LEARNING
OBJECTIVE
1. Apa
saja abnormalitas pada ikan dan telur?
2. Mikroorganisme
apa saja yang terdapat pada ikan dan telur?
3. Apa
saja produk olahan yang dapat dihasilkan dari ikan dan telur?
PEMBAHASAN
1. Abnormalitas
Ikan dan Telur
Abnormalitas Telur
Menurut
D.L Satie (1996), terdapat bermacam-macam bentuk abnormalitas telur yang dapat
dikelompokkan berdasar penyebabnya, yaitu (Akoso, 1998).:
1) Telur dengan kerabang keriput. Ini
terjadi karena kerabang kehilangan bentuknya sewaktu penambahan zat
penyusunannya sehingga lapisannya tidak rata. Penyebab utama hal ini adalah
karena ayam terserang Infectious Bronchitis (IB). Penyebab lain yang
memungkinkan adalah karena terjadi tekanan pada telur di dalam uterus ketika
awal penambahan kalsium. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengontrol kembali program vaksinasi IB, disamping menghindarkan hal-hal di
dalam kandang yang dapat menyebabkan terjadinya stres pada ayam.
2) Telur dengan kerabang tebal di
bagian tengah. Bentuk telur menjadi tidak oval karena terjadi penebalan pada
bagian tengah yang melingkari telur. Ini disebabkan oleh rusaknya kerabang (di
dalam uterus) sesaat menjelang pengerasan. Selanjutnya secara kompensatif, ayam
berusaha memperbaikinya dengan cara penambahan ulang, maka terjadilah penebalan
di bagian tengah. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan menambah sarang
bertelur di dalam kandang apabila menggunakan kandang sistem litter. Untuk
kandang battery, mengurangi jumlah ayam di dalam sangkar merupakan cara
penanggulangan yang baik.
3) Telur terkontaminasi darah dan
kotoran. Hal ini disebabkan ayam
mengalami pendarahan di bagian cloaca, akibat terlalu gemuk pada saat mulai
bertelur atau terjadi kanibalisme diantara kelompok ayam. Pendarahan dapat
dicegah dengan selalu mengontrol berat badan ayam dara, melakukan potong paruh
serta memberikan hijauan utuh, misalnya daun pepaya. Sedangkan untuk menghindari kontaminasi oleh kotoran,
usahakan lantai dan tempat bertelur agar selalu bersih.
4) Telur dengan kerabang lunak.
Kerabang telur sangat tipis sehingga telur mengalami perubahan bentuk. Keadaan
ini disebabkan oleh belum siapnya ayam untuk bertelur. Penyebab lainnya mungkin karena ayam terserang IB, dan
kekurangan unsur kalsium di dalam pakannya Pengontrolan dan perbaikan terhadap
program vaksinasi IB merupakan tindakan pencegahan yang efektif, disamping
menyediakan pecahan kulit kerang sebagai sumber tambahan kalsium.
5) Telur tanpa kerabang. Seperti halnya
telur dengan kerabang lunak, penyebabnya adalah IB. Disamping itu ayam
terganggu sewaktu proses pembentukan telur sedang berlangsung. Selain
memperbaiki program vaksinasi IB, hal lain yang dapat membantu memecahkan
masalah ini adalah mengurangi jumlah ayam di dalam kandang atau mengurangi
kepadatan.
6) Telur dengan darah atau daging di
dalamnya. Ini hanya dapat dilihat apabila telur dipecahkan, ternyata ditemukan
darah atau daging. Penyebabnya adalah luka pada saluran darah di dalam ovarium
sehingga sewaktu kuning telur
dilepaskan, darah atau daging turut bersama-sama dalam proses pembentukan
telur. Mengusahakan situasi yang tenang di dalam kandang dan mengontrol pakan
dari masa kadaluarsa serta tercemarnya oleh air dan jamur, merupakan tindakan
pencegahan dini.
7) Telur dengan butir-butir kalsium.
Pada permukaan kerabang terdapat bintik/butir yang menempel. Apabila kita
lepas, maka telur menjadi berlubang. Penyebab yang nyata dari kasus ini tidak
jelas, tetapi besar kemungkinan disebabkan oleh adanya bahan atau benda yang
asing di dalam oviduct.
