LEARNING
OBJECTIVE
BLOK
5 UP 4
1. Bagaimana
Perkembangan Sensorik?
2. Bagaimana
Anatomi Organ Sensorik?
3. Bagaimana
Mekanisme Kerja Organ Sensorik?
PEMBAHASAN
Placode
indera Adalah jejeran epidermis yang menebal di daerah lateral caput
·
Placode
nasus, dibagian ventro anterior
·
Placode
lens, berhubungan dengan tonjolan optik (optic vesicle) di daerah bakal
diencephalon
·
Placode
acoustic (otic), dibagian dorsalateral, sejajar dengan bagian tengah
rhombencephalon
·
Placode
calyculi gustatorii, terletak di lidah, faring, palatum mole, permukaan sebelah
luar caput.
A.
Pembau
Berasal
dari placoda nasus yang berinvaginasi membentuk nasal pit kemudian menjadi
nasil sac & bergabung dengan faring, rongga yang terbentuk disebut cavum
nasi.
Lubang
keluar disebut nares dan lubang ke faring disebut choanae. Sel placoda nasi
berkembang menjadi neuron sensoris, sel penyokong, dan sel olfaktorius. Neuron
sensoris berhubungan dengan bulbus olfaktorius lalu membawa bau ke otak dengan
traktus olfaktorius
B.
Pendengaran
Organ pendengaran terbentuk oleh 3
komponen :
·
Placode
Otic.
o
Placode
otic mengalami invaginasi membentuk otic vesicle yang menyusun telinga adalah
yang terdiri dari : utriculus, sacculus, cochlea, canalis semicircularis.
o
Sisa
saluran invaginasi keluar dari tubuh bagian dorsal telinga menjadi ductus
endolymphaticus,ductus ini kemudian menyusut dan hilang.
Evaginasi
Faring.
·
Mengalami
evaginasi => Telinga bagian tengah.
·
Tersusun
tulang-tulang bagian media: arcus viseralis I àInkus; arcus viseralis II àMaleus dan Stapes.
·
Bekas
evaginasi Tuba eustachii.
Invaginasi
Epidermis.
·
Invaginasi
epidermis di daerah viseralis I & II membentuk telinga bagian luar.
·
Lantai
invaginasi bertemu auris media membran tympani.
C.
Mata(organon
visus)
tumbuh
berupa:
1. evaginasi lateral diencephalon ke
epidermis:optic vesicle
2. placode epidermis:lens pit
3. sel-sel mesenchyme sekitar
o
Optic
vesicle setentang dengan lens pit,sepasang kiri dan kanan otak.Mula terbentuk
optic vesicle itu memiliki hubungan dengan diencephalon,disebut optic
stalk.Kemudian bagian terluar mengadakan invaginasi,bersama dengan
berinvaginasinya lens pit di tentangnya di sebelah ke luar.Terbentuklah optic
cup,terdiri dari 2 lapis sel.Lapisan terluar disebut lapisan berpigment,sebelah
dalam lapisan retina.Lapisan berpigment tumbuh menjadi lapisan
choroids(choroidea),sedang lapisan retina jadi lapisan retina difinitif.
o
Optic
stalk kemudian menyusut,menjadi saraf mata(nervus opticus)
o
Lens
pit berinvaginasi membentuk lens vesicle ditentang optic cup.Hubungan vesicle
ini kemudian terputus dari ectoderm,sehingga terbentuklah bakal lensa.
o
Sel-sel
mesenchyme menyelaputi optic cup,menghasilkan lamina vasculosa
choriodea(lapisan pembuluh darah choroid),sclera,cornea dan cairan humor aqueus
dan humor vitreus.Dengan sendirinya otot-otot mata pun tumbuh dari sel-sel
mesenchyme(mesoderm)
o
Iris
tumbuh dari optic cup
D.
Perkembangan
kulit
Bumbung ektoderm mula mula terdiri dari selapes sel :
epidermis.ini tumbuh menjadi dua lapis sel : periderm dan stratum
germinativum.periderm sebelah luar bersel gepeng.stratum
germinativum sebelah dalam, bersel bentuk kubus atau batang (torak),berinti
besar dan membelah diri terus.
Sel sel mesenchyme kemudian muncul di bawah epidaermis.ada
yang dari somatik mesoderm hipomore ada pula dari dermatome epimore.pada banyak
vertebrata kulit terjadi dari banyak lapis sel. Epidaermis sebelah luar
memiliki lapisan sel sel menanduk dan mengelupas terus menerus,disebut statum
corneum.
Derivat epidermis yang bertextur ”tanduk” tumbuh berupa
papila yang menjorok ke dermis.meski berasal dari sel sel stratum germinativum
tapi ternyata untuk pembentukkan derivat itu sel sel dermis (mesoderm) ikut
ambil bagian.
Lapisan enamel sisik yu dan gigi juga tumbuh dari epidermis.
Kelenjar peluh, minyak dan kelenjar susu pada mamalia tumbuh dari
epidermis,yang asalnya berupa tonjolan epidermis lalu bervaginasi ke dermis.
Warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkan dari
neural crest.
E.
Perkembangan
Indera Pengecap
·
Merupakan
bagian dari perkembangan lidah
·
Perkembangan
placode calyculi gustatorii menjadi gemma gustatoria di pengaruhi oleh adanya
interaksi anatara sel epitel papila dengan neuron gustatorius nervus kranial
VII,IX, dan X
2. Anatomi
Organ Sensorik
A.
