Wednesday, 30 May 2012

Blok 6 UP 1


LEARNING OBJECTIVE
1.      Bagaimana Perkembangan Sistem Reproduksi Hewan Betina?
2.      Bagaimana Struktur Anatomi Sistem Reproduksi Hewan Betina? (Komparasi)
3.      Apa Saja Hormon yang ada pada Sistem Reproduksi Hewan Betina? (Pembentukan dan fungsi)

PEMBAHASAN

1.      Perkembangan Sistem Reproduksi Hewan Betina
Terdiri atas dari gonad dan alat kelamin  sekunder berupa saluran dan kelenjar. Jaringan yang membentuk alat reproduksi ini terletak di daerah antara mesenterium dorsal mesonephros, yang disebut genital ridge . Jaringan ini terdiri dari epitel germinal dan jaringan rete dari mesonephros, bersama sel–sel mesenkim sekitar epitel germinal.
Pada gonad mula – mula terjadi tingkat bipotential atau indifferent, yang maksudnya gonad dan salurannya itu belum dapat dibedakan antara genitalia jantan dan betina.

GONAD
Dibina dari 3 sumber jaringan:
Ø  sel benih induk
Ø  epitel mesoderm
Ø  sel mesenkim,
Sel  induk berasal dari kantung yolk, yang sesungguhnya berasal dari lapisan endodermnya. Sedikit ada juga menemukan datang dari lapisa endoderm allantois dan metenteron . Sel benih ini kemudian bermigrasi ke genital ridge. Migrasinya dengan gerak amoeboid ada pula yang diangkut pembuluh darah vitellin. Genital ridge sendiri dikira mengandung zat yang bersifat attractant bagi sel benih itu, mirip seperti attractan yang dikandung ovum untuk menarik spermatozoa ( fertilizin). Sel benih induk akan tumbuh jadi gamet.
Epitel mesoderm ialah epitel pelapis coelom sendiri pada genital ridge. Sedangkan sel mesenkim berasal dari sel – sel dibawah epitel mesoderm itu. Epitel mesoderm disebut juga epitel germinal, yang belakangan terbukti bahwa sesungguhnya bukanlah menumbuhkan sel – sel germinatif. Epitel germinal akan menyusun diri membentuk untaian sel, disebut sex cord. Sel – sel mesenkim membina jaringan interstitial.
Diferensiasi gonad jadi testis berlangsung pada janin umur 8 minggu. Mula – mula gonad itu terdiri dari 2 daerah: cortex dan medulla. Cortex kemudian berdegenerasi, sedang medulla membentuk tubuli seminiferi. Di celah – celah tubuli sel – sel mesenkim membentuk jaringan interstitial bersama sel – sel Leydig.
Sel induk benih sendiri, setibanya dalam gonad dari migrasinya dari kantung yolk atau dengan allantois, menyebar sepanjang sex cord. Ketika terbentuk tubuli dari sex cord ini sel induk benih ikut terlingkup, menjadi spermatogonia. Sel sartoli tumbuh dari sex cord.
Diferensiasi gonad jadi ovarium berlangsung beberapa hari setelah differensiasi testis. Disini cortex tumbuh membina ovarium, sedangkan medulla menciut. PGH ( placental gonadotropic hormone) dari placenta mendorong pertumbuhan sel induk jadi oogonia , lalu berproliferasi menjadi oosit primer. Sex cord menghasilkan sel – sel folikel yang akan menyelimuti dan memelihara pertumbuhan oosit. Stroma medulla dan cortex dibina dari sel–sel mesenkim.
Waktu perkembangan gonad memisah dari mesonephros dan peritoneum yang menyelimuti jaringan mesomere, tinggal merupakan semacam mesenterium antara ginjal dan gonad, yang untuk testis disebut mesorchium, untuk ovarium disebut mesovarium. Melalui mesenterium inilah urat saraf dan pembuluh darah/ limfa keluar masuk gonad.
Pada kebanyakan vertebrata kedua belah gonad berkembang dan berfungsi bersama – sama. Pada aves betina yang kanan tak berkembang, dan waktu kelahiran tinggal berupa persisaan (Yatim, 1976).