8) Telur dengan dua atau lebih kuning
telur. Hal ini terjadi karena pada waktu pelepasan oleh ovarium, secara
bersama-sama jatuh dua atau lebih kuning telur ke dalam infundibulum. Kemudian
proses pembentukan telur berjalan sebagaimana mestinya.
9) Telur di dalam telur. Terjadi karena
oviduct terganggu sehingga telur yang sudah lengkap yang semestinya keluar akan
terdorong kembali ke dalam uterus, bersamaan dengan datangnya telur dari istmus
yang kemudian mengalami proses penambahan kerabang bersama-sama. Walaupun ini
jarang terjadi, menjaga ketenangan ayam merupakan tindakan pencegahan dini yang
efektif.
10)
Cacing
di dalam telur. Terjadi akibat masuknya cacing ke dalam saluran telur melalui
cloaca dan akhirnya ikut terproses pada pembentukan telur. Pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan selalu mengontrol program pemberian obat cacing
secara reguler serta menjaga kebersihan kandang dan sarang bertelur (Akoso,
1998).
Abnormalitas Ikan
Ciri ikan segar yang mengandung
formalin: badan ikan kaku,
sulit dipotong, tahan lama sampai tiga hari tanpa kerusakan dalam suhu kamar,
ikan memiliki insang berwarna merah tua tidak cemerlang, warna daging putih
bersih. Untuk ikan segar tanpa formalin memiliki insang berwarna merah segar,
dan cepat busuk jika didiamkan lebih dari 1 hari.
Ciri – ciri ikan yang sudah
busuk :
·
Mata
suram, kelabu terbenam dan tenggelam karena tertutup lendir
·
Sisik
suram dan mudah lepas
·
Warna
kulit suram/ buram dengan lendir tebal
·
Lendir
ikan yang busuk berubah warna kekuningan dengan bau tidak sedap. Selain itu
ikan busuk lendirnya mengering dan berwarna putih susu.
·
Insang
berwarna kelabu atau coklat, dengan lendir tebal, lengket dan berbau.
·
Dinding
perut lembek
·
Warna
keseluruhan suram dan berbau busuk
·
Ikan
yang telah mulai membusuk akan mengapung jika dimasukkan ke dalam air.
·
Kondisi
ikan busuk banyak terdapat parasit,
badannya banyak luka dan patah-patah
(Setyo,
2008).
2. Mikroorganisme
pada Ikan dan Telur
TELUR
Mikroba yang umum terdapat di dalam
telur adalah jenis Pseudomonas, Cladosporium, Penicillium,
dan Sporotrichum, Bakteri-bakteri yang ada pada permukaan kulit telur
adalah: Steptococcus, Staphylococcus, Micrococcus, Sarcina, Athrobacter,
Bacillus Pseudomonas, Alkaligenes, Flayobacterium, Cytopaga, Coli, aerogenes,
Aeromona, Proteus, Serratia, sedangkan bakteri-bakteri yang pernah
diisolasi dari telur yang busuk adalah Coli aerogenes, Proteus,
Aeromonas, Pseudomonas, Alcaligenes serta Achromobacter. Pada telur yang rusak atau busuk biasanya mengandung campuran mikroba yaitu
campuran bakteri gram negatif dan bakteri gram positif dalam jumlah yang sedikit. Bakteri yang selalu ditemui pada telur
yang rusak biasanya Pseudomonas fluorescens, Pseudomons maltophilia,
Aeromonas,Hafnia dan Citrobacter, sedangkan yang kadang-kadang
dijumpai adalah Plavobacterium, Achromobacter, Cytopaga, Bacillus,
Micrococcus, Streptococcus dan yang paling jarang dijumpai adalah Pseudomonas
aeruginosa (Soemarno, 2000).
IKAN
· Vibrio
alginolyticus
Vibrio
alginolyticus dicirikan dengan pertumbuhannya yang bersifat swarm pada media
padat non selektif. Ciri lain adalah gram negatif, motil, bentuk batang,
fermentasi glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa, membentuk kolom berukuran
0.8-1.2 cm yang berwarna kuning pada media TCBS. Bakteri ini merupakan jenis
bakteri yang paling patogen pada ikan kerapu tikus dibandingkan jenis bakteri lainnya (Soemarno, 2000).
