LEARNING
OBJECTIVE
1. Bagaimana
Struktur anatomi sistem lokomosi?
2. Bagaimana
Histologi sistem lokomosi?
PEMBAHASAN
Extremitas
cranial tersusun atas :
a. Cingulum
membri thoracici yang terdiri dari scapula, coracoid, dan clavicula
b. Brachium
yang terdiri dari os humerus
c. Ante Brachium
terdiri atas os radius dan os ulna. Pada
kuda corpus ulnaris tidak mencapai bagian distal ante brachium. Pada ruminan,
karnivor, porcine corpus mencapai bagian distal ante brachium.
d. Manus
yang terdiri dari os carpal, os metacarpal, os digiti (Sisson, 1965).
Artikulasio
pada extremitas cranial
a. Art.
Scapulo – Humeralis (the shoulder joint) dibentuk oleh cavitas glenoidalis os
scapula dan os humerus
b. Art.
Cubiti (the elbow joint) dibentuk oleh extremitas distalis humerus dan
ext.proksimal radius dan ulna
c. Art.
Radio ulnar dibentuk oleh proksimal Os Radius dan distal spatium interosseum
d. Art.
pada Carpal dibagi lagi menjadi
art.Antebrachio-Carpal menyatukan bagian distal os radius dan ulno-carpal, art. Intercarpal, art.
Carpo-Metacarpal menyatukan bagian distal dari os Carpus dan bagian Proksimal
os Metacarpus
e. Art.
Intermetacarpal menyatukan bagian proksimal Os Metacarpal, capsula art. Carpal,
dan lig. Interosseus Carpal
f. Art.
Metacarpo-Phalangeal menyatukan bagian distal Os Metacarpal, bagian proksimal
Os Phalanx proksimal, dan bagian proksimal Os Sesamoidea proksimal
g. Art.
Interphalangeal Proksimal menyatukan bagian distal Os Phalanx proksimal dan
bagian proksimal Os Phalanx medial
h. Art.
Interphalangeal Distal (the coffia joint) menyatukan bagian distal Os Phalanx
medial, bagian proksimal Os Sesamoidea distal, dan bagian proksimal Os Phalanx
distal (Sisson,
1965).
Persyarafan
Ekstremitas cranial diinervasi oleh
oleh pleksus brakhialis. Pleksus ini berasal dari saraf – saraf servikal ketiga
atau keempat terakhir dan saraf – saraf torasik pertama atau kedua.
Derivasi pleksus brakial :
Kuda : 3 servikal terakhir dan 2 torak pertama
Sapi : 3 servikal terakhir dan 1 torak pertama
Domba : 3 servikal terakhir dan 1 torak pertama
Babi : 3 servikal terakhir dan 1 torak pertama
Anjing : 3 servikal terakhir dan 1 torasik pertama
Saraf
|
Daerah
|
Otot yang
Diinervasi
|
Pektoral
|
Bahu
|
Pektoral
profundal dan superficial
|
Supraskapula
|
Bahu
|
Supraspinata,Infraspinata
|
Subskapula
|
Bahu
|
Subskapularis
|
Thoraco longus
|
Bahu
|
Seratus
ventral
|
Axillaris
|
Bahu
|
Teres
mayor,Teres minor
Deltoideus,Brachiocephalicus
|
Thoraco dorsal
|
Bahu
|
Latisimus
dorsi
|
Thoraco
lateral
|
Bahu
|
Kutaneous
crunsi
|
Musculocutaneous
|
Lengan
|
Bicep
brachii,Coracobrachialis,
Brachialis
|
Mediana
|
Lengan depan
|
Fleksor carpi
radialis, Fleksor digital superficial, Fleksor digital profundal,Pronator
teres, Pronator quadratus
|
Ulnar
|
Lengan depan
Digiti
|
Fleksor carpi
ulnaris, Fleksor digiti profunda, Otot jari
|
Radial
|
Lengan
Lengan depan
|
Tricep,
medial, lateral (aksesori pada anjing). Anconeus ,Brakhioradialis, Ekstensor
carpi radialis
Ekstensor
digiti communis, Ekstensor digiti lateral, Ekstensor carpi ulnaris, Abduktor
polisis longus, Supinator
|
(Frandson, R.
