Wednesday 21 March 2012

Blok 4 UP 5


Download Materi ini Disini
Learning Objective
1.      Bagaimana Struktur Makroanatomi dan Mikroanatomi Sistema Limfatika?
2.      Bagaimana Mekanisme aliran Sistema Limfatika?
3.      Apa saja macam dan fungsi dari nodus limfatikus?

Pembahasan

1.      Anatomi Sistema Limfatika
a.       Makroanatomi
1.      Kapiler Limfatik
Merupakan saluran halus yang saling bersambungan dan membentuk struktur seperti jaring. Terletak di bawah kulit,sejalan dengan kapiler darah.
2.      Saluran limfe (Lymphatic vessel)
Tempat bermuaranya kapiler-kapiler limfa. Terletak di tubuh bagian dalam.
3.      Nodus Limfatikus
Adalah struktur nodular yang berada di pembuluh limfa. Bentuknya seperti kacang yang berdiameter 2-35mm. Warnanya kelabu. Dikelilingi oleh jaringan ikat sebagai kapsula. Mengandung leukosit sebagai “fagositosit”. Sebagai tempat bermuaranya cairan limfe sebelum kembali ke peredaran darah (Getty, 1975)
4.      Tonsil
Agregasi dari jaringan limfatik di mulut (pangkal lidah, palatum mole, dan regio paringeal). Mempunyai Vasa Limfa. Alat ini merupakan kompenen sistem pertahanan tubuh.
5.      Thymus
 Thymus adalah  salah satu organ yang berkembang baik pada saat masa akhir prenatal dan masa awal postnatal. Jika pada induvidu yang sudah dewasa akan digantikan oleh infiltrasi lemak dan degenerasi amiloid. Tetapi yang perlu diingat thymus tidak menghilang secara total. Jika diteliti maka pada jaringan ikat di sekitar lokasi thymus akan ditemukan agregat kecil jaringan thymus aktif.
Thymus adalah Alat yang terletak cranial terhadap strenum dalam rongga dada berbeda dengan nodus lymphaticus karena tidak memiliki pembuluh limfa yang masuk maupun ke luar.Pada kehidupan fetus dan selama 2 tahun pertama kehidupan postnatal, thymus berukuran terbesar. Sejak usia 2 tahun sampai pubertas alat makin mengecil. Sesudah pubertas alat mengalami involutio.
Ø  Capsula : jaringan ikat fibrus, membungkus thymus dan membagi thymus menjadi 2 lobi. Tiap pobus tersusun oleh :
·         Cortex : daerah tepi, dihuni oleh : Lymphocytu berpadatan, dinamakan thymocytus, 2 jenis : Thymocytus magnus : besar, di tepi dan Thymocytus parvus : kecil, di pusat
Cortex merupakan tempat produksi lymphocytus. Macrophagocytus yang makan sel-sel yang mati.
·         Medulla : Daerah pusat. Sel-sel sama besar, lebih berjauhan. Banyak lymhoblastus dan reticulocytus tampak di sini. Seringkali terlihat bangunan kebulat-bulatan, tersusun oleh sel-sel epitel yang letaknya konsentris, dinamakan corpusculum thymicum : bagian pusat sering mengapur atau mengalami degenerasi.
Fungsi Thymus :
Ø  menghasilkan getah thymosin untuk menjaga agar fungsi alat limfatik lain berjalan lancar.
Ø  Menghasilkan thymocytus.
Ø  Merupakan komponen sistem pertahanan tubuh.
INVOLUTIO :
Proses ini mulai dengan penipisan populasi lymphocytus di cortex. Sel epitel mulai tertekan dan diganti oleh sel lemak, terutama di daerah septum interlobulare. Nedulla mengalami atrofi setelah pubertas. Akhirnya corpusculum thymicum ikut diganti.
HYSTOGENESIS : Thymus berasal dari saccus pharyngelais III dan IV.