· Vibrio anguillarum
Dibandingkan
dengan V alginolyticus, V anguillarum merupakan spesies yang kurang
patogen terhadap ikan air payau. Pada uji patogenisitas ikan kerapu tikus
ukuran 5 gram yang diinfeksi bakteri dengan kepadatan tinggi hingga 108
CFU/ikan hanya mengakibatkan mortalitas 20% (Soemarno, 2000).
Penyakit
protozoa
§ Cryptocaryonosis
Penyakit
ini sering ditemukan pada ikan kerapu bebek dan macan, dengan tanda ikan yang
tersering terlihat bercak putih. Stadia parasit yang menginfeksi ikan dan
menimbulkan penyakit adalah disebut trophont berbentuk seperti kantong
atau genta (Gambar 3) berukuran antara 0.3-0.5 mm, dan dilengkapi dengan silia.
Tanda
klinis ikan yang terserang adalah ikan seperti ada gangguan pernafasan, bercak
putih pada kulit, produksi mukus yang berlebihan, kadang disertai dengan
hemoragi, kehilangan nafsu makan sehingga ikan menjadi kurus. Erosi (borok)
dapat terjadi karena infeksi sekunder dari bakteri (Soemarno, 2000).
§ Infestasi Trichodina
Trichodina yang merupakan ektoparasit pada ikan air laut mempakan spesies yang
bersifat sebetulnya lebih bersifat komensal daripada ektoparasit. Trichodina
spp. yang didapatkan pada ikan air payau merupakan spesies yang memiliki
toleransi yang luas terhadap kisaran salinitas. Trichodina yang menempel
di insang umunmya berukuran lebih kecil dibandingkan yang hidup di kulit,
contohnya adalah Trichodinella.
Ikan
yang terserang Trichodina biasanya warna tubuhnya terlihat pucat,
produksi lendir yang berlebihan dan terlihat kurus. Diagnosis dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengerokan (scraping) pada kulit, atau mengambil
lembaran insang dan melakukan pemeriksaan secara mikroskopis (Soemarno, 2000).
§ Caligus sp., parasit golongan Crustacea
Parasit
jenis ini sering, ditemukan baik pada induk ikan maupun di tambak. Penempelan
ektoparasit ini dapat menimbulkan luka, dan akan lebih parah lagi karena ikan
yang terinfeksi dengan parasit sering menggosok-gosokkan tubuhnya ke dinding
bak atau substrat keras lainnya. Timbulnya luka akan diikuti dengan infeksi
bakteri (Soemarno, 2000).
3. Produk
Olahan dari Ikan dan Telur
Produk Olahan Telur
Telur
Beku
Telur
beku merupakan telur segar yang sebelumnya diolah sehingga kesegarannya dapat
dipertahankan selama satu tahun. Di Indonesia sendiri, produk olahan telur ini
belum begitu populer. Dalam pengolahan telur beku oertama-tama telur
disterilkan selama 3-5 jam pada suhu 60°C. Selanjutnya telur dikocok sampai
rata dan dibekukan pada suhu -17°C sampai -23°C. Kegunaan telur beku antara
lain untuk industri rumah tangga (membuat kue) dan untuk industri makanan bayi.
Tepung
Telur
Tepung
telur adalah telur segar yang melalui proses pengolahan dibentuk menjadi
kering. Biasanya tepung telur ada 3 jenis, yaitu tepung kuning telur. Tepung
putih telur, dan campuran keduanya. Untuk membuat tepung telur, mula-mula putih
telur san kuning telur dipisah. Setelah pemisahan, dilakukan penyaringan dan
dilanjutkan dengan pendinginan pada suhu 4°C. Selanjutnya proses pengeringan
dilakukan dengan menyemprot telur ke dalam mesin pengering bersuhu 110 °C
hingga 170°C. Dengan cara ini, air akan menguap sehingga yang tersisa adalah
tepung telur.