D..1992)
MUSCULI EXTEREMITAS CRANIAL
Extrinsic
·
Mm.
pectorales superficial
·
M.
pectorales profundus
·
M.
brachiocephalicus
·
M.
omotransversarius
·
M.
trapezius
·
M.
rhomboideus
·
M.
serratus ventralis
·
M.
lattisimus dorsi
·
M.
chleidocephalicus
·
M.
sternochepalicus
Intrinsic
·
Mm.
Lateral bahu
·
Mm.
cranial brachium
·
Mm.
caudal brachium
·
Mm.
antebrachii
·
Mm.
craniolateral antebrachii
Extremitas caudal tersusun atas :
A.
Coxae
yang dibentuk oleh os ilium, os ischium, os pubicum
B.
Femur
C.
Cruris
yang tediri atas os tibia dan fibula
D.
Pedis
terdiri atas os tarsal, os metatarsal, os digiti (Sisson, 1965).
Artikulasio pada extremitas caudal
A.
Art.
Coxae (the hip joint) menyatukan proksimal acetabulum dan proksimal Os Femur
B.
Art.
Genue (the stifle joint) menyatukan femur trochlearis dan patella
C.
Art.
Femuro-Tibial menyatukan condyles femoralis, proksimal Os Tibia, dan cartilage
semilunaris
D.
Art.
Tibio Fibular menyatukan Os Tibia dan Os Fibula
E.
The Hock
Joint terdiri atas art. Tibio-Tarsal menghubungkan tibial trochlearis dan
distal Os Tibia, art. Intertarsal, art. Tarso-Metatarsal (Sisson, 1965).
Persarafan pada ekstremitas caudal
Pleksus
lumbosakral menginervasi ekstremitas caudal. Pleksus ini terdiri dari saraf –
saraf yang berasal dari cabang –cabang ventral saraf – saraf dari beberapa ruas
lumbar terakhir serta sakral pertama, kedua dan ketiga.
Derivasi pleksus
lumbosakral :
Kuda : 3 lumbal terakhir dan 2 sakral pertama
Sapi : 3 lumbal terakhir dan 2 sakral pertama
Domba : 3 lumbal terakhir dan 2 sakral
pertama
Babi : 3 lumbal terakhir dan 1 sakral pertama
Anjing : 5 lumbal terakhir dan 3 sakral
Saraf
|
Daerah
|
Otot yang
diinervasi
|
Glutea cranial
|
Tungging
|
Gluteus
medial, Gluteus profunda, Tensor fascia latae
|
Glutea caudal
|
Tungging
|
Gluteus
superficial, Bagian dalam gluteus medial, semitendinosa dan bicep femoris
|
Femoral
|
Paha
|
Sartorius,
Quadricep femoris, Rektus femoris, Vastus lateralis, Vastus medialis, Vastus
intermedius, Psoas major dan illiacus
|
Obturator
|
Paha
|
Aduktor,
Gracilis, Pectineus, Obturator eksterna
|
Ischiatic
|
Paha
|
Semitendinosus,
Semimembranosus, Bicep femoris, Obturator interna, Gemelus, Quadratus femoris
|
Tibialis
|
Kaki
|
Gastroknemius,
Fleksor digital superficial, Fleksor digital profunda, Popliteus, Tibialis
caudal
|
Peroneus
|
Kaki
|
Tibialis
cranial, Ekstensor digital longus, Ekstensor digital lateral, Peroneus
tertius, Peroneus longus, Peroneus brevis
|
(Frandson, R.
D..1992)
MUSCULI EXTREMITAS CAUDAL
Mm. lateral hip
·
M.
tensor lateral hip
·
M.
gluteus superficialis
·
M.
gluteus medius
·
M.
piriformis
·
M.
gluteus profundus
·
Mm.
caudal hip
·
M.
orbiratorius externus
·
M. orbiratorius
internus
·
M.
gamelli
·
M.
quadratus femoris
Mm. caudal femur
·
M.
biceps femoris
·
M.
semitendineus
·
M.
semimemrbranosus
·
Mm.
medial femur
·
M.
satorius
·
M.
gracilis
·
M.
pectineus
·
M.
adductor
Mm. cranial
femur
·
M.
quaddrisep femoris
·
M.
illiopsoas
Mm. craniolateral
cruris
·
M.
tibialis cranialis
·
M.
externus digital longus
·
M. Ext.
dig. Lateralis
·
M.
peronius tertius
·
M.
peronius longus
·
Mm.
caudal cruris
·
M.
gastronemicus
·
M.
soleus
·
M. flex.
Dig. Superficialis
·
M.
flexor dig. Profundus
·
M.
popliteus
Mm. pedis
2. Histologi
Sistem Lokomosi
Otot
rangka
Serabut
otot berasal dari gabungan sel-sel monokuler (myoblast) kedalam satu serabut.
