LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana anatomi SSPe?
2. Sebutkan dan Jelaskan fungsi dari SSPe?
3. Bagaimana Mekanisme Penghantaran Impuls?
4. Apa yang dimaksud Nuerotransmiter? (Sebut dan jelaskan macam-macamnya)
5. Apa yang dimaksud refleks beserta contoh dan fungsinya?
Pembahasan
Makroanatomi
Dibagi atas saraf cranial dan saraf spinal. Saraf cranial meliputi 12 pasang yang keluar dari otak.
I. Nervus olfactorius : sifat sensori , menginervasi organ pembau dan berhubungan dengan bagian anterior bulbus olfaktorius
II. Nervus opticus : sifat sensori, menginervasi sel-sel penglihatan. Nervus opticus membawa impuls yang berasal dari sel-sel retina (aferent).
III. Nervus oculomotorius : sifat motorik, menginervasi otot penggerak mata.
IV. Nervus trochlear : sifat motorik, menginervasi bagian otot-otot mata
V. Nervus trigeminus : sifat mixed, menginervasi bagian mulut dan wajah.
VI. Nervus abducen : sifat motorik, bersama dengan nervus trigeminus menginervasi otot-otot mata
VII. Nervus facialis : sifat mixed, menginervasi otot-otot muka.
VIII. Nervus octavus : sifat sensori, terdapat 2 cabang, cochlear yang berfungsi sebagai pendengar dan vestibular menginervasi canalis semicircularis berfungsi untuk membawa sensasi posisi keseimbangan
IX. Nervus glossopharyngeus : sifat mixed, menginervasi daerah lidah dan pharynx
X. Nervus vagus : sifat mixed, sebagian menginervasi organ dalam.
XI. Nervus accesorius : sifat motorik, menginervasi daerah tengkuk.
XII. Nervus hypoglossus : sifat motorik, menginervasi daerah lidah (Getty, 1975)
SARAF SPINALIS
Saraf spinalis berjumlah 31 pasang saraf gabungan khususnya pada manusia. Berdasarkan asalnya, saraf spinalis dibedakan atas 8 pasang saraf leher (cervical), 12 pasang saraf punggung (thoracal), 5 pasang saraf pinggang (lumbar) , 5 pasang saraf pinggul (sacral) dan satu pasang saraf ekor (coccygeal). Tetapi pada hewan jumlah saraf spinal ini bervariasi tergantung spesiesnya. Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut;
a. Pleksus Cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu dan diaphragma.
b. Pleksus Brachialis mempengaruhi otot kaki depan (pada hewan berkaki empat). Berikut saraf yang berasal dari pleksus Brachialis:
Kuda : saraf : 3 cervical terakhir dan 2 thoracical pertama
Sapi : saraf : 3 cervical terakhir dan 1 thoracical pertama
Domba : saraf : 3 cervical terakhir dan 1 thoracical pertama
Babi : saraf : 3 cervical terakhir dan 1 thoracical pertama
Anjing : saraf : 3 cervical terkhir dan 1 thoracical pertama
Kuda : saraf : 3 cervical terakhir dan 2 thoracical pertama
Sapi : saraf : 3 cervical terakhir dan 1 thoracical pertama
Domba : saraf : 3 cervical terakhir dan 1 thoracical pertama
Babi : saraf : 3 cervical terakhir dan 1 thoracical pertama
Anjing : saraf : 3 cervical terkhir dan 1 thoracical pertama
c. Pleksus Lumbosakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki. Merupakan anastomose cabang ventral n. spinalis lumbar ke 3 terakhir (L4, L5, L6) dan sacral kedua pertama (S1, S2 ).
Letak munculnya pleksus lumbosakral pada berbagai jenis ternak, sebagai berikut:
Kuda : saraf : 3 lumbar terakhir dan 2 sakral pertama
Sapi : saraf : 3 lumbar terakhir dan 2 sakral pertama
Domba : saraf : 3 lumbar terakhir dan 2 sakral pertama
Babi : saraf : 3 lumbar terakhir dan 1 sakral pertama
Anjing : saraf : 3 lumbar terakhir dan 3 sakral pertama (Frandson,1992).