Telur
Asin
Pengasinan
sebenarnya merupakan upaya pengawetan, tetapi memiliki nilai tambah dalam hal
rasa. Oleh karenanya, telur asin biasa disebut sebagai bentuk olahan
telur utuh. Berikut ini beberapa manfaat pengasinan telur itik:
Nilai
gizi telur dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lebih lama
Nilai
jual telur dapat ditingkatkan
Praktis
dalam menghidangkan, yaitu dengan cara direbus, dioven, di panggang, dan di
asap/dibakar.
Produk Olahan Ikan
Berikut adalah beberapa produk
makanan yang berasal dari olahan ikan.
ABON IKAN
Bahan :
-
Ikan tongkol
|
2
kg
|
-
Jahe
|
40
gr
|
-
Garam
|
60
gr
|
-
Daun salam
|
10
lbr
|
-
Gula merah
|
400
gr
|
-
Serai
|
10
btg
|
-
Ketumbar
|
40
gr
|
-
Lengkuas
|
200
gr
|
-
Bawang merah
|
200
gr
|
-
Asam Jawa
|
0,5
bks
|
-
Bawang putih
|
40
gr
|
-
Santan
|
1
butir kelapa
|
Peralatan
:
-
Kompor
|
-
Baskom plastik
|
-
Alat pengukus
|
-
Timbangan
|
-
Wajan & kodek
|
-
Alat pengepres/peniris minyak
|
-
Piasu & talenan
|
-
Kain kasa
|
-
Cobek & ulekan
|
Cara
membuat :
1.
Ikan disiangin (insang, isi perut,
kepala dibuang) dipotong-potong dan dicuci bersih.
2.
Ikan dikukus hingga matang, lalu
pisahkan bagian daging dari tulangnya, selanjutnya daging disuir-suir.
3.
Bumbu yang telah dihaluskan digoreng
hingga matang, kemudian tambahkan santan kental dan diaduk hingga matang dan
mengental.
4.
Masukkan daging ikan dan aduk hingga
kering.
5.
Untuk mempercepat proses pengeringan
abon, daging ikan yang sudah setengah kering digoreng dengan minyak kelapa
sampai berwarna kekuningan dan kemersik.
6.
Kemudian abon ikan dipres/ditiriskan
minyaknya dengan menggunakan alat pengepres dan kain kasa.
7.
Abon ikan dikemas dalam kantong dan
siap disajikan atau dipasarkan.
BAKSO IKAN
A. Bahan-bahan :
o
3 kg daging ikan yang telah
dihaluskan
o
500 gram tepung tapioka
o
75 gram garam [atau 3 sdm
peres]
o
10 gram lada halus [atau 2 sdt
peres]
o
6 gram vetsin
o
100 gram bawang putih [haluskan]
o
Jahe [haluskan]
B.
Peralatan
o
Pisau dan talenan
o
Gilingan daging
o
Baskom plastik
o
Kompor
o
Panci
C.
Tahapan pengolahan
1.
Ikan difillet diambil dagingnya,
kemudian digiling
2.
Tambahkan garam sedikit demi sedikit
sambil daging diaduk
3.
Selanjutnya tambahkan tepung
tapioka, lada, vetsin, bawang putih dan jahe, kemudian uleni hingga merata
4.
Dapat juga ditambahkan
putih telur
5.
Cetak adonan dengan alat pencetak
atau dengan tangan dibentuk bulatan-bulatan dengan ukuran sesuai kehendak
6.
Rebus bakso ikan dalam air mendidih
hingga bakso terapung atau matang
7.
Bakso ikan siap dihidangkan, atau
dikemas dalam kantong plastik dan disimpan.
NUGGET
IKAN
1.
CARA
PEMBUATAN
A.
Bahan yang diperlukan:
-
Ikan [daging lumat] 1 kg
-
Garam 1 sdm
-
Merica/lada 1 sdt
-
Gula pasir 1 sdm
-
Mentega 2 sdm
-
Condiment 2 sdm
-
Bumbu penyedap secukupnya
B.
