Tuesday, 8 May 2012

Blok 5 UP 5


LEARNING OBJECTIVE
1.      Bagaimana Struktur anatomi sistem lokomosi?
2.      Bagaimana Histologi sistem lokomosi?

PEMBAHASAN

1.      Anatomi Sistem Lokomosi
Extremitas cranial tersusun atas :
a.       Cingulum membri thoracici yang terdiri dari scapula, coracoid, dan clavicula
b.      Brachium yang terdiri dari os humerus
c.       Ante Brachium terdiri atas os radius dan  os ulna. Pada kuda corpus ulnaris tidak mencapai bagian distal ante brachium. Pada ruminan, karnivor, porcine corpus mencapai bagian distal ante brachium.
d.      Manus yang terdiri dari os carpal, os metacarpal, os digiti (Sisson, 1965).

Artikulasio pada extremitas cranial
a.       Art. Scapulo – Humeralis (the shoulder joint) dibentuk oleh cavitas glenoidalis os scapula dan os humerus 
b.      Art. Cubiti (the elbow joint) dibentuk oleh extremitas distalis humerus dan ext.proksimal radius dan ulna
c.       Art. Radio ulnar dibentuk oleh proksimal Os Radius dan distal spatium interosseum
d.      Art. pada Carpal  dibagi lagi menjadi art.Antebrachio-Carpal menyatukan bagian distal os radius dan  ulno-carpal, art. Intercarpal, art. Carpo-Metacarpal menyatukan bagian distal dari os Carpus dan bagian Proksimal os Metacarpus
e.       Art. Intermetacarpal menyatukan bagian proksimal Os Metacarpal, capsula art. Carpal, dan lig. Interosseus Carpal
f.       Art. Metacarpo-Phalangeal menyatukan bagian distal Os Metacarpal, bagian proksimal Os Phalanx proksimal, dan bagian proksimal Os Sesamoidea proksimal
g.      Art. Interphalangeal Proksimal menyatukan bagian distal Os Phalanx proksimal dan bagian proksimal Os Phalanx medial
h.      Art. Interphalangeal Distal (the coffia joint) menyatukan bagian distal Os Phalanx medial, bagian proksimal Os Sesamoidea distal, dan bagian proksimal Os Phalanx distal (Sisson, 1965).

Persyarafan
Ekstremitas cranial diinervasi oleh oleh pleksus brakhialis. Pleksus ini berasal dari saraf – saraf servikal ketiga atau keempat terakhir dan saraf – saraf torasik pertama atau kedua.
Derivasi pleksus brakial :
Kuda   : 3 servikal terakhir dan 2 torak pertama
Sapi     : 3 servikal terakhir dan 1 torak pertama
Domba            : 3 servikal terakhir dan 1 torak pertama
Babi     : 3 servikal terakhir dan 1 torak pertama
Anjing : 3 servikal terakhir dan 1 torasik pertama
Saraf
Daerah
Otot yang Diinervasi
Pektoral
Bahu
Pektoral profundal dan superficial
Supraskapula
Bahu
Supraspinata,Infraspinata
Subskapula
Bahu
Subskapularis
Thoraco longus
Bahu
Seratus ventral
Axillaris
Bahu
Teres mayor,Teres minor
Deltoideus,Brachiocephalicus
Thoraco dorsal
Bahu
Latisimus dorsi
Thoraco lateral
Bahu
Kutaneous crunsi
Musculocutaneous
Lengan
Bicep brachii,Coracobrachialis,
Brachialis
Mediana
Lengan depan
Fleksor carpi radialis, Fleksor digital superficial, Fleksor digital profundal,Pronator teres, Pronator quadratus
Ulnar
Lengan depan

Digiti
Fleksor carpi ulnaris, Fleksor digiti profunda, Otot jari
Radial
Lengan


Lengan depan
Tricep, medial, lateral (aksesori pada anjing). Anconeus ,Brakhioradialis, Ekstensor carpi radialis
Ekstensor digiti communis, Ekstensor digiti lateral, Ekstensor carpi ulnaris, Abduktor polisis longus, Supinator
(Frandson, R. D..1992)
MUSCULI EXTEREMITAS CRANIAL
Extrinsic
·         Mm. pectorales superficial
·         M. pectorales profundus
·         M. brachiocephalicus
·         M. omotransversarius
·         M. trapezius
·         M. rhomboideus
·         M. serratus ventralis
·         M. lattisimus dorsi
·         M. chleidocephalicus
·         M. sternochepalicus
Intrinsic
·         Mm. Lateral bahu
·         Mm. cranial brachium
·         Mm. caudal brachium
·         Mm. antebrachii
·         Mm. craniolateral antebrachii