Letak munculnya pleksus lumbosakral pada berbagai jenis ternak, sebagai berikut:
Kuda : saraf : 3 lumbar terakhir dan 2 sakral pertama
Sapi : saraf : 3 lumbar terakhir dan 2 sakral pertama
Domba : saraf : 3 lumbar terakhir dan 2 sakral pertama
Babi : saraf : 3 lumbar terakhir dan 1 sakral pertama
Anjing : saraf : 3 lumbar terakhir dan 3 sakral pertama (Frandson,1992).
Mikroanatomi
Terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal termasuk semua percabangannya dan ganglion saraf tersebut. Saraf cranial berasal dari otak dan keluar dari rongga otak. Saraf spinal keluar dari medula spinalis dan keluar dari saluran vertebrata.Tali saraf terdiri dari ribuan akson masing-masing dibalut oleh neurolemosit dan seluruhnya ditunjang oleh jaringan ikat. Neuron aferen memiliki tipe unipolar pada ganglion craniospinal. Daerah dendrit suatu neuron aferen terdiri dari reseptor atau kontaks sinaps pada lamina epitealis. Neuron eferen berasal dari neuron tipe multipolar yang terdapat di susunan saraf pusat atau ganglion otonom.
Sebuah tali saraf (nerves) terdiri satu atau beberapa fasikulus. Lapisan pembungkus serabut saraf dari profundal ke perifer yaitu:
a. Endoneurium berupa lapisan kolagen longgar yang membungkus akson.
b. Perineurium berupa lapisan kolagen agak padat yang membungkus bendel-bendel akson
c. Epineurium berupa lapisan kolagen padat. Di dalamnya tertanam serabut-serabut saraf yang sudah dalam bentuk fasikulus-fasikulus.
Ganglion
Ganglion merupakan kumpulan dari badan sel saraf datam jalinan serabut saraf. Ganglion spinal pada radiks dorsalis dan ganglion cranial dikenal sebagai ganglion sensori, karena banyak mengandung badan sel saraf tipeunipolar dari neuron aferen (badan sel saraf tetap bipolar pada ganglion saraf vestibulokoklearis).Badan sel saraf tipe unipolar menyebar di sekitar serabut saraf,yang melalui bagian tengah ganglion. Tiap neuron unipolar memberikan sebuah akson yang mula-mula berliku-liku, sebelum pecah menjadidua, yaitu cabang sentral dan cabang perifer; cabang perifer lazimnya lebih tebal dari cabang sentral. Neuron yang tergolong besar memberikan akson dengan selubung mielin, dan percabangan tiap akson terjadi di daerah nodus. Tiap badan sel neuron dikitari oleh sel satelit. Ganglion otow)m merupakan kumpulan dari badan sel saraf ncuron multipolar dalam fasikulus saraf. Dalam alat jcroan tcrdapat ganglion otonom tcrminal yang mengandung bebcrapa badan scl saraf. Pada ganglion otonom, tclodendron dari sinaps ncuron pnrllangliottik yiurg kolincrgik pacla dacrah dcndrit dari neuron pascaganglionik. Neuron pascaganglionik dibagi sebagai kolinergik, bila mampu mennsintesis serta melepas asetilkolin, dan bersifat adrenergik, bila neurotransmitemya adalah noradrenalin (norepinefrin). Neuron adrenergik dapat dikenali dengan adanya inti pekat gelembung sinaps (dense core synoptic vesicles). Beberapa ganglion otonom mengandung sedikit SIF (small intensely flwrescent) yang mengandung banyak gelembung inti pekat yang besar dan melepas dopamin. Fungsinya belum jelas benar (Dellman; Brown, 1989).
Terdapat 2 macam yaitu ganglia sensorik (disebut juga ganglia craniospinal) dan ganglia motorik (disebut juga ganglia otonomik)
- Ganglia kraniospinal meliputi ganglia nervus kranialis dan ganglia radiks dorsalis nervus spinalis
- Ganglia otonomik meliputi ganglia simpatetik dan ganglia parasimpatetik
Ganglion sipatetik memiliki bentuk sel yang besar, tipe bi pola atau pseudounipolar, inti sel terletak ditengah, memiliki sel amfisit 4-6 buah, sedangkan untuk ganglion paimpatetik bentuk sel kecil, tipe multipolar, inti di tepi, dan sel amfisit 1-2 buah.