Serabut otot berinti banyak dan terletak di tepi dengan letak subsarkolema.
Pada sayatan melintang, pola garis melintang terdiri dari garis cerah dan garis
gelap. Serabut-serabut otot bergabung menjadi berkas primer atau fasikulus.
Dalam fasikulus serabut otot di pisah satu sama lain oleh jaringan retikuler
halus yang disebut endomisium yang bekerja membalut serabut otot dan menunjang
jalinan pembuluh darah rambut dan ujung-ujung saraf yang menginervasinya.
Tiap
berkas utama dibalut oleh selubung dengan serabut kolagen pekat disebut
perimisium. Seluruh otot dibungkus oleh epimisium yaitu suatu jaringan ikat
kolagen yang relatif pekat dan tebal. Dalam fasikulus otot rangka terdapat lima
sel utama yaitu : serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblas dan sel
mipsatelit. Sel otot dominan, inti lonjong memanjang, terutama mengandung
kromatin dengan satu atau dua nukleolus besar. Inti sel rndotel (kapiler) dan
fibroblas agak kecil dan gelap. Perisit, sel satelit pada kapiler, berinti
kecil, gelap dan bersifat heterotrokromatik. Sel-sel miosatelit seperti perisit
bersifat mononuklear dengan inti
heterokromatik dan terletak bersebalahan dengan serabut otot.
Bentuk
sel lain mencakup neuro lemosit yang berikatan dengan saraf yang terdaoat pada
daerah hubungan mioneuronoral ( ujung sel saraf motor). Dalam perimisium
seluruh sel-sel jaringan ikat pekat tidak teratur dapat terwakili (Dellman,
Brown.1989).
Kartilago
Kartilago
adalah bentuk jaringan ikat khusus yang berfungsi sebagai penunjang.
Berdasarkan perbedaan setruktur serabut dan bahan dasar dikenal tiga tipe
kartilago, yaitu: kartilago hialin, kartilago elastis, dan kartilago fibrosa.
Tulang rawan hialin berwarna kebiruan, bingkas. Seratnya terdiri dari kolagen.
Kondrosit berada dalam kapsul. Membina rangka embryo sebagian terbesar, dan
pada vertebrata bertulang sejati (sejak Teleostei sampai mamalia) rangka itu
digantikan tulang. Tulang rawan fibrosa, adalah bentuk perantaraan (transisi)
jaringan pengikat fibrosa dan tulang rawan. Mengandung serat kolagen yang
letaknya sejajar, dan kondrosit berada dalam kapsul. Karena serat-serat yang
sejajar itu maka kondrosit pun bejejer lurus seperti membentuk batang antara
serat-serat. Terdapat di antara vertebrata, antara pubis dan pada beberapa
ligament.
Tulang
rawan elastic, mengandung serat elastic, berwarna kekuningan. Tulang rawan
macam inilah yang membina pinna (daun telinga), saluran telinga luar,
epiglottis dan tuba Eustachii, Waktu pembentukan tulang rawan,
tonjolan-tonjolan sel-sel mesenkim yang bentuk bintang itu mengalami
penyusutan, sehingga jadi lonjong. Disusul dengan masuknya zat chondrin dan
chondrosit. Chondrobals bekerja menumbuhkan tulang rawan itu.
Tulang
Osteogenesis
Osifikasi
Intramembranosa
Terjadi
pada sebagian besar tulang pipih. Proses ini mulai ketika kelompok-kelompok sel
yang menyerupai fibroblast muda berdiferensiasi menjadi osteoblas. Kemudian
terjadi sintesa osteoid dan kalsifikasi, yang menyebabkan penyelubungan
osteoblas menjadi osteosit. Pulau-pulau tulang yang sedang berkembang ini
dikenal sebagai spikulum. Beberapa kelompok seperti ini muncul pada saat hampir
bersamaan pada pusat osifikasi, sehingga persatuan spikulum-spikulum tersebut
menghasilkan tulang yang mempunyai strutur spongiosa. Jaringan penyambung yang
tetap ada di antara spikula tulang ditembus oleh pertumbuhan pembuluh darah dan
sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, yang menghasilkan sumsum tulang.