Extremitas caudal tersusun atas :
A.    Coxae yang dibentuk oleh os ilium, os ischium, os pubicum
B.     Femur
C.     Cruris yang tediri atas os tibia dan fibula
D.    Pedis terdiri atas os tarsal, os metatarsal, os digiti (Sisson, 1965).
Artikulasio pada extremitas caudal
A.    Art. Coxae (the hip joint) menyatukan proksimal acetabulum dan proksimal Os Femur
B.     Art. Genue (the stifle joint) menyatukan femur trochlearis dan patella
C.     Art. Femuro-Tibial menyatukan condyles femoralis, proksimal Os Tibia, dan cartilage semilunaris
D.    Art. Tibio Fibular menyatukan Os Tibia dan Os Fibula
E.     The Hock Joint terdiri atas art. Tibio-Tarsal menghubungkan tibial trochlearis dan distal Os Tibia, art. Intertarsal, art. Tarso-Metatarsal (Sisson, 1965).
Persarafan pada ekstremitas caudal
Pleksus lumbosakral menginervasi ekstremitas caudal. Pleksus ini terdiri dari saraf – saraf yang berasal dari cabang –cabang ventral saraf – saraf dari beberapa ruas lumbar terakhir serta sakral pertama, kedua dan ketiga.
Derivasi pleksus lumbosakral :
Kuda   : 3 lumbal terakhir dan 2 sakral pertama
Sapi     : 3 lumbal terakhir dan 2 sakral pertama
Domba            : 3 lumbal terakhir dan 2 sakral pertama
Babi     : 3 lumbal terakhir dan 1 sakral pertama
Anjing : 5 lumbal terakhir dan 3 sakral
Saraf
Daerah
Otot yang diinervasi
Glutea cranial
Tungging
Gluteus medial, Gluteus profunda, Tensor fascia latae
Glutea caudal
Tungging
Gluteus superficial, Bagian dalam gluteus medial, semitendinosa dan bicep femoris
Femoral
Paha
Sartorius, Quadricep femoris, Rektus femoris, Vastus lateralis, Vastus medialis, Vastus intermedius, Psoas major dan illiacus
Obturator
Paha
Aduktor, Gracilis, Pectineus, Obturator eksterna
Ischiatic
Paha
Semitendinosus, Semimembranosus, Bicep femoris, Obturator interna, Gemelus, Quadratus femoris
Tibialis
Kaki
Gastroknemius, Fleksor digital superficial, Fleksor digital profunda, Popliteus, Tibialis caudal
Peroneus
Kaki
Tibialis cranial, Ekstensor digital longus, Ekstensor digital lateral, Peroneus tertius, Peroneus longus, Peroneus brevis
(Frandson, R. D..1992)
MUSCULI EXTREMITAS CAUDAL
Mm. lateral hip
·         M. tensor lateral hip
·         M. gluteus superficialis
·         M. gluteus medius
·         M. piriformis
·         M. gluteus profundus
·         Mm. caudal hip
·         M. orbiratorius externus
·         M. orbiratorius internus
·         M. gamelli
·         M. quadratus femoris
Mm. caudal femur
·         M. biceps femoris
·         M. semitendineus
·         M. semimemrbranosus
·         Mm. medial femur
·         M. satorius
·         M. gracilis
·         M. pectineus
·         M. adductor
Mm. cranial femur
·         M. quaddrisep femoris
·         M. illiopsoas
Mm. craniolateral cruris
·         M. tibialis cranialis
·         M. externus digital longus
·         M. Ext. dig. Lateralis
·         M. peronius tertius
·         M. peronius longus
·         Mm. caudal cruris
·         M. gastronemicus
·         M. soleus
·         M. flex. Dig. Superficialis
·         M. flexor dig. Profundus
·         M. popliteus
Mm. pedis