Bahan Pembantu:
>
Tepung tapioca 80-100 gram
>
Telur 1 butir
>
Wortel secukupnya [100 gr untuk 1 kg adonan]
>
Daun Kucai secukupnya [100 gr untuk 1 kg]
>
Tepung panir/tepung roti/tepung crumble 1/2 kg untuk 1 kg adonan
>
Wortel dikupas, dicuci kemudian dipotong/diiris bentuk dadu kecil-kecil, kucai
dicuci bersih dan diiris + 0,5 cm.
PERALATAN
-
Langseng
-
Loyang
-
Gilingan daging/ulekan
-
Talenan, pisau, baskom
-
Wajan dan sodet
MEMBUAT
ADONAN NUGGET
- Tahapan penambahan bumbu
Untuk
mendapatkan adonan nugget yang baik maka untuk menambahkan bumbu-bumbu perlu
memperhatikan urutan/ tahapan sebagai berikut:
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
|
:
:
:
:
|
Tambahkan garam kedalam campuran
adonan daging,
Aduk/uleni hingga rata.
Tambahkan mentega dan aduk/uleni
hingga rata.
Tambahkan telur sambil terus
diaduk hingga rata. Tambahkan gula pasir, ”condiment”, merica halus, bumbu
penyedap.
|
Selanjutnya
tambahkan tepung tapioca sedikit demi sedikit sampai tercampur rata lalu
masukkan wortel, daun kucai dan irisan bawang bombay. Aduk hingga merata.
- Pencetakan adonan
Setelah
dikukus matang, adonan dapat dicetak dengan bentuk segi empat, bulat atau
sesuai selera, kemudian celupkan dalam kocokan telur dan lumuri dengan tepung
roti/tepung panir. Simpan atau bekukan dalam freezer [8–10 jam] atau
dapat digoreng langsung.
BANDENG
CRISPY TANPA DURI
A. Bahan-bahan :
- Ikan bandeng segar
- Tepung Bumbu
- Minyak goreng
B.
Peralatan
- Pisau dan talenan
- Meja kerja
- Pinset
- Wadah plastik
- Bak cuci
C.
Tahapan pengolahan
Cara
Pengolahan
A.
Pembuangan Sisik
Apabila
pengolahan bandeng cabut duri ini untuk kepentingan pengolahan lanjutan yang
masih memerlukan adanya sisik, maka pembuangan sisik tidak dilakukan.
Apabila
dalam pengolahan lanjutan tidak diperlukan adanya sisik maka cara pembuangan sisik
dengan dikerok dari pangkal ekomya menuju ke bagian kepala dengan alat pisau
atau pembuang sisik [khusus].
B.
Pembelahan [fillet]
Teknik
pembelahan dengan cara menyayat bagian punggung ikan dengan menggunakan alat
pisau. Penyayatan dimulai dari bagian ekor sampai dengan membelah kepala dan
selanjutnya pembuangan isi perut serta insang.
C.
Pencucian
Ikan
yang telah difillet dicuci bersih dengan menggunakan air bersih untuk
menghilangkan sisa darah, lemak maupun kotoran yang masih menempel.
D.
Pembuangan Duri
Buang
tulang punggung dengan menggunakan pisau dari bagian ekor hingga bagian kepala.
Cabut
tulang-tulang dari permukaan dinding perut, pada bagian perut terdapat 16
pasang tulang besar.
Buat
irisan memanjang pada guratan daging punggung bagian tengah dan bagian perut
dengan menggunakan ujung pisau. Irisan dilakukan dengan hati-hati agar
duri-duri tidak terputus, selanjutnya pencabutan duri dilakukan dengan cara
memasukkan ujung pinset pada bagian irisan tersebut, kemudian dilakukan pencabutan
satu persatu, pada bagian punggung terdapat 42 pasang duri bercabang yang
berada di dalam daging dekat kulit luar. Sepanjang lateral line terdapat 12
pasang duri cabang, sedangkan di bagian perut terdapat 12 pasang duri.
Rendam
ikan bandeng yang telah dibuang durinya sebesar 70-80%.
DAFTAR
PUSTAKA
Akoso,
B.T. 1998. Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta
Setyo, 2008. Ilmu dan
Teknologi Ikan.
Jakarta : UI - Press
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik.
Yogyakarta : Akademi Analisis Kesehatan Yogyakarta
No comments:
Post a Comment