Nervus adalah agregasi (kelompok) akson yang menghubungkan otak dan medula spinalis dengan zona dendritik perifer atau telodendria axon.
Berdasarkan fungsi:
- Nervus somatic: dari dan menuju jaringan somatik (otot skelet, kulit dan derivatnya)
- Nervus visceral: dari dan menuju organ visceral
Berdasarkan anatomi:
- Nervus spinalis: dari dan menuju medula spinalis
- Nervus cranialis: dari dan menuju otak
Nervus spinales, dibentuk oleh radiks dorsalis dan ventralis memuat serabut-serabut aferen (sensorik) dan eferen (motorik).
Nervus kraniales. Terorganisasi dengan pola yang berbeda. Radiks dorsalis dan ventralis tidak nyata. Nervus tersusun dari trunkus yang hanya sensorik (I, II, VIII), hanya motorik (III, IV, VI, XII) atau campuran (V, VII, IX, X, dan XI). Yang campuran sama dengan nervi spinals (Esti, 2010).
2. Fungsi Sistem Saraf Perifer (SSPe)
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis. Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonomik.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar ( Somatik )
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut :
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi
bagian leher, bahu, dan diafragma.
b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Lumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik
|
Simpatik
|
· mengecilkan pupil
· menstimulasi aliran ludah
· memperlambat denyut jantung
· membesarkan bronkus
· menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
· mengerutkan kantung kemih
|
· memperbesar pupil
· menghambat aliran ludah
· mempercepat denyut jantung
· mengecilkan bronkus
· menghambat sekresi kelenjar pencernaan
· menghambat kontraksi kandung kemih
|
3. Mekanisme Penghantaran Impuls
Mekanisme reflex
Refleks adalah suatu gerakan yang tidak sengaja dilakukan yang merupakan respon dari system saraf terhadap stimulus.
Gerak reflex terdiri dari 5 komponen. Jika satu saja dari 5 komponen ini tak terpenuhi, maka respon refleks terhadap stimulus akan diubah. Komponen ini adalah:
Gerak reflex terdiri dari 5 komponen. Jika satu saja dari 5 komponen ini tak terpenuhi, maka respon refleks terhadap stimulus akan diubah. Komponen ini adalah:
a. Semua gerak reflex dimulai dari reseptor
· Fungsi utamanya adalah mentransduksikan energi lingkungan dan mengubahnya menjadi aksi potensial pada saraf sensori
· Sebagai contoh adalah reseptor dari retina mentransduksikan cahaya, pada kulit akam mentransduksikan panas, dingin, tekanan, dan stimulus cutaneous lainnya
· Pada transduksi akan dihasilkan aksi potensial disepanjang saraf sensori pada frekuensi yang proporsional dengan inensitas dari energi yang ditransduksikan
· Keproporsionalan antara intensitas yang mana reseptor distimulasikan dan frekuensi dari aksi potensial saraf sensori yang dihasilkan disebut sebagai frecuency coding
b. Komponen reflex yang selanjutnya adalah saraf sensory (saraf aferen)
· Saraf ini membawa aksi potensial dari raseptor ke CNS
· Saraf ini memasuki spinal cord dari akar dorsal
c. Komponen ketiga adalah sinapsis pada CNS
· Pada gerak reflex, biasanya ada lebih dari satu sinapsis. Walaupun begitu, ada sedikit monosinapsis seperti yang datang dari gelendongan otot
d. Komponen keempat adalah saraf motorik (saraf eferen)
· Saraf ini membawa aksi potensial darai CNS ke target (efektor) organ
· Saraf motorik meninggalkan spinal cord melewati akar ventral
e. Komponen kelima adalah organ target (effektor)
· Di sini terjadi respon atas suatu stimulus
· Biasanya organ yang memberikan gerak reflex adalah otot atau iris mata
4. Neurotransmiter
Substansi kimia yang berfungsi untuk menyampaikan, mengamplifikasi dan memodulasi signal/message antar neuron, atau antara neuron dengan sel yang lain.
Neurotransmitter
1) Disintesis pada neuron presynaps
2) Berlokasi di dalam vesikel pada neuron presynaps
3) Dilepaskan dari neuron presynaps pada kondisi fisiologis
4) Di removed dengan cepat dari sinaps melalui mekanisme uptake atau didegradasi
5) Terdapat reseptor spesifik pada neuron post-synaps.