2.      Histologi Sistem Lokomosi
Otot rangka
Serabut otot berasal dari gabungan sel-sel monokuler (myoblast) kedalam satu serabut. Serabut otot berinti banyak dan terletak di tepi dengan letak subsarkolema. Pada sayatan melintang, pola garis melintang terdiri dari garis cerah dan garis gelap. Serabut-serabut otot bergabung menjadi berkas primer atau fasikulus. Dalam fasikulus serabut otot di pisah satu sama lain oleh jaringan retikuler halus yang disebut endomisium yang bekerja membalut serabut otot dan menunjang jalinan pembuluh darah rambut dan ujung-ujung saraf yang menginervasinya.
Tiap berkas utama dibalut oleh selubung dengan serabut kolagen pekat disebut perimisium. Seluruh otot dibungkus oleh epimisium yaitu suatu jaringan ikat kolagen yang relatif pekat dan tebal. Dalam fasikulus otot rangka terdapat lima sel utama yaitu : serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblas dan sel mipsatelit. Sel otot dominan, inti lonjong memanjang, terutama mengandung kromatin dengan satu atau dua nukleolus besar. Inti sel rndotel (kapiler) dan fibroblas agak kecil dan gelap. Perisit, sel satelit pada kapiler, berinti kecil, gelap dan bersifat heterotrokromatik. Sel-sel miosatelit seperti perisit bersifat mononuklear dengan inti  heterokromatik dan terletak bersebalahan dengan serabut otot.
Bentuk sel lain mencakup neuro lemosit yang berikatan dengan saraf yang terdaoat pada daerah hubungan mioneuronoral ( ujung sel saraf motor). Dalam perimisium seluruh sel-sel jaringan ikat pekat tidak teratur dapat terwakili (Dellman, Brown.1989).
Kartilago
Kartilago adalah bentuk jaringan ikat khusus yang berfungsi sebagai penunjang. Berdasarkan perbedaan setruktur serabut dan bahan dasar dikenal tiga tipe kartilago, yaitu: kartilago hialin, kartilago elastis, dan kartilago fibrosa. Tulang rawan hialin berwarna kebiruan, bingkas. Seratnya terdiri dari kolagen. Kondrosit berada dalam kapsul. Membina rangka embryo sebagian terbesar, dan pada vertebrata bertulang sejati (sejak Teleostei sampai mamalia) rangka itu digantikan tulang. Tulang rawan fibrosa, adalah bentuk perantaraan (transisi) jaringan pengikat fibrosa dan tulang rawan. Mengandung serat kolagen yang letaknya sejajar, dan kondrosit berada dalam kapsul. Karena serat-serat yang sejajar itu maka kondrosit pun bejejer lurus seperti membentuk batang antara serat-serat. Terdapat di antara vertebrata, antara pubis dan pada beberapa ligament.
Tulang rawan elastic, mengandung serat elastic, berwarna kekuningan. Tulang rawan macam inilah yang membina pinna (daun telinga), saluran telinga luar, epiglottis dan tuba Eustachii, Waktu pembentukan tulang rawan, tonjolan-tonjolan sel-sel mesenkim yang bentuk bintang itu mengalami penyusutan, sehingga jadi lonjong. Disusul dengan masuknya zat chondrin dan chondrosit. Chondrobals bekerja menumbuhkan tulang rawan itu.
Tulang
Osteogenesis
Osifikasi Intramembranosa
Terjadi pada sebagian besar tulang pipih. Proses ini mulai ketika kelompok-kelompok sel yang menyerupai fibroblast muda berdiferensiasi menjadi osteoblas. Kemudian terjadi sintesa osteoid dan kalsifikasi, yang menyebabkan penyelubungan osteoblas menjadi osteosit. Pulau-pulau tulang yang sedang berkembang ini dikenal sebagai spikulum. Beberapa kelompok seperti ini muncul pada saat hampir bersamaan pada pusat osifikasi, sehingga persatuan spikulum-spikulum tersebut menghasilkan tulang yang mempunyai strutur spongiosa. Jaringan penyambung yang tetap ada di antara spikula tulang ditembus oleh pertumbuhan pembuluh darah dan sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, yang menghasilkan sumsum tulang.
