philadelphiia
Kimber, Diana. C; E.Gray, Carolyn. 1949. Textbook of Anatomy & Physiology
Levine, D Norman. 1994. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Neil May., 1997. The Anatomy of the Sheep. Third. ed. University of Queensland Press.
O’ Reece, William. Dukes’ Physiology of Domestic Animals. Comstock Publishing Associates, Cornell University Press: Ithaca
Rohayati, Eryl Sri. 2012. Kuliah Pengantar Parasitologi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Sherwood L. fisiologi manusia : dari sel ke sistem. EGC. Jakarta. 2001

No comments:

Post a Comment