Organ Penglihatan
Struktur organ penglihatan:
a) anterior chamber: rongga antara
cornea dan iris, berisi aqueous humor
b) Choroid: selubung vascular atau tunica
pada bagian posterior mata, menyediakan nutrisi pada retina
c) Ciliary body: jaringan vascular tempat
cairan aqueous diproduksi
d) Ciliary muscle: otot polos yang
menempel pada ciliary body sampai lensa melewati ligamentum zonular
e) Conjuctiva: jaringan yang melapisi
permukaan dalam palpebrae, kearah dalam ke bola mata dimana menempel limbus
f) Cornea: jaringan bening di depan
mata, merupakan “jendela” mata.
g) Glandula of the third eyelid :
memproduksi kira-kira 30% bagian aqueous melapisi mata.
h) Iris: bagian warna mata, terdiri
dari bagian constrictor, dilatator dan vascular. Pupil di tengah iris,
merupakan diafragma mata. Pada saat dilatasi memungkinkan banyak cahaya masuk
i)
Lensa:
struktur di dalam mata yg memungkinkan image terfokus di retina
j)
Capsula
lensa: jaringan yang menyelubungi lensa
k) Lid/palpebrae: atas dan bawah
melindungi mata dan kelenjar di pinggir palpebrae (gladnula meibomian)
mensekresikan substansi minyak menjaga kestabilan lapisan air mata
l)
Limbus:
tempat pertemuan cornea dan sclera
m) Nictitans =t hird eyelid = palpebrae
ke tiga, membrana nictitans membantu melindungi mata, menyebarkan lapisan air
mata dan terlibat pada produksi
n) Optical disk: struktur di fundus
dimana serabut saraf dari retina bertemu untuk membentuk N. opticus
o) N opticus: N sensorik yg membawa
impuls ke otak
p) Posterior chamber: ruang antara iris
dan lensa, berisi cairan aqueous humor
q) Retina: jaringan saraf pada mata,
yang menerima image, dan mengkonversikan menjadi signal bio-elektrik.
r) Sclera: jaringan selubung fibrosa
atau tunika mata
s) Tapetal fundus: bagian retina
seperti cermin di belakang retina yg meningkatkan kekuatan cahaya
t) Vitreous humor : material mirip jeli
yg mengisi bagian posterior mata
u) Ligamentum zonular: menghubungkan
musculus ciliary ke tepi lensa, menstabilkan posisi lensa (Getty, 1975).
B.
Struktur
organ pengecap:
Lidah secara anatomi terbagi atas 3
bagian, yakni :
1. Apek linguage (ujung lidah)
2. Corpus linguage (badan lidah, body)
3. Radix linguage (akar lidah)
STRUKTUR-STRUKTUR SUPERVISAL DARI LIDAH
Pada membrana mukosa yang melapisi lidah yaitu dipunggung
lidah, dipinggir kanan dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang
kecil-kecil disebut dengan papillae. Pada dasarnya papillae ini terdapat
kuncup-kuncup pengecap sehingga kita dapat menerima / merasa cita rasa. Ada
empat macam papillae, yaitu: papillae filifirmes, papillae fungiformes,
papillae circumvallate dan papillae foliate.
Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa
disini bersifat licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang
menyebabkan lidah ini mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak
terdapat papillae. Dasar mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan otot-otot
dasar mulut yang insertionya disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam
mandibula ini terdapat kelenjar-kelenjar ludah sublingualis dan
submandibularis.
OTOT-OTOT PADA LIDAH
Lidah adalah stu organ otot dengan kekenyalan yang baik
sekali sewaktu bergerak, hal ini dapat dilihat pada waktu mengunyah. Otot-otot instrinsik
dan extrinsic.
Otot-otot Instrinsik :
·
M. Longitudinalis superior.
·
M. Longitudinalis imferior.
·
M. Transversus.
·
M. Verticalis.
Otot-otot
ekstrinsik
·
M. geniologlossus
·
M. Hyoglossus.
·
M. Chondroglossus
·
M. Palatoglossus.
PERSARAFAN PADA LIDAH
Persarafan pada lidah dibagi atas 2 bagian yaitu ;
1.
Persarafan motoris.
Semua otot-otot pada lidah baik yang
instrinsik maupun ekstrinsik di sarafin oleh nervus hypoglossus(n. Cranialis
XIII), kecuali M. Palatoglossud yang disarafi oleh nervus cranialis X.
2.
Persarafan sensoris.
Dua pertiga bagian anterior lidah
disarafi oleh n. limgualis (cabang n. mandibulasir) untuk sensasi umum, dan
chorda tympani (cabang n. facialis yang menuju ke lidah) untuk gustasi
(pengecap).
Dua pertiga bagian posterior lidah dan papillae valkatae disarafi oleh r. Lingualis n. glossopharyngeus untuk sensasi umum dan gustasi saraf lainnya yang ikut mensarafi lidah datang dari r. lingualis n. ficialis (gustasi) dan dekat epiglottis dari r. laryngeus internus n. vagus (sensasi umum dan gutasi).
Sensasi cita rasa dibawa ke arah 2/3 bagian rostal lidah oleh cabang-cabang saraf facial korda timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus.Sebaliknya bagian lidah yang 1/3 bagian arah caudal menerima cita rasa melalui cabang lingualis dari saraf glossopharyngeal.Sensasi yang lain (panas , dingin , sentuhan , rasa sakit) terhadap lidah disuplai oleh cabang lingual dari saraf trigeminus (Frandso, 1992).
Dua pertiga bagian posterior lidah dan papillae valkatae disarafi oleh r. Lingualis n. glossopharyngeus untuk sensasi umum dan gustasi saraf lainnya yang ikut mensarafi lidah datang dari r. lingualis n. ficialis (gustasi) dan dekat epiglottis dari r. laryngeus internus n. vagus (sensasi umum dan gutasi).
Sensasi cita rasa dibawa ke arah 2/3 bagian rostal lidah oleh cabang-cabang saraf facial korda timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus.Sebaliknya bagian lidah yang 1/3 bagian arah caudal menerima cita rasa melalui cabang lingualis dari saraf glossopharyngeal.Sensasi yang lain (panas , dingin , sentuhan , rasa sakit) terhadap lidah disuplai oleh cabang lingual dari saraf trigeminus (Frandso, 1992).
Pada lidah,papila lingualis ada 5
macam:
1.
Papila Filiformis : Jumlah
banyak,mempunyai kornifikasi,bentuk seperti duri mawar melengkung ke kaudal.
2.
Papila Lentiformis : Bentik
bikonveks,banyak ditemukan 1/3 caudal dorsum lidah.
3.
Papila Fungiformis / Konikalis :
Bentuk jamur,mempunyai gema gustatoria,mempunyai papila primer dan sekunder.
4.
Papila sirkumvalate : Papila
terbesar,jumlah sedikit,banyak kuncup pengecap di dinding lateral.
5.
Papila Foliatae : Mempunyai gema
gustatoria,epitelium non-kornifikasi,kelenjar serosa di lamina propria (Brown,
1992).
Gema gustatorius
·
Gema gustatoria adalah kuncup
pengecap berupa badan oval pucat dalam epithelium lidah yang lebih gelap.
·
Sel epithelium sensorik bukan sel
saraf, sel ini merupakan reseptor rangsangan/sensorik.
·
Sel fusiform sedikit lebih lebar
dasarnya daripada apeksnya. Apeksnya yang kecil menyempit pada lubang kecil di
lapis superficial epitel yang disebut pori kecap.
·
Terdapat tiga jenis sel yaitu sel
penyokong atau sel substentakular, sel pengecap neuroepitel dan sel basal.
·
Sel penyokong terletak terutama di
bagian perifer kuncup kecap.
·
Sel pengecap neuroepitel diantara
dan lebih ke pusat, sel yang berwarna lebih pucat, biasanya berjumlah 10-14 sel
pada setiap kuncup kecap.
·
Sel penyokong dan sel pengecap
neuroepitel mempunyai mikrovilli apical panjang atau rambut kecapyang menonjol
ke dalam pori kecap.
·
Sel basl letaknya di perifer dddekat
lamina basal dan dianggap sebagai sel stem sel jenis lainnya (Ariana. 2012)
C.
STRUKTUR
ORGAN PERABA
Kulit (kutis)
Dari perifer ke profundal :
epidermis, dermis, dan hipodermis (subkutis)
a.
Epidermis
Pada kulit tebal berupa epitelium
skuamus kompleks berkeratin. Dari basal ke perifer :
1.
stratum basale : satu lapis, bentuk
kuboid atau kolumner rendahdi atas membra basalis.
2.
stratum spinosum : tebal bervariasi,
bentuk poligonal dan ke arah permukaan menjadi pipih.
3.
stratum granulosum : mengandung
granula kerato hialin.
4.
stratum lucidum : tipis, pucat,
eosinofil, tembus cahaya (hanya terdapat pada kulit yag sangat tebal)
5.
stratum korneum : mengalami
keratinisasi 9sel permukaan berbentuk pipih, inti hilang, teriisi keratin.
Keratin adalah produk transformasi diferensiasi sel basal, terdiri dri
mikrofibril), terlepas dari permukaan.
b.
Dermis
Dermis dibagi menjadi stratum papilare
dan stratum retikulare.
1.
stratum papilare ; papila dermis
berinterdigitasi dengan pancag epidermis tersusun dari jaringan ikat kolagen
longgar.
2.
stratum retikulare : terdiri dari
jaringan ikat fibrus padat ireguler tersusun dalam bentuk jala.
Dalam dermis dapat ditemukan :
rambut dengan folikel, glandula suborifera, glandula sebacea, vasa daarah, vasa
limfe dan syaraf.
c.
Hipodermis
·
Menghubungkan kulit dengan jaringan
dibawahnya.
·
Terdiri dari jaringan ikat kolagen
longgar.
·
Sering punya banyak adiposit disebut
panikulus adiposus.
·
Melekat dengan jaringan kolagen
padat berupa fasia, periosteum atau perikondriun tergantung jaringan di bawahnya.
d.
Vasa dan Nervi
·
Suplai darah terbagi 3 daerah :
plexus superficial, plexus kutaneus dan subkutaneus.
·
Saraf motorik ke muskulus arektor
pili dan mioepitelium tubulus sedangkan saraf sensoris ke epidermis, dermis,
nipodermis.
e.
Rambut Sensorik
·
Rambut sensorik disebut rambut
taktil/rambut sinus.
·
Seperti rambut biasa tetapi rambut
taktil dibungkus dengan sarung jaringan ikat yang tebal mengandung sinus venosus
terisi darah.
D.
Struktur
Anatomi Organ Penciuman
Penciuman adalah
indera khusus yang kurang dipahami. Bagian-bagian dari organ penciman ini
antara lain yaitu mukosa olfaktorius (penghidu/pencium), terletak di
langit-langit rongga hidung yang mengandung 3 jenis sel yaitu: sel olfaktorius,
sel penunjang, dan sel basal. Sel-sel penunjang mengeluarkan mukus.
Sel-sel
basal adalah prekusor untuk sel-sel reseptor olfaktorius yang baru, yang
diganti setiap sekitar dua bulan. Ini berbeda dengan reseptor indra lainya,
reseptor olfaktorius merupakan ujung-ujung neuron aferen khusus, bukan sel-sel
tersendiri. Sel-sel ini satu-satunya neuron yang mengalami pembelahan sel.
Akson-akson sel reseptor secara kolektif membentuk saraf olfaktorius.
Bagian
reseptor dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebagai kepala yang
menggembung dan beisi beberapa silia panjang yang meluas ke permukaan mukosa.
Silia ini mengandung tempat pengikatan untuk melekatnya berbagai
molekkul-molekul odiferosa (pembentuk bau). Odoran biasanya mencapai
reseptor-reseptor peka hanya dengan berdifusi karena mukosa olfaktorius
terletak di atas jalur aliran udara normal.
E.
Struktur
Anatomi Organ Pendengaran
Telinga dibagi menjadi telingabagian
dalam, bagian tengah, dan bagian luar:
A.
Telinga bagian luar
1)
Telinga bagian luar terdiri dari:
a.
Auricula
·
Organ seperti corong yang mengumpulkan
suara bersama dengan otot
·
Memiliki 2 permukaan, 2 daerah
perbatasan, sebuah basal, dan sebuah apex
·
Permukaan convex atau dorsum
terletak di sebelah medial
·
Permukaan concave (scapha) memiliki
beberapa tepi yang terletak di dekat apex
b.
Meatus acusticus external
·
Membentang dari cavum conchae hingga
membrane timpani
·
Terdiri dari sebuah bagian
berkartilago (meatus acusticus externus cartilaginous)yang dibentuk dari bangun
yang lebih rendah dari conchai cartilage, annular cartilage, annular cartilage,
dan bagian osseus yang dibentuk dari processus acousticus externus dari tulang
temporal
·
Kullit diikat pada cartilage oleh
jaringan subkutaneus kecuali pada daerah apex
·
Pada meatus acousticus externus,
kulit menjadi lebih tipis. Pada bagian cartilaginous, disuplai oleh kelenjar
ceruminous
·
Pada ddaerah osseus. Kelenjar yang
ada hanya kecil atau absent, tak ada rambut
2)
Struktur telinga luar berupa
kerangka kartilago, integumentum, dan otot yang rumit
a.
Conchal (auricular cartilage)
1)
Bagian dasarnya membentang membantuk
sebuah saluran yang membatasi cavum conchae
2)
Permukaan medialnya convex
membentuknsebuah tonjolan yang disebut eminentia concjae
3)
Di belakang daerah basal terdapat
foramen yang merupakan tempat lewat cabang aurikuler dari nervus vagus
b.
Annular cartilage
1)
Membengkok ¾ lilngkaran
2)
Menyelubungi processus acusticus
external
c.
Scutiform cartilage
1)
Bentukan ireguler quadrilateral yang
terdapat pada otot temporal di depan dasar dari cartilage conchal
d.
Otot auricular
1)
Terdiri dari bagian extrinsic (dari
kepala dan perbatasan leher hingga bagian external telinga) dan bagian intrinsil
(membatasi auricular)
2)
Otot extrinsic adalah sebagai
berikut:
a.
Musculus scutularis adalah otot
tipis daerah subkutan di atas otot temporalis. Terdiri dari 3 bagian:
Ø Fronto scutularis (dari lengkung zygomaticus dan ujung
frontal ke perbatasan lateral dan anterior dari cartilage scutiform)
Ø Interscutularis
Ø Cervica scutularis (dari crista nuchai ke pars medial
cartilage scutiform)
b.
Musculus auricular anterior, dibagi
menjadi:
Ø Auricular zygomaticus
Ø Scutulo auricularis superficial inferior
Ø Scutulo auricularis superficial medius
Ø Scutulo auricularis superficialis posterior
c.
Musculus auricular dorsal, dibagi
menjadi 2 yaiitu:
Ø Scutulo auricularis superficialis accesorius
Ø Parieto auricularis
d.
Musculus auricular posterior, dibagi
menjadi 3:
Ø Cervico auricularis superficialis
Ø Cervico auricularis profundus mayor
Ø Cervico auricularis profundus minor
e.
Parotida auricularis
f.
Auricular dalam (otot rotator)
Ø Scutulo auricularis profundus mayor
Ø Scutulo auricularis profundus minor
g.
Tragiicus
3)
Otot intrinsic adalah sebagai
berikut:
a.
Antitragicus
b.
Helicis
c.
Verticalis auricular
e.
Arteri telinga luar berasal dari
cabang auricular anterior dari arteri temporal superficialis, posterior dari
cabang auricular besar yang berasal dari arteri carotid external dan cabanganterior
dari arteri occipital
f.
Vena bermuara ke vena jugularis dan
venantemporal superficial
g.
Saraf berasal dari cabang auricular
dan cabang auricular palpebra dari nervus facial dan dari nervus cervical sat
dan dua
h.
Saraf sensoris disuplai cabang
temporal superficial dari nervus mandibular dan cabang auricular dari vagus
B.
Telinga bagian tengah
1)
Telinga tengah terdiri dari sebuah
cavitas timpani, saluran eustachius, dan dua diverticula
a.
Cavitas timpani terdiri atas :
v Bagian utama (atrium) yang berada di sisi dalam membrane
timpani
v Recessus epitimpanicus (bagian atas dari malleus dan incus)
v Recessus ventral besar di bulla timpanica
b.
Membrana timpani terdiri atas 3
lapisan
1.
Lapisan cutaneus external
(perpanjangan batas meatus acousticus externus)
2.
Lapisan fibrosa tengah atau membrane
propria yang terdiri dari stratum radiatum yang berasal dari malleus (fiber)
dan sstratum ccirculer yang berupa fiber yang melingkar
3.
Lapisan mucosa internal (stratum
mucosum) yang merupakan bagian bagian membrane mukosa yang membatasi cavitas
timpani
c.
Auditory ossicle membentuk rantai
dari dinding lateral ke medial pada cavitas
1.
Malleus ( di permukaan dalam
membrane timpani). Terdiri dari kepala, leher dan juga memiliki 2 processus, yaitu
pprocessus longus (dari leher ke fissure pero timpanica) dan processus brevis
2.
Incus. Terdiri dari tubuh (corpus
incudis) yang berartikulasi dengan kepala malleus, long processus (crus
longum), short processus (crus breve)
3.
Os lenticulare
4.
Stapes (di fenestra vestibule).
Terdiri dari kepala (capitulum stapeas) yang berartikulasi dengan oss
lenticulare, 2 crura ( dari kepala dan bergabung dengan akhir basal) yaitu
crura posterior dan crura anterior, serta basal
d.