Sel membran jaringan penyambung membelah diri, sehingga lebih banyak menghasilkan osteoblas, yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan selanjutnya si pusat osifikasi tersebut (Anonim, 2012).
Osifikasi Intrakartilaginosa
Osifikasi intrakartilaginosa menggunakan kartilago hialin sebagai dasar model. Osteogenesis ini terbagi menjadi dua bagian yaitu osifikasi perikondral dan osifikasi endokondral.osifikasi kartilagenia terjadi pada tulang penyangga tubuh. Pada proses osifikasi endokondral terjadi penggerogotan kartilago diganti dengan jaringan tulang.
Zona yang terbentuk dari luar ke dalam adalah :
·         Zona cadangan kondrosit
·         Zona proliferasi kondrosit
·         Zona kondrosit dewasa
·         Zona kondrosit hipertrofi
·         Zona kartilago osifikasi
Untuk memperkuat jaringan sejalan dengan proses osifikasi endokondral terjadi pula osteogenesis perikondral untuk membentuk selongsong tulang. Osteogenesis perikondral merupakan osteogenesis intramembranosa. Penggerogotan kartilago untuk diganti dengan jaringan tulang tidak berlangsung serentak tetapi secara bertahap. Ini dibuktikan dengan adanya bangunan yang disebut fisis / lempeng pertumbuhan pada tulang panjang/ pendek yang sedang tumbuh (Anonim, 2012).
Selubung tulang yaitu :
·         Periosteum : melapisi tulang luar kecuali permukaan sendi. Mempunyai dua lapisan : lapisan fibrosa terdiri dari jaringan ikat kolagen ireguler dan lapisan selular berisi sel stem, sel osteo progenitor, sel osteoblas dan osteoklas
·         Endosteum : selubung tulang dalam.
Tiga bagian : endosteum korteks ( melapisi perifer sumsum), endosteum trabekula (melapisi oseous trabekula pada kavum sumsum) endosteum osteon (malapisi kanal osteon).
Didalam substnsi intestitial terdapat rongga kecil disebut lakuna, yang berisi sel-sel tulang atau osteosit. Osteosit adalah sel utama pada tulang dewasa dan menempati lakuna yang dikalilingi oleh matriks berkapur. Bahan organik antar sel pada tulang mengandung sulfacted glycosaminoglycan, glikoprotein, beberapa albumin darah dan kolagen. Komponen anorganik tulang terdiri dari kristal hidroksiapatit yang bersifat submikroskopik berbentuk kristal seperti jarum didalam serabut kolagen. Jalinan kristal dengan serabut kolagen yang efisien dapat meningkatkan daya regang yang khas pada tulang. Ion-ion penting dalam tulang berupa Ca, CO3, PO4, dan OH, disampng adanya tambahan usur Na, Mg, dan Fe.
Lamela tulang ada empat jenis yaitu Lamela Sirkumferensial luar ( l. Sirkumferensial atau tulang lamela periosteum) yaitu lamela yang sejajar dan terletak didekat permukaan, Lamela Sirkumferensial dalam (L. Sirkumferensial, tulang lamela endosteum) yaitu lamela yang mengelilingi ruang medula, Lamela Intestitial yaitu lamela diantara osteon. Lamela ini merupakan sisa dari sistim haversi yang sebagian hancur pada saat rekonstruksi tulang, dan Lamela osteon yaitu lamela konsentris/ Haversi atau lamela mengelilingi kanalis haversi. Osteon adalah struktur unit tulang, di pusat terdapat kanal osteon (pembuluh darah, saraf visomotor, sel-sel endosteum), perifer osteon dibatasi garis reversal. Vasa darah tulang berkembang dan dihubungkan dengan pembuluh darah di permukaan korteks endosteum dan periosteum melalui kanal perforans (Dellman, Brown.1989).

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012. Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok 5. Fakultas Kedokteran Hewan.Yogyakarta.
Dellman, Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II, 3rd. UI Press:Jakarta.
Frandson, R. D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sisson, Septimus. 1965. The Anatomy of The Domestic Animals, Second Edition. W.B Saunder Company:Tokyo. Japan

No comments:

Post a Comment