6.      Lien (Limpa)
Terletak di region hypogastrica sinister. Lien ini mnyaring darah, menghilangkan zat besi dari hemoglobin, menghasilkan lymphocyte dan antibodi serta menyimpan dan melepaskan darah dengan konsentrasi corpusculi yang tinggi. Lien memiliki kerangkan reticularis yang berada di jaringan kolagen dan dilekatkan ke lipatan peritoneum. Terdiri dari folikel limfatik (pulpa putih) dan sinus venosus (pulpa merah). Arteri berkaitan dengan pulpa putih sedangkan vena berkaitan  dengan pulpa merah (Kardong. 2002).
7.      Sumsum Tulang Belakang
·         Merupakan Salah satu organ terbesar, mendekati ukuran dan berat hepar.
·         Sumsum tulang seluler yang aktif disebut sumsum merah, dan yang tidak aktif disebut sumsum kuning.
·         Terdapat HSC (Hematopietic Stem Cell / Sel induk hematopetik) sel yang mampu membentuk semua jenis sel darah. Termasuk organ primer karena HSC selanjutnya berdeferensiasi yang salah satunya menjadi prekursor limfosit, salah satu komposisi cairan limfe dan sangat penting bagi imunitas (Ganong, 2008).
8.      Bursa Fabrisius
·         Merupakan kantung buntu yang tumbuh dari diverticulum, struktur limfosit di dekat kloaka aves.
·         Tempat pematangan limfosit B yang berperan pada imunitas humoral (Ganong, 2008)
9.      Limfocenter
Limfocenter adalah sekelompok nodus limfatikus yang terdapat pada regio dalam tubuh dan menerima vasa aferen dari regio yang ± sama dengan spesies lain. Pada mamalia terdapat 7 limfocenter, yaitu:
a.       Cranium:
Mandibularis, Parotis, Retropharyngealis
b.       Cervic:
Cervicales superficialis, Cervicales profundus
c.        Cavum Thorax:
Thoracalis dorsalis, Thoracalis ventralis, Mediastinalis, Bronchialis
d.       Visceral Abdomen:
Celiaca, Mesenterica cranialis, Mesenterica caudal
e.       Abdomen dan Pelvis:
LumbaliS, Iliosacral, Inguinalis femoralis, Ischiatica
f.         Extremitas cranial:
Axillaris, Suprascapularis
g.       Extremitas caudal:
Iliofemoralis, Poplitea

b.      Mikranatomi
1.      Limfa (Lien)
Kapsula dan trabekula kaya serabut otot polos dan serabut elastis. Kapsula tebal pada kuda dan sapi, Tipis pada karnivora. Pulpa putih yaitu jaringan limfatik padat (kaya sel limfosit kecil).Berhubungan erat dengan cabang-cabang arteri trabekuler yang terletak di sentral atau parasentral. Pulpa merah kaya akan sel darah. Terdapat sinusoid dan tali-tali limfe (korda splenika). Korda splenika tersusun dari granulosit, progenitor granulosit, sel fagosit dan sel retikuler.
a.       Limpa Babi
Merupakan contoh limfa tipe Pertengahan /Intermedier. Pulpa merah dan pulpa putih seimbang. Kapsula dan trabekula seimbang.
b.      Limpa Kelinci
Merupakan contoh limfa tipe Pertahanan /Defensif. Pulpa putih lebih banyak dari pulpa merah. Kapsula relativ tipis.trabekula dan otot polos sedikit.
c.       Limpa Anjing
Merupakan contoh limfa tipe Penyimpan. Pulpa merah lebih banyak dari pulpa putih. Ukurannya relatif besar. Kapsula dan trabekula tebal, kaya otot polos dan serabut elastis.
d.      Limpa Ayam
Dibungkus kapsula muskuler yang tebal, tidak mempunyai trabekula. Batas pulpa merah dan pulpa putih tidak jelas. Pulpa putih tersebar merata,tersusun dari limfosit kecil. Pulpa merah tersusun dari sinus venosus dan tali-tali sel (sel retikuler,makrofag,limfosit,dan erotrosit).
2.      Nodus Limfatikus
Terbungkus kapsula jaringan kolagen padat dengan serabut otot dan serabut elastis. Korteks terletak di perifer terisi  nodulus limfatikus yang dikelilingi jaringan limfatik difus. Selanjutnya melanjut ke medula dan membentuk tali-tali medula (Korda Medula) yang berisi  limfosit, makrofag, sel plasma dan leukosit lain.
a.       Nodus Limfatikus Babi
Tampak terbalik. Nodulus limfatikus di medula dan tali-tali medula di korteks.
b.      Nodulus limfatikus Anjing
Pembagian korteks dan medula jelas.Nodulus limfatikus di korteks dan tali-tali medula di medula.
c.       Nodulus limfatikus Domba
Struktur umum sama,tampak lebih merah.
3.      Bursa Fabricius
Merupakan kantung buntu,terbuka,terletak di dinding proktodeum kloaka bagian dorsal.
a.       Epitelium permukaan : pseudokolumner kompleks
b.      Apeks folikel : kolumner simpleks
c.       Tunika mukosa membentuk lipatan-lipatan membentuk plika sarat ”folikel organ limfatik” yang terletak di lamina propria mukosae
d.       Folikel terbagi korteks/korona (berisi limfosit kecil) dan medulla/sentrum germinale (berisi limfosit besar).
e.        Perifer medulla, lapisan sel-sel epitelium belum terdiferensiasi dan dipisahkan dari korteks oleh lapisan kapiler.
f.       Lamina muskularis mukosae, tunika submukosa, tunika muskularis, tunika serosa merupakan lapisan tipis yang terletak di bawah folikel organ limfatik.