Membrana mucosa timpanica terdiri
dari nodulud limfatikus dan glandula timpanica. Epiteliumnya umumnya kolumner
bersilia
e.
Saluran eustachius menghubungkan
pharynx dengan cavitas timpanica. Ditutupi epithelium bersilia dan terdiri dari
glandula mucosa dan nodulus limfaticus
2)
Arteri berasal dari arteri carotid external
dan memasuki tympanum melalui foramen stylo mastoideus. Nervus membrane mucosa
timpani berasal dari plexus timpanica
C.
Telinga bagian dalam (Auris interna)
1)
Terdiri dari complex membranous sac
(yang mendukung sel-sel auditory dan ramifikasi peripheral dari nervus
auditori) dan cavitas pada tulang temporal yang menutupi bagian membrane. Yang
pertama disebut labirin dan berisi cairan endolimfe, yang kedua adalah osseus
labirin yang. Keduanya dipisahkan oleh ruang perilimfatik yang berisi cairan
perilimfatik
2)
Osseus labirinth terdapat pada
petrous temporal bone medial hingga cavitas timpani. Osseus labirinth terdiri
dari 3 komponen, yaitu vestibule (di tengah), cochlea (bagian anterior), dan
semicircular canal (bagian posterior)
3)
Membranous labyrinth berada
diantara, namun tidak mengisi osseous labyrinth. Terdiri dari utricle, saccule,
ductus semicircular, dan ductus cochlear
NO KELAS Sensor pendengaran
KETERANGAN
1.
Pisces Fovea nasalis
2.
Amfibi ( Rana sp) Membran timpani
Terdapat di caudal organon visus
3.
Reptil ( Mabouya multifasciata )
Lubang telinga ada sepasang Membran timpani terdapat di belakang mata yang agak
ke dalam
4.
Aves ( Gallus-gallus bankiva ) Porus
acusticus eksternus ( lubang telinga luar ) Di ventro caudal mata yang,
tertutup bulu, di dalamnya mempunyai membran timpani
5.
Mamalia (Cavia cobaya) Auriculae,
porus acusticus eksternus ( lubang telinga luar).
3. Mekanisme
Kerja Organ Sensorik
a.
Mekanisme Kerja Organ Penciuman
sistem
olfaktorius berkaitan erat dengan indera penciuman. Indra penciuman dihantarkan
oleh saraf olfaktorius (kranial). Sel-sel olfaktorius tersebar diantara sel-sel
penunjang kolom diseluruh membran mukosa olfaktorius pada bagian dorsokaudal
rongga hidung.
Inti
tiap-tiap sel olfaktorius terletak didekat membran dasar dari membran mukosa.
Prosesus periferalnya membentang antara sel-sel penunjang kepermukaan, dan
memiliki semacam jumbai yang menyerupai beberapa helai rambut halus. Jumbai ini
merupakan reseptor yang sebenarnya untuk indera penciuman. Karena prosesus
tersebut secara normal diselimuti oleh mukus yang basah, bahan-bahan yang akan
tercium barangkali harus terlarut terlebih dahulu sebelum mencapai sel
sensoris. Namun demikian, beberapa pendapat mengatakan bahwa partikel-partikel
yang sangat halus dapat mencapainya meski tidak larut terlebih dahulu.
Prosesus pusat dari tiap-tiap sel olfaktorius, menjalar melalui suatu foramen didalam cibriform plate dari tulang ethmoid, kebulbus olfaktorius pada otak. Ditempat inilah terbentuk sinaps dengan sel-sel yang prosesus pusatnya membentuk jalur olfaktorius didalam otak. Beberapa serabut saraf didalam tiap jalur menembus sisi berlawanan dari otak, melalui komisura rostral. Serabut-serabut saraf sisanya menuju kearah kaudal keberbagai daerah didalam otak. Sehingga akan terjadi koneksi dan interkoneksi (Frandson. 1992)
Prosesus pusat dari tiap-tiap sel olfaktorius, menjalar melalui suatu foramen didalam cibriform plate dari tulang ethmoid, kebulbus olfaktorius pada otak. Ditempat inilah terbentuk sinaps dengan sel-sel yang prosesus pusatnya membentuk jalur olfaktorius didalam otak. Beberapa serabut saraf didalam tiap jalur menembus sisi berlawanan dari otak, melalui komisura rostral. Serabut-serabut saraf sisanya menuju kearah kaudal keberbagai daerah didalam otak. Sehingga akan terjadi koneksi dan interkoneksi (Frandson. 1992)
b.
Mekanisme Kerja Organ Pendengaran
Reseptor-reseptor
khusus untuk suara terletak ditelinga dalam yang berisi cairan. Sewaktu suara
berpindah dari dari udara ke air fungsi ini dilakukan oleh telinga luar dan
telinga tengah. Telinga luar terdiri dari pinna ( bagian dalam auricula), dan
membrana timpani (gendang telinga). Pinna, suatu lempeng tulang rawan
terbungkus kulit, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran
telinga luar. Banyak spesies contohnya anjing yang dapat memiringkan telinga
mereka ke arah sumber suara untuk mengumpulkan lebih banyak gelombang suara
tetapi telinga manusia relatif tidak bergerak. Karena bentuknya daun telinga
secara parsial menahan gelombang suara yang mendekati telinga dari arah
belakang, dengan demikian membantu seseorang membedakan apakah suara datang
dari arah depan atau belakang.
Transmisi gelombang suara:
1. Gerakan cairan didalam perlimfe
ditimbun oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur yaitu:
a. Melalui skala vestibuli, mengitari
helikotrema dan melalui skala timpani, menyebabkan jendela timpani bergetar
b. ”jalan pintas”dari skala vestibuli
melalui membrana basilaris ke skala timpani.