6) Binding pada reseptor menimbulkkan respon biologis
Diklasifikasikan berdasarkan struktur kimia & fungsi
Struktur kimia : ACh, Biogenic amines, Peptides
Fungsi: Eksitatori atau inhibitori
Direct atau Ionotropik (membuka ion channels) atau Indirect/metabotropic (mengaktifkan protein G) yang menyebabkan perubahan metabolisme di dalam sel.
Eksisatorik :Acetylcholine (Ach), Aspartat, Dopamin, Histamin, Norepinephrin, Epinephrin, Glutamat, Serotonin.
Inhibitorik : GABA, Glisin.
Jenis-jenis neurotransmitter berdasarkan materi penyusunya
a. Neurotransmiter molekul kecil : Ach, Ephinephrine, Dopamin, Serotonin
b. Histamin: GABA, Aspartat, Glutamat
c. Neurotransmiter Ion tunggal : Ion Zn
d. Peptida neuroaktif: Vasopresin, Neurotensin, Stomatostatin, Hormon LH, Insulin
e. Neurotransmiter gas: gas CO dan NO
Proses Kimiawi Neurotransmitter
1) Sintesis Neurotransmitter di neuron pre-sinaps
2) Penyimpanan neurotransmitter dan/atau prekursornya pada ujung syaraf presinap
3) Pelepasan neurotransmitter pada sinaps
4) Pengikatan dan Pengenalan neurotransmitter oleh reseptor target
5) Proses terminasi aksi transmitter yang dilepaskan
1. Acetylcholine merupakan neurotransmiter pertama yang diidentifikasi. Acetylcholine adalah ester asam asetat dan choline dengan rumus kimia CH3COOCH2CH2N+(CH3)3. Nama sistematik dari Ach adalah: 2-acetoxy-N,N,N-trimethylethanaminium. Berfungsi sebagai neuromedulator baik PNS/CNS. Pada PNS, ACh mengaktifasi otot dan merupakan neurotransmitter utama pada sistem saraf otonom, sedangkan pada CNS, ACh dan neuron yang terkait membentuk sistem kolinergik yang menyebabkan aksi eksitasi.
2. Struktur dopamin (C8H11NO2)
Dopamin merupakan hormon dan neurotransmitter pada berbagai jenis hewan. Secara struktural Dopamin merupakan : 4-(2-aminoethyl) benzene-1,2-diol. Berfungsi untuk menghambat pelepasan Prolaktin. Beraksi pada sistem saraf simpatis, untuk meningkatkan detak jantung dan tekanan darah berperan juga dalam penentuan tingkah laku, kognisi, aktivitas motorik, motivasi, tidur, mood, perhatian.
3. Struktur Serotonin (C10H12N2O)
· Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitter monoamino yang disintesiskan dalam neuron neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan. Serotonin disintesa pada tractus gastrointestinal (90%) dan disimpan pada trombosit. Berperan penting pada thermoregulasi, suasana hati, tidur, muntah, seksualitas, nafsu makan. Kekurangan serotonin menyebabkan beberapa gangguan depresi, gelisah, cemas, migrain, irritable bowel syndrome, tinnitus, fibromyalgian, gangguan bipolar.
5. Refleks
Macam-macam gerak reflek, yaitu:
a. Reflex segmental
· Adalah refleks yang hanya melewati sebagian kecil dari CNS
· Contohnya adalah reflex peregangan otot dan reflex cahaya pada pupil karena hanya menggunakan segmen kecil dari spinal cord atau brain stem
b. Reflex intersegmental
· Reflex ini menggunakan multiple segmen dari CNS
· Contohnya adalah respons propriosepsi karena aksi potensial saraf sensori jauh memasuki spinal cord dan belum akan berjalan kembali ke cerebral cortex sebelum responsi motorik dihasilkan. Respon Motorik kembali melalui rute intersegmental yang sama. (Cunningham, 2002)
DAFTAR PUSTAKA
Cuningham, J., G. 2002. Text book of Veterinary Fisiology. W.B. Saunders: Philadelphia
Dellmann, H., Dieter; Brown, Esther., M. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner. UI Press: Jakarta
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Getty, Robert. 1975. The Anatomy of the Domestic Animals. W.B. Saunders: Philadelphia
No comments:
Post a Comment