2.      Mekanisme aliran Sistema Limfatika
Pada golongan pisces dan amfibi, jaringan limfatik dinamakan lymph “hearts”. Ini terdapat di sepanjang aliran vena. Bukan jantung yang sebenarnya karena tidak terdapat otot jantung, tetapi otot di dindingnya mengembangkan denyut yang sangat pelan, yang mana ini digunakan untuk mengalirkan cairan limfe. Selain itu nervus spinal juga ikut membantu dalam menghasilkan denyut tersebut.. Di pisces lymph hearts ini ditemukan di bagian ekor dan berakhir di vena caudal. Begitu yang terjadi di beberapa amfibi, reptile dan embryonic pada unggas. Mekanisme mengalirnya cairan limfe di dalam saluran limfatik juga terjadi karena adanya inhalasi dan exhalasi. saat adanya tekanan di cavum thorax karena bergesekan dengan musculi di dekatnya. Tekanan yang diperlukan untuk dapat bergeraknya cairan limfe berasal dari tindakan organ-organ di sekitarnya., selain itu katup (valvula) satu arah, juga memastikan bahwa cairan limfe yang terdaoat di dalam pembuluh limfatik dapat kembali lagi ke sirkulasi darah. (Kardong, 2002)

Proses Pengairan cairan limfe dari jaringan ke vena
Lhimpocapillari           vasa limphatica (afferent)           nodul limphaticus           vasa
limphatica (efferent)           cisterna chili             ductus thoracicus
Cairan intristisiil masuk ke dalam pembuluh limfa dengan memanfaatkan gradient tekanan jaringan di luar pembuluh tersebut yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan di dalam pembuluh limfe. Aliran kelenjar getah dalam pembuluh limfatik sangat lambat. Memaksa keluar cairan dari kapiler darah menyiapkan beberapa tekanan dalam cairan jaringan. Gradien tekanan ini menyebabkan kelenjar getah mengalir di pembuluh limfatik. (Kardong, 2002)
Sistem limfatik mencangkup baik jaringan dalam tubuh serta pembuluh limfa yang berkaitan dengan jaringan limfoid. Sistem ini berperan sebagai system yang mengalirkan cairan jaringan yang kemudian akan meningkatkan sirkulasi vena dan karenanya membantu mengontrol cairan interstitial. Sistem ini juga membantu antibody dan bertindak selaku mekanisme pertahanan melawan – zat – zat yang bersifat racun dengan cara menyaring keluar cairan jaringan dan memakannya, oleh karena itu berarti mengontrol kemungkinan – kemungkinan timbulnya infeksi.
Semua jaringan tubuh kecuali beberapa memiliki saluran limfe yang mengalirkan cairan berlebihan langsung dari ruang interstisial. Pengecualiannya meliputi bagian superficial kulit, system saraf pusat, bagian dalam saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.
Limfe merupakan cairan interstisial yang mengalir ke dalam pembuluh limfe. Faktor yang meningkatkan tekanan cairan interstisial normalnya akan juga meningkatkan aliran limf
e, faktor tersebut meliputi :
·         Peningkatan tekanan kapiler
·         Penurunan tekanan osmotik koloid plasma
·         Peningkatan protein cairan interstisial
·         Peningkatan permeabilitas kapiler
Di samping pemompaan yang disebabkan oleh kontraksi intrinsic dari dinding pembuluh limfe, factor luar yang juga menyebabkan pemompaan adalah :
·         Kontraksi otot-otot di sekitar tubuh
·         Pergerakan bagian-bagian tubuh
·         Pulsasi arteri
·         Penekanan jaringan oleh benda-benda di luar tubuh (Guyton, 1997).


3.      Nodus Limfatika
Dikenal dua jenis yaitu : memiliki capsula, susunannya sebagai berikut:
a.       Capsula merupakan selubung terdiri atas jaringan ikat fibrus padat mengandung banyak berkas kolagen dan elastis. Di sini ada 2 macam pembuluh limfa.
-          Vas lymphaticum afferens : memasuki nodus di bagian konvesk.
-          Vas lymphaticum efferens : meninggalkan nodus pada bagian konkaf. Di bagian ini yang disebut hilum masuk dan keluarlah juga pembuluh darah dan saraf. Dinding pembuluh limfa dilengkapi otot polos.
-          Trabecula dipercabangkan oleh capsula, masuk ke dalam modus, mengandung banyak berkas kolagen dan membagi nodus secara tuntas.
b.      Cortex : bagian luar nodus, terpisah dari capsula oleh rongga bernama sinus subcapsularis. Cortex tersusun oleh:
-          Nodulus lymphaticus : bundar sebagai kumpulan padat lymphocyti. Pada nodulus bagian pusat letak sel kurang berpadatan. Pusat ini disebut centrum germinale ; disini lymphocytus B mengalami diferensiasi menjadi plasmocytus. Daerah tepi nodulus dengan lymphocity yang berpadatan dinamakan corona.
-          Medulla merupakan pusat nodus lymphaticus, terpulas lebih pucat, terdiri atas:
·         Chorda medullaris, tersusun oleh : Jaringan lymphoid, Plasmocytus, macrophagocytus
·         Sinus medullaris sebagai rongga
-          Stroma : beberapa jaringan ikat retikuler, terdiri atas 2 komponen :
·         Komponen sel :
·         Substantia intercellularis : mengandung berkas kolagen dan retikuler.
-          Sinus Lymphaticus : rongga berbentuk kurang teratur. Susunan dinding dua macam sel:
·         Reticulocytus
·         Macropagocytus stabilis
-          Serabut retikuler
Rongga ini menampung cairan limfa dari vas lymphaticus afferens di bawah capsula sebagai sinus subcapsularis. Dari sini limfa ditampung oleh sinus medullaris di medulla dan akhirnya dikumpulkan oleh vas lymphaticum efferens meninggalkan nodus di hilum.
TEMPAT : tersebar sepanjang vasa lymphatica, di daerah ketiak, lipat paha, leher, dada dan perut, sepanjang pembuluh darah.
Tanpa capsula : di dalam dinding usus nodus lymphaticus ini bergerombol-gerombol membentuk lempeng Peyer.
FUNGSI nodus lymphaticus :
·         Tempat penyaringan benda asing seperti partikel, bakteri, virus
·         Tempat penambahan lymphocytus melalui cortex
·         Tempat pemasukan lymphocytus B
·         Sebagai komponen sistem pertahanan tubuh yang dilakukan secara :
·         Seluler oleh lymphocytus T
·         Humoral oleh lymphocytus B
HISTOGENESISI : Nodus lymphaticus berasal dari saccus lymphaticus embryonalis. Nodus lymphaticus babi : memiliki sedikit perbedaan, dimana arah atau letak vas lymphaticum afferens dan vas lymphaticum efferensnya terbalik. Sedangkan nodulus lymphaticus terletak disebelah perifer.


DAFTAR PUSTAKA
Dellman, H. Dieter dan Esther M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Frandson, R. D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ganong, W. F., 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Getty, Robert. 1975. Sisson and Grossman’s The Anatomy of The Domestic Animals. Philadelphia W.B. Saunders
Guyton, A. C. dan J. E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kardong, Kenneth V. 2002. Vertebrates Comparative Anatomy Function Evolution 3rd edition. Washington State University: USA.

No comments:

Post a Comment