Sel
membran jaringan penyambung membelah diri, sehingga lebih banyak menghasilkan
osteoblas, yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan selanjutnya si pusat osifikasi
tersebut (Anonim, 2012).
Osifikasi Intrakartilaginosa
Osifikasi
intrakartilaginosa menggunakan kartilago hialin sebagai dasar model.
Osteogenesis ini terbagi menjadi dua bagian yaitu osifikasi perikondral dan
osifikasi endokondral.osifikasi kartilagenia terjadi pada tulang penyangga
tubuh. Pada proses osifikasi endokondral terjadi penggerogotan kartilago diganti
dengan jaringan tulang.
Zona yang
terbentuk dari luar ke dalam adalah :
·
Zona
cadangan kondrosit
·
Zona
proliferasi kondrosit
·
Zona
kondrosit dewasa
·
Zona
kondrosit hipertrofi
·
Zona
kartilago osifikasi
Untuk
memperkuat jaringan sejalan dengan proses osifikasi endokondral terjadi pula
osteogenesis perikondral untuk membentuk selongsong tulang. Osteogenesis
perikondral merupakan osteogenesis intramembranosa. Penggerogotan kartilago
untuk diganti dengan jaringan tulang tidak berlangsung serentak tetapi secara
bertahap. Ini dibuktikan dengan adanya bangunan yang disebut fisis / lempeng
pertumbuhan pada tulang panjang/ pendek yang sedang tumbuh (Anonim, 2012).
Selubung tulang
yaitu :
·
Periosteum
: melapisi tulang luar kecuali permukaan sendi. Mempunyai dua lapisan : lapisan
fibrosa terdiri dari jaringan ikat kolagen ireguler dan lapisan selular berisi
sel stem, sel osteo progenitor, sel osteoblas dan osteoklas
·
Endosteum
: selubung tulang dalam.
Tiga bagian :
endosteum korteks ( melapisi perifer sumsum), endosteum trabekula (melapisi
oseous trabekula pada kavum sumsum) endosteum osteon (malapisi kanal osteon).
Didalam
substnsi intestitial terdapat rongga kecil disebut lakuna, yang berisi sel-sel
tulang atau osteosit. Osteosit adalah sel utama pada tulang dewasa dan
menempati lakuna yang dikalilingi oleh matriks berkapur. Bahan organik antar
sel pada tulang mengandung sulfacted glycosaminoglycan, glikoprotein, beberapa
albumin darah dan kolagen. Komponen anorganik tulang terdiri dari kristal
hidroksiapatit yang bersifat submikroskopik berbentuk kristal seperti jarum
didalam serabut kolagen. Jalinan kristal dengan serabut kolagen yang efisien
dapat meningkatkan daya regang yang khas pada tulang. Ion-ion penting dalam tulang
berupa Ca, CO3, PO4, dan OH, disampng adanya tambahan usur Na, Mg, dan Fe.
Lamela
tulang ada empat jenis yaitu Lamela Sirkumferensial luar ( l. Sirkumferensial
atau tulang lamela periosteum) yaitu lamela yang sejajar dan terletak didekat
permukaan, Lamela Sirkumferensial dalam (L. Sirkumferensial, tulang lamela
endosteum) yaitu lamela yang mengelilingi ruang medula, Lamela Intestitial
yaitu lamela diantara osteon. Lamela ini merupakan sisa dari sistim haversi
yang sebagian hancur pada saat rekonstruksi tulang, dan Lamela osteon yaitu
lamela konsentris/ Haversi atau lamela mengelilingi kanalis haversi. Osteon
adalah struktur unit tulang, di pusat terdapat kanal osteon (pembuluh darah,
saraf visomotor, sel-sel endosteum), perifer osteon dibatasi garis reversal.
Vasa darah tulang berkembang dan dihubungkan dengan pembuluh darah di permukaan
korteks endosteum dan periosteum melalui kanal perforans (Dellman, Brown.1989).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok
5. Fakultas Kedokteran Hewan.Yogyakarta.
Dellman,
Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II, 3rd. UI Press:Jakarta.
Frandson, R. D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sisson, Septimus. 1965. The Anatomy of The Domestic
Animals, Second Edition. W.B Saunder Company:Tokyo. Japan
No comments:
Post a Comment