Jalur
pertama hanya menyebabkan pengahmburan energi suara, tetapi jalur kedua
mencentuskanpengaktifan reseptor untuk suara dengan membengkokan rambut dis
el-sel rambut sewaktu organ corti pada bagian atas membrna basilaris yang
bergetar, mengalami perubahan posisi terhadap membrana tektorial di atasnya.
2. Berbagai bagian dari membrana
basilaris bergetar secara maksimal pada frekuensi yang berbeda-beda
3. Ujung membrana basilaris yang pendek
dan kaku yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar maksimum pada
nada berfrekuensi tinggi. Membrana basilaris yang lebar dan lentur dekat
helikotrema bergetar maksimum pada nada berfrekuensi rendah.
Mekanisme Pusat Pendengaran (pada
mamalia tk.tinggi )
Membrana
timpani berbentuk kerucut, dengan permukaan yang konkav menghadap ke bawah
mengrah ke saluran pendengaran. Yang melekat pada bagian tengah-tengah membrana
timpani adalah t5angkai malleus. Pada ujung lain, malleus terikat erat dengan
incus oleh ligamentum sehingga bila malleus bergerak, incus bergerak serentak
dengannya. Ujung lain incus selanjutnyabersendi dengan batang stapes, dan
permukaan lebar stapes terletak pada labirinmembranosa pada lubang foramen
ovale dimana gelombang suaraa dihantarkan ke telinga dalam.Tulang-tulang
telinga tengah tergantung oleh ligamentum-ligamentum sedemikian rupa sehingga
gabunga malleus dan incus bekerja sebagai satu pengungkit yang mempunyai titk
tumpu kira-kira pada perbatasan membrana timpani. Kepala malleus yang besar,
yang ari tangakai terletk pada sisi yang berlaanan dari titik tumpu, hampir
tepat mengimbangi ujung pengungkit lain sehingga perubahan posisi tubuh tidak
akan menambah atau mengurangi tegangan membrana timpani. Persendian antara
incus dengan stapes menyebabkan stapes terdorong ke arah cairan koklea setiap
kali tangkai malleus bergerak ke dalam dan mendorong cairan ke belakang setiap
klai malleus bergerak keluar, yang menimbulkan gerakkan ke dalam dan ke luar
permukaan lebar pada foramen ovale. Tangkai malleus terus menerus tertarik ke
dalam oleh ligamentum dan oleh m.tensor timpani, yang mempertahankan membrana
tipani berada dalam tegangan. Hal ini memungkinkan getaran suara dihantarkan ke
malleus pada setiap posisi mmbrana timpani, yang tidak akan terjadi bila
membrana timpai lemas.
Serabut
saraf dari ganglion spiralis organ Corti masuk ke nuclei cohclearis yang
terletak pada bagian atas medulla oblongata. Pada tempat ini, semua serabut
saraf bersinaps, dan neuron order kedua terutama berjalan ke batang otak sisi
lain melalui korpus trapezoideum menuju nucleus olivaris superior. Akan tetapi,
sebagian dari serabut order kedua berjalan ke sisi lateral berjalan ipsilateral
ke nucleus olivaris sisi yang sama. Sebagian besar srabut yang masuk ke nucleus
olivari ssuperior pada setiap sisi berakhir disini, tetapi sebagian berjalan
melewati nucleus ini. Dari nucleus olivaris superior, lintasan pendengaran
kemudian berjalan ke atas melalui lemniskus lateral dan banyak serabut berakhir
pada nucleus lemniskus lateral, tetapi banyak juga yang melalui nukleus ini dan
berjalan ke kolikulus inferior dimana sebagian besar berakhir, beberapa serabut
melalui tanpa berhenti menuju tingkat yang lebih tinggi. Beberapa serabut
menyilang dari nucleus komisura lemniskus lateral melalui komisura Probst
menuju ke nucleus kontralateral, dan beberapa serabut menyilang melalui
komisura kolikulus inferior dari salah satukolikulus inferior menuju ke
kolikulus inferior sisi lain. Dari kolikulus inferior, lintasan berjalan
melalui pedunkulus kolikulus inferior menuju ke nucleus genikulatum medial,
dimana semua serabut bersinaps. Dari traktus pendengaran menyebar melalui
radiaso auditiva menuju ke korteks pendengaran yang terutama terletak pada
girus temporalis superior.
Impuls masing-masing telinga dihantarkan melaluilintasan pendengaran kedua sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih banyak penghantaran pada lintasan kontralateral. Paling sedikit terdapat tigatempat dalam batang otak terjadi penyilangan antara kedua lintasan(pada korpus trapezoideum, komisura Probst, dan komisura yang menghubungkan kedua kolikulus inferior).
Impuls masing-masing telinga dihantarkan melaluilintasan pendengaran kedua sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih banyak penghantaran pada lintasan kontralateral. Paling sedikit terdapat tigatempat dalam batang otak terjadi penyilangan antara kedua lintasan(pada korpus trapezoideum, komisura Probst, dan komisura yang menghubungkan kedua kolikulus inferior).
Lintasan
penghantaran impuls suara dari koklea ke korteks paling sedikit terdiri atas
empat neurondan kadang-kadang sebanyak enam neuron. Neuron dapat bersinaps atau
tidak bersinaps pada nuclei olivaris superior, pada nuclei lemniskus lateral,
dan pada kolikulus inferior.
c.
Mekanisme kerja organ penglihatan.
Sinar
yang masuk mata oleh lensa yang berbentuk konvex dikumpulkan dan difokuskan
pada suatu titik di belakang lensa yang disebut principal focus.
Cahaya
dari objek yang lebih jauh dari 20 feet menuju mata di anggap berjalan secara
parallel difokuskan dan dibentukknya bayangan pada retina oleh mata yang dalam
keadaan istirahat.Untuk melihat objek yang lebih dekat dan supaya bayangan
terbentuk di retina mata perlu berakomodasi.
Suatu
pigmen yang disebut rhodopsin yang berfungsi dalam perubahan fotokimia yaitu
untuk merubah gelombang cahaya menjadi impuls.Light adaptation misalnya terjadi
apabila mata memperoleh sinar yang kuat mula-mula mata terasa silau,tetapi
kemudian mata beradaptasi dengan pupil mata mengecil sementara rhodopsin
terurai .
Cahaya
masuk ke mata melalui kompartemen yang disebut anterior chamber. Anterior
chamber dan posterior chamber diisi dengan cairan yang disebut aqueous humor.
Anterior chamber dan posterior chamber berbatasan dengan diaphragma yang
mempunyai ukuran bermacam – macam yang disebut iris yang mengandung dilatators
dan konstriktor fiber otot polos yang disusun untuk merubah diameter dari
pupil, lubang di dalam iris menyambung lewatnya cahaya, ini adalah jalan untuk menuju
ke retina. Lensa mata berada dibelakang iris dan digantung oleh suspensory
ligament dimana mengikat lensa dan ciliary body berbentuk struktur otot pada
dasar dinding. Dibelakang lensa diisi dengan cairan gelatinous yang disebut
vitreous humor.
Setelah sampai ke retina, terdapat 5
tipe sel pokok :
1. Photoreceptor cell
Photoreseptor cell ada 2 tipe :
Cones à untuk colour vision, Rods à merespon segala visual spectrum
2. Bipolar cell
3. Ganglion cell
4. Horizontal cell
5. Amacrine cell
Cahaya
meniggalkan sebagian besar dari retina, menuju ke sel ganglion, bipolar,
amacrine dan sel horizontal sebelum mencapai sel reseptor. Meskipun tipe sel
tersebut tidak bermielin dan relative transparan mereka selalu menyebabkan
beberapa sinar tersebut menyimpang.
Fovea adalah area dari retina yang didesain secara khusus untuk meminimalisasi penyimpangan tersebut. Lokasinyaterletak dibelakang dari retina dimana cahaya akan jatuh dari objek yang lebih jauh. Di pusat fovea terdapat area yang disebut foveola, pusat ganglion dan bipolar sel yang mendorong ke sisi samping, diikuti akses langsung ke fotoreseptor.
Optic disc berasal dar nervus opticus, dimana akson sel ganglion meninggalkan retina. Disini tidak ada fotoreseptor, jadi area ini disebut bintik buta.
Fovea adalah area dari retina yang didesain secara khusus untuk meminimalisasi penyimpangan tersebut. Lokasinyaterletak dibelakang dari retina dimana cahaya akan jatuh dari objek yang lebih jauh. Di pusat fovea terdapat area yang disebut foveola, pusat ganglion dan bipolar sel yang mendorong ke sisi samping, diikuti akses langsung ke fotoreseptor.
Optic disc berasal dar nervus opticus, dimana akson sel ganglion meninggalkan retina. Disini tidak ada fotoreseptor, jadi area ini disebut bintik buta.
Ada
pigmen gelap pada lapisan epitel diantara fotoreseptor dan choroid. Pigmen ini
menyerap cahaya yang dikirimkan melalui fotoreceptor tanpa stimulasinya. Jika
cahaya terefleksi di belakang retina, pemfokusan objek akan menjadi buram.
Dimana pada hewan nocturnal lapisan pigmennya mengandung pigmen yang merefleksi
yang disebut tapetum. Ini adalah retina yang membuat penggunaan yang optimal
untuk mendapatkan cahaya, tetapi ketepatannya kurang. Refleksi cahaya dari
tapetum umunya disebut “night shine” dari mata binatang nocturnal.
Anatomi fotorreceptor rods dan cones adalah umum tetapi ada perbedaaan yang mencolok, tipe kedua sel ini dibagi menjadi 3 bagian : sinaptic Terminal, inner segment dan outer segment. Sinaptic terminal selnya bipolar, inner segment termasuk nukleus, mitokondria, dan struktuk sitoplasmik lainnya. Iner dan outer segment dihubungkan oleh mikrotubule yang berisi cilium. Isi dari outer segmen khusus untuk fotoreceptor.
Anatomi fotorreceptor rods dan cones adalah umum tetapi ada perbedaaan yang mencolok, tipe kedua sel ini dibagi menjadi 3 bagian : sinaptic Terminal, inner segment dan outer segment. Sinaptic terminal selnya bipolar, inner segment termasuk nukleus, mitokondria, dan struktuk sitoplasmik lainnya. Iner dan outer segment dihubungkan oleh mikrotubule yang berisi cilium. Isi dari outer segmen khusus untuk fotoreceptor.
Disc
optic terbentuk dekat cilium dan fagositik oleh pigmen epitelium. Fotopigmen
yang dibentuk oleh protein disebut opsins dan retinal, aldehid vitamin A.
ketika cahaya masuk fotorreceptor, fotopigmen dirubah menjadi membran potencial
dari fotorreceptor. Tidak seperti receptor umumnya hipopolaris dengan stimulus,
fotoreceptor hiperpolaris ketika dikenai oleh cahaya. Didalam kasus sel batang
(rods), foto pigmen disebut rodopsin. Pada mata yang gelap banyak saluran Na+
yang kembali terbuka bersamaan dengan hilangnya Na+ ke rods dimana lebih rendah
elektrikal potensialnya.
Hiperpolarisasi
respon dari rods dan cones cahaya mempengaruhi bipolar sel oleh struktur kimia
pada sinaps. Pada perubahannya mempengaruhi frekuensi aksi potencial pada sel
akson ganglion yang memudahkan otak mendeteksi perbedaan keduanya antara terang
dan gelap dan membedakan bentuk.
Elektroretinogram
merekam elektrikal respon dari retina terhadap cahaya yang menyinari mata. Ada
tiga gelombang : gelombang A, perespon utama yang mengaktifkan visual pigmen
dan fotorreceptor. Gelobang B, penyebab utamanya adalah respon dari retina sel
bipolar dan gelombang C lebih rendah, menghasilkan pigmen epitelium.
Akson sel ganglion dari retina temporal berjalan sepanjang N. optic menuju ke optic chiasma dan menuju lateral geniculate nucleus yang berada pada bagian yag sama pada otak. Sel akson ganglion dari nasal retina menuju ke optic chiasma dan menyilang menuju contra lateral geniculate nucleus. Selanjutnya kedua lateral geniculate nucleus menuju visual cortex pada daerah posterior cortex cerebri oleh optic radiation. Cahaya menuju ke lateral atau periferal daerah pengelihatan yang masuk melalui dekat mata dan menyilang menuju stimulan fotoreceptor dan sel ganglion di nasal retina. Sinar cahaya ini dapat mengelilingi nasal untuk masuk lebih jauh ke stimulasi sel mata yang berada pada temporal retina (Cunningham, 2002).
Akson sel ganglion dari retina temporal berjalan sepanjang N. optic menuju ke optic chiasma dan menuju lateral geniculate nucleus yang berada pada bagian yag sama pada otak. Sel akson ganglion dari nasal retina menuju ke optic chiasma dan menyilang menuju contra lateral geniculate nucleus. Selanjutnya kedua lateral geniculate nucleus menuju visual cortex pada daerah posterior cortex cerebri oleh optic radiation. Cahaya menuju ke lateral atau periferal daerah pengelihatan yang masuk melalui dekat mata dan menyilang menuju stimulan fotoreceptor dan sel ganglion di nasal retina. Sinar cahaya ini dapat mengelilingi nasal untuk masuk lebih jauh ke stimulasi sel mata yang berada pada temporal retina (Cunningham, 2002).
d.
Mekanisme kerja organ perasa.
Sensasi
sentuhan diterima oleh akhiran syaraf yang disebut meissner`s
corpuscle,merkel`s disc,dan akhiran syraf-syaraf dekat follikel rambut.
Sensasi
tekanan dalam ditimbulkan oleh rangsangan terhadap reseptor vaber racinian
corpuscle yang terletak pada jaringan ikat subkutan sekitar persendian alat
genital luar baik jantan atau betina.
Reseptor untuk panas dan dingin masing-masing disebut : corpuscle of ruffini dan krause end bulb yang terletak pada sebagian besar jaringan ikat dalam tubuh.
Reseptor untuk panas dan dingin masing-masing disebut : corpuscle of ruffini dan krause end bulb yang terletak pada sebagian besar jaringan ikat dalam tubuh.
Rasa
sakit (pain) diterima oleh akhiran saraf bebas dari neuron sensoris pada kulit
dan jaringan ikat pada cornea mata. Achiran-achiran saraf tersebut dapat
menerima rangsang panas,dingin,kimia,dan mekanik (Sugijanto,1978)
a. Organ Pengecap
Taste
bud terdiri dari sel-sel gustatori fusiformis, tercampur dengan sel-sel
sustakular yang terangkai dalam bentuk menyerupai tong. Prosesus yang
menyerupai rambut dari sel-sel gustatori menjulur melalui pori bagian superfisial
dari taste bud. Ujung-ujung serabut saraf berakhir di sekitar sel gustatori.
Valat
dan papila fungiformis mengandung banyak sekali taste bud. Sensasi cita rasa
dibawa ke dua per tiga bagian rostral oleh cabang-cabang saraf fascial korda
timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus. Sebaliknya bagian
lidah yang sepertiga menerima cita rasa melalui cabang lingual dari saraf
glossofaringeal. Sensasi lain ( panas, dingin, sentuhan, rasa sakit ) terhadap
lidah disuplai oleh cabang lingual dari saraf trigeminus. Kemungkinan taste bud
yang terletak di daerah-daerah selain lidah disuplai oleh saraf vagus.
Pada manusia rasa spesifik yaitu manis, asin, pahit, dan asam. Sensasi lain merupakan campuran cita rasa dasar atau campuran dengan penciuman. Pangkal lidah peka rasa pahit. Lateral peka rasa asam dan asin. Ujung lidah peka terhadap keempat rasa ettapi lebih peka terhadap asin dan manis.
Pada manusia rasa spesifik yaitu manis, asin, pahit, dan asam. Sensasi lain merupakan campuran cita rasa dasar atau campuran dengan penciuman. Pangkal lidah peka rasa pahit. Lateral peka rasa asam dan asin. Ujung lidah peka terhadap keempat rasa ettapi lebih peka terhadap asin dan manis.
Cita
rasa meruipakan faktor penting sehingga hewan dapat memilih bahan makanan yang
mengandung suatu unsur atau suatu faktor tertentu. Saat hewan menhgalami
defisiensi maka otonmatis akan memilih makaan yang mengandung vitamin. Tanpa
kelenjar adrenal tikus akan memilih cairan mengandung garam. Hal semacam itu
akan hilang jika saraf sensoris untuk indra tersebut diputus ( Frandson, 1992 )
DAFTAR PUSTAKA
Ariana, dkk. 2012. Petunjuk
Praktikum Mikroanatomi Blok 5: Organ Sensorik. FKH UGM: Yogyakarta
Dellman, Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II, 3rd. UI Press:Jakarta
Frandsond RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press: Yogyakarta.
Getty, Robert. 1975, The Anatomy of The Domestic Animals. Wb Sounders Company, Philadelphia.
Guyton. 2006. Medician of physiologi. Jakarta. EGC
Dellman, Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II, 3rd. UI Press:Jakarta
Frandsond RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press: Yogyakarta.
Getty, Robert. 1975, The Anatomy of The Domestic Animals. Wb Sounders Company, Philadelphia.
Guyton. 2006. Medician of physiologi. Jakarta. EGC
No comments:
Post a Comment