LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
Laporan Bisa didownload full disini
I.
LAPORAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan
kegiatan KKN PPM UGM 2015 dengan tema KUBE (Kelompok Usaha Berbasis Ekonomi)
Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di 4 wilayah perdukuhan yang ada di Desa
Bumirejo yaitu: Dusun Senik, Ngipik, Cabean dan Tempel.
Desa Bumirejo merupakan satu dari sekian banyak desa yang memiliki
populasi ternak sapi yang begitu besar. Besarnya populasi ternak yang terdapat didesa ini
tidak sebanding dengan penghasilan setiap warga. Peternak lebih banyak memanfaatkan
ternaknya sebagai tabungan (diuangkan) di masa depan. Terdapatnya permasalahan
tentang penyakit diare dan pertumbuhan sapi yang kurang maksimal menjadi momok
bagi setiap peternak. Melihat
kondisi tersebut layaklah kami memilih desa ini untuk melaksanakan KKN dengan
tema KUBE. Dengan tema diatas mahasiswa memiliki program kegiatan
tema dan program mandiri serta non tema. Program
kegiatan mahasiswa KKN Tematik terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama merupakan
program kegiatan tematik yang memiliki bobot 60% dari keseluruhan kegiatan. Selain itu, program tematik yang dilaksanakan juga harus
mengacu pada tema kegiatan tematik dari masing-masing jurusan. Sedangkan bagian
yang kedua adalah program kegiatan mandiri, dengan bobot kegiatan 40%. Program
ini dilaksanakan berdasarkan hasil observasi mahasiswa selama masa KKN. Program
kegiatan KKN terbagi menjadi 3 bidang divisi, yaitu divisi Prasarana Fisik
(PF), divisi Peningkatan Produksi (PP) dan divisi Sosial Budaya (SB).
Pelaksanaan
KKN PPM
UGM 2015
dimulai pada tanggal 2 Juli 2015 hingga 29 Agustus 2015. Masa KKN tersebut terbagi menjadi 3 orientasi waktu,
yaitu masa observasi selama 1 minggu, masa pelaksanaan kegiatan selama 6 minggu
dan masa pembuatan laporan selama 1 minggu. Masa observasi digunakan oleh
mahasiswa untuk melaksanakan pengamatan, penggalian informasi dan pencariaan
data untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di lokasi KKN.
Kemudian permasalahan tersebut diidentifikasi dan dianalisis, untuk ditentukan
permasalahan mana yang bisa dibantu penyelesaiannya selama masa KKN dan
sekiranya sesuai dengan program yang telah
disusun, dengan menggunakan metode analisis KUWAT (Kesempatan, Uang,
Waktu, Alat dan Tenaga). Selanjutnya dari hasil analisis permasalahan, kemudian
dituangkan dalam bentuk program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa
KKN dan masyarakat setempat.
Dari
hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2-7 Juli 2008 dan masukan dari
berbagai sumber, diperoleh program kegiatan di sub unit Sejati Trukan sebagai
berikut:
Program Pokok Tema:
1.
Pendataan
Ternak
Besar di setiap rumah
2.
Pemeriksaan
feses di Laboratorium
3.
Sosialisasi
kesehatan hewan dengan cara penempelan poster di tempat tempat umum
4.
Sosialisasi
kesehatan hewan door to door dengan pembagian leaflet
5.
Gertak Birahi Ternak
6.
Pemeriksaan Gangguan
Reproduksi Ternak Besar
7.
Yanduwan (Pelayanan
Terpadu Hewan)
8.
Penyuluhan Manajemen
Kesehatan Ternak Besar
Program Mandiri Non Tema:
1.
Perkumpulan
Muda-Mudi
2.
Pembinaan Organisasi
Pemuda untuk Program Kegiatan 17 Agustusan
Adapun hasil dan
pembahasan kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Pendataan
Ternak di Setiap Rumah
No Sektor : 3.3.03
No Kode : 2
Pelaksanaan : 9,
10, 11, 12, 13, 22, 23, 30 Juli 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Dusun tempel memiliki banyak peternak
sapi, namun pendataan sapi di dusun tempel masih belum terlaksana. Pendataan
ternak sangat dibutuhkan sekali untuk mendeteksi keberadaan ternak pada setiap
daerah tersebut. Pendataan ternak sangat dibutuhkan untuk perangkat dusun,
perangkat desa, dan dinas setempat untuk mengetahui populasi ternak di daerah
tersebut dan memudahkan pengontrolan penyakit. Apabila tidak terdapat pendataan
yang valid mengenai populasi ternak, umur ternak, jenis ternak, status
kesehatan ternak di daerah tersebut maka dinas akan kesulitan untuk mengroscek
penyebaran penyakit di daerah tersebut sehingga dinas juga akan kesulitan untuk
menanggulangi penyakit tersebut. Dengan adanya program ini diharapkan data
valid yang sudah didapatkan bermanfaat untuk kepentingan dinas dan perangkat
desa maupun dusun.
Pelaksanaan pendataan ternak dilakukan
secara bertahap sesuai jadwal yang sudah dirancang. Terdapat 5 RT di dusun
tempel, pendataan dilakukan dengan mengelilingi setiap RT rumah per rumah dan
mendata ternak sapi yang ada. Pendataan didahului dengan sesi wawancara kepada
peternak. Sesi wawancara bertujuan untuk mengetahui lama beternaknya,
pengetahuan tentang ternak, pengetahuan tentang pakan, pengetahuan tentang
manajemen kesehatan ternak, pengetahuan tentang pembuatan kandang dan aspek
lainnya kepada peternak. Selanjutnya dilakukan sesi sharing ilmu untuk
memberikan wawasan luas tentang dunia peternakan kepada peternak agar ternaknya
semakin berkualitas. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ternak, memeriksa
konjungtiva mata, sistem respirasi, sistem syaraf, sistem kardiovaskuler dan
sistem lainnya. Tahap selanjutnya dilakukan pencatatan hasil untuk pendataan
ternak. Dan tahap akhir adalah mengambil feses yang masih segar terhadap sapi
yang diperiksa, untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Dari data tersebut didapatkan hasil
bahwa dusun Tempel memiliki 34 peternak sapi. Populasi sapi di dusun tempel
adalah 54 sapi, yang terdiri dari 17 pedet dan 37 sapi dewasa. Jenis sapi yang
kebanyak dipelihara antara lain 8 ekor Sapi Peranakan Ongole, 9 ekor Sapi LimPo
(Silangan antara Limosin dan Peranakan Ongole) dan 37 ekor SimPo (Silangan antara Simmental
dan Peranakan Ongole). Rata-rata sapi didusun tempel adalah Betina dengan
jumlah 50 ekor sapi betina dan hanya 4 ekor sapi jantan. Hal ini membuktikan
bahwa peternak sapi dusun tempel memanfaatkan ternaknya untuk perkembangbiakan
sapi. Akan tetapi berdasarkan hasil tinjauan team KKN, masih banyak kendala yang
harus dihadapi peternak sapi, yaitu tentang pola kandang, kebersihan kandang,
pemanfaat kotoran sapi, dan kesehatan reproduksi serta fisik sapi yang belum
diperhatikan. Pola pembuatan kandang sapi di dusun tempel rata-rata masih
menggunakan alas berupa tanah, kemiringan tanah tidak diatur, tempat pakan dan
minum pada satu tempat yang tercampur dan terkadang pakan bercampur dengan
kotoran sapi tersebut. Pola kandang yang seperti ini yang membuat sapi
mengalami beberapa penyakit pada sapi tersebut. Kebersihan kandang juga belum
dijaga secara baik di dusun tempel ini. Kebanyakan peternak membiarkan kotoran
masih dalam kandang dan tidak langsung dibersihkan. Hal ini mengakibatkan sapi
mudah sekali terserang penyakit dan pertumbuhannya terhambat. Peternak juga masih
belum bisa memanfaatkan kotoran dari sapi tersebut, apabila peternak dapat
memanfaatkan kotoran sapi tersebut maka peternak akan mudah sekali mendapatkan
pupuk alami tanpa harus mengeluarkan uang. Namun sayangnya peternak masih belum
bisa menerapkan pemanfaatan kotoran ternak ini. Berkaitan dengan itu semua maka
akan mempengaruhi pola kesehatan ternak sapi tersebut sehingga penghasilan
peternak sapi tidak maksimal karena kondisi sapi yang belum sesuai standar.
Dengan diadakannya pendataan ternak ini
diharapkan dinas setempat mendapatkan data yang valid sehingga akan dilakukan
tinjauan langsung oleh pihak dinas untuk kemajuan peternakan di Kulon Progo.
Sapi sehat maka Peternak juga sehat,
sapi sakit maka peternak lambat laun juga akan sakit. Sapi yang sejahtera maka
peternak juga akan sejahtera. Maka dari itu, Program kali ini bertujuan juga
untuk menyejahterakan ternak dari kesehatan dan pola hidup ternak.
2.
Pemeriksaan
Feses di Laboratorium
No Sektor : 2.4.08
No Kode : 3
Pelaksanaan : 14,
24, 28 Juli 2015 dan 3 Agustus 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Pemeriksaan feses dilakukan untuk
menguji apakah didalam feses terdapat telur cacing ataukah tidak. Feses yang
terbukti terdapat telur cacingnya menandakan bahwa terdapat cacing juga didalam
saluran pencernaan sapi tersebut. Cacing patogen apabila terdapat dalam perut
sapi dalam jumlah sedikit, tidak akan terjadi gejala klinis pada sapi tersebut.
Akan tetapi apabila cacing dalam saluran pencernaan sapi tersebut sudah sangat
banyak, maka akan menimbulkan masalah kesehatan yang besar dan berkelanjutan.
Sapi yang sudah mengalami cacingan makan kondisi kesehatannya pun akan menurun
dan nafsu makannya pun juga akan menurun.
Pemeriksaan feses sapi dilakukan dengan
metode natif. Feses diambil sedikit saja kemudian diencerkan pada objeck glass
dan kemudian ditutup dengan deck glass. Preparat kemudian dipersiksa di
mikroskop dan dilihat apakah terdapat telur cacing atau tidak. Harus
diperhatikan baik-baik perbedaan masing-masing telur cacing berdasarkan
spesiesnya melalui bentuk, ukuran, tipe, dan banyak atau sedikitnya telur
cacing.
Dari pemeriksaan tersebut didapatkan
hasil sebagai berikut:
No.
Kode
|
Jenis
Sapi
|
Feses
|
Pemeriksaan
Feses
|
Bread
|
Sex
|
Age
|
Pemilik
|
42 -
01
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp., Eimeria sp., Fasciola Hepatica
|
Simpo
|
Female
|
8
bulan
|
Mbah Rejo
|
42 -
02
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp., Eimeria sp.
|
PO
|
Female
|
8
bulan
|
|
42 -
03
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
8
bulan
|
|
42 -
04
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp., Fasciola Hepatica
|
Simpo
|
Female
|
6
bulan
|
Mbah Sumo
|
42 -
05
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp.
|
PO
|
Female
|
6
bulan
|
|
42 -
06
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Fasciola Hepatica, Tricuris sp.
|
PO
|
Female
|
4
tahun
|
Pak Bawono
|
42 -
07
|
DEWASA
|
|
|
Simpo
|
Female
|
4
tahun
|
Mbah Sagimin
|
42 -
08
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
8
bulan
|
|
42 -
09
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
3
tahun
|
Pak Nartono
|
42 -
10
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
3
tahun
|
Pak Sugiyarto
|
42 -
11
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Male
|
6
bulan
|
|
45 -
01
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Eimeria sp.
|
PO
|
Female
|
6
tahun
|
Pak Kardiwiyanto
|
45 -
02
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
2,5
tahun
|
Pak Atmokardi
|
45 -
03
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp., Eimeria sp., Tricuris sp., Fasciola Hepatica
|
Simpo
|
Female
|
8
bulan
|
|
45 -
04
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Eimeria sp., Fasciola Hepatica
|
Simpo
|
Female
|
8
tahun
|
Pak Mustajab
|
45 -
05
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Eimeria sp.
|
PO
|
Female
|
7
tahun
|
Pak Poniman
|
45 -
06
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
5
tahun
|
Pak Suyanto
|
45 -
07
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Fasciola Hepatica, Tricuris sp.
|
Simpo
|
Female
|
7
tahun
|
Pak Sarihadi
|
45 -
08
|
DEWASA
|
|
|
Simpo
|
Female
|
5
tahun
|
Pak Wakidi
|
41 -
01
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Fasciola Hepatica
|
Simpo
|
Female
|
6
tahun
|
Pak Madyo
|
41 -
02
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Fasciola Hepatica, Eimeria
|
Simpo
|
Female
|
4
tahun
|
Pak Cipto
|
41 -
03
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Eimeria sp.
|
Simpo
|
Female
|
4
tahun
|
Pak Warno
|
41 -
04
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Limpo
|
Female
|
10
tahun
|
Pak Darno Wiyadi
|
43 -
01
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
5
tahun
|
Pak Iman Suwito
|
43 -
02
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp.
|
Limpo
|
Female
|
1,5
tahun
|
|
43 -
03
|
DEWASA
|
√
|
Eimeria
sp, Ascaris sp., Fasciola Hepatica
|
Limpo
|
Female
|
6
tahun
|
|
43 -
04
|
DEWASA
|
√
|
Strogyl,
eimeria sp., ascaris sp.
|
PO
|
Female
|
10
tahun
|
Mbah Margo
|
43 -
05
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
3
tahun
|
Pak Purwanto
|
43 -
06
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
7
bulan
|
|
43 -
07
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Limpo
|
Female
|
6 tahun
|
Pak Ismo Wiyardi
|
43 -
08
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp.
|
Simpo
|
Female
|
1
tahun
|
|
43 -
09
|
DEWASA
|
|
|
Simpo
|
Female
|
8
tahun
|
Pak Warsito
|
43 -
10
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp., Fasciola hepatica, Eimeria sp.
|
Limpo
|
Female
|
6
tahun
|
|
43 -
11
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
8
bulan
|
|
43 -
12
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp.
|
Simpo
|
Female
|
8
bulan
|
Ibu Tukiyah
|
43 -
13
|
PEDET
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
6
bulan
|
Pak Rukimun
|
43 -
14
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
4
tahun
|
|
43 -
15
|
DEWASA
|
|
|
Simpo
|
Female
|
4
tahun
|
|
43 -
16
|
DEWASA
|
|
|
Simpo
|
Female
|
4
tahun
|
|
43 -
17
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
PO
|
Female
|
8
tahun
|
Pak Rukimin
|
43 -
18
|
DEWASA
|
|
|
Simpo
|
Female
|
5
tahun
|
Pak Widodo
|
43 -
19
|
DEWASA
|
|
|
Simpo
|
Female
|
2
tahun
|
|
43 -
20
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Strongylus
|
Limpo
|
Male
|
3
tahun
|
|
43 -
21
|
DEWASA
|
|
|
Limpo
|
Male
|
3
tahun
|
|
43 -
22
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
8
bulan
|
Pak Tris
|
44 -
01
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp., Eimeria sp., Fasciola sp.
|
PO
|
Female
|
5
tahun
|
Pak Ngadiran
|
44 -
02
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Limpo
|
Male
|
2
tahun
|
|
44 -
03
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp., Tricuris sp.
|
Simpo
|
Female
|
6
tahun
|
Pak Nuryanto
|
44 -
04
|
DEWASA
|
√
|
Fasciola
hepatica, Ascaris sp.
|
Simpo
|
Female
|
9
tahun
|
Pak Mustari
|
44 -
05
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
3
bulan
|
|
44 -
06
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
1
tahun
|
|
44 -
07
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
6
tahun
|
Pak Mujiwiyono
|
44 -
08
|
PEDET
|
|
|
Simpo
|
Female
|
3
bulan
|
|
44 -
09
|
DEWASA
|
√
|
Ascaris
sp.
|
Simpo
|
Female