Perkembangan Uropetika :
Ductus genitalis terdiri dari :
ü  Ductus Wolfii, pada jantan
ü  Ductus Mulleri, pada betina
Ductus Wolfii pada seluruh vertebrata adalah ductus mesonephros sendiri. Beberapa tubuli mesonephros membentuk vas efferent. Bagian anterior menjadi ductus epididimis dan di bagian posterior sampai kloaka menjadi vas deferen (Yatim, 1976).
Ductus Mulleri berasal dari perkembangan ductus paramesonephridicus, kemudian menjadi saluran sendiri yang membentuk oviduk, uterus dan vagina dengan dilapisi oleh jaringan pengikat dan sel mesenkim disekitarnya (Pangestiningsih, 2012).
Ductus Mulleri mempunyai ostium di ujung anterior untuk menampung ovum pada saat ovulasi, disebut ostium tubae abdominal (Pangestiningsih, 2012).
Pada Euteria, sebagian vagina berasal dari endoderm yang berdelaminasi dari kloaka. Duktus Mulleri kiri-kanan bersatu dibagian posterior membentuk bagian uterus dan vagina.Pada vertebrata lain kedua dukti tetap terpisah satu sama lain.
Clitoris berasal dari evaginasi ectoderm (Pangestiningsih, 2012).

 
2.      Struktur Anatomi Sistem Reproduksi Hewan Betina
KOMPARASI  SISTEM REPRODUKSI BETINA
1)      Pisces
a.       Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
b.      Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.

2)      Amphibi
a.       Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
b.      Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.

3)      Reptil
a.       Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b.      Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.

4)      Aves
a.       Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b.      Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.

5)      Mamalia
a.       Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.
b.      Saluran reproduksi
Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.
Ada 4 macam tipe uterus:
o   Dupleks: uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o   Bipartite: uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o   Bikornuat: bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o  



Simpleks: semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.

Organ Reproduksi Interna (Betina)
Vulva pada primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin.





MIKROANATOMI SISTEM REPRODUKSI BETINA
OVARIUM
Sebagai kelejar eksokrin yang menghasilkan ovum dan kelenjar endokrin  yang menghasilkan hormone estrogen dan progresteron.
1)      korteks : tepi lebar mengandung korpus luteum dan folikel, epitel berbentuk kubus rendah.stroma korteks berupa jaringan ikat longgar. Di  bawah epitel permukaan terdapat tunika albuginea yang tebal
2)      Medulla : mengandung syaraf, pembuluh darah dan pembuluh limfe, terdiri dari jaringan ikat longgar dan otot polos. Terdapat rete ovarii yang berbentuk saluran tiadak teratur dibalut oleh epitel kubus atau tali sel-sel pekat terlihat jelas pada ruminansia dan karnivora. (Dellman Brown, 1987)
OVIDUCT
Epitel silinder sebaris atau silinder banyak baris  dengan silia aktiv dilengkapi dengan mikrovili. Mukosa langsung berhubungan dengan submukosa karena tidak ada lamina muskularis mukosa tidak ada. Propria submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan sel plasma, sel mast, dan leukosit eusinofil. Tunika serosa terdiri dari jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan saraf.
Terdapat tiga segmen:
1.      Infundibulum: berbentuk corong besar, menjamin oosit dari ovarium tertangkap.
2.      Ampula: bagian berdinding tipis mengarah ke kaudal infundibulum, ampula bagian kaudal merupakan tempat terjadinya pembuahan. Terdapat silia yang menggerakkan ovum ke isthmus.
3.      Isthmus: segmen berotot sempit yang berhubungan langsung dengan uterus. (Dellman Brown, 1987)
UTERUS
Dinding uterus terdiri dari tiga lapis
1.      Endometrium
Zona fungsional : pada kuda dan anjing epitelnya silinder sebaris dan silinder banyak baris  atau silinder sebaris pada babi dan ruminansia.
Pada ruminansia terdapat endometrium dengan penebalan terbatas yang disebut karunkula yang banyak mengandung fibroblast dan vaskularisasinya ekstensif. Ada empat jalur dengan kira-kira 15 karunkula pada tiap baris pada kornu uteri ruminansia. Pada sapi bentuk kubah, sedangkan pada kambing  berbentuk cawan dengan lekuk di tengah. Karunkula merupakan tempat melekatnya plasenta induk dengan plasenta anak membentuk kotiledon (cotyledon).
2.      Miometrium
Terdiri dari lapis otot tebal tersusun melingkar dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos yang jumlahnya dapat meningkat ketika kebuntingan berlangsung.
3.      Perimetrium
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dibalut mesotel atau peritoneum. Banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan sel-sel otot polos.
SERVIKS
Epitelnya silinder sebaris dengan banyak sel musigen, terdapat sel mangkok.Lamina proria terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur bersifat edematous, sehingga tampak sebagai jaringan ikat longgar selama birahi. Tunika muskularis terdiri dari lapis dalm melingkar yang terdiri dari serabut elastic dan lapisan luar yang memanjang. Lamina serosa terdiri dari jaringan ikat lonngar. (Dellman Brown, 1987)
VAGINA
Memiliki tiga lapis :
·         Tunika mukosa-submukosa
Epitel pipih banyak lapis yang meningkat tebalnya selama praestrus dan estrus. Lapis propria- submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar atau pekat tidak teratur.
·         Tunika muskularis
Terdiri daridua atu tiga lapis. Lapis dalam melingkar tebal terdiri dari otot polos dan dipisah menjadi dua berkas oleh jaringan ikat. Lapis luar memanjang terdiri dari otot polos
·         Tunika adventisia atau serosa
Terdiri dari jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah , saraf dan ganglia. Hanya bagian cranial vagina yang masih dibalut serosa. (Dellman Brown, 1987)

VESTIBULUM
Dibatasi dari bagain kaudal vagina oleh lipatan rudimenter, yakni hymen.Terdapat kelenjar vestibularis mayor dan minor. Kelenjar vestibularis mayor merupakn kelenjar bilateral berbentuk tubuloasiner majewmuk dan bersifat mucous. Kelenjar vestibularis minor berbentuk buluh kecil, bercabang dan bersifat mucous., tersebar dalam mukosa vestibulum.

KLITORIS
Homolog dengan penis hewan jantan terletak jauh dari daerah kaudal vestibulum, dekat komisura ventralis dari vulva. Terdiri dari corpora kavernosa klitoridis yang bersifat erektil, glans klitoridis yang rudimenter, dan prepusium klitoridis.

VULVA
Dibentuk oleh labia vulvae. Bagian luar dibalut oleh kulit yang kaya akan kelenjar apokrin dan kelenjar palit. (Dellman Brown, 1987)

3.      Horman Sistem Reproduksi Hewan Betina
1.      GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
2.      FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3.      LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada jantan : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4.      Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
         Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
         Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
         Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
         Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
5.      Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
6.      LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorrhea (Guyton,2000).






DAFTAR PUSTAKA
Dellman, Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II, 3rd. UI Press:Jakarta.
Guyton A.C. And Hall AJ. 2000. Textbook of Medical Physiology.9th ed. WB. Saunders Co.
Pangestiningsih, T.W. 2012. Perkembangan Sistem Uropoetika dan Genitalis presentasi kulih pengantar tanggal 29 Mei 2012. Fakultas Kedokteran Hewan.UGM.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.

No comments:

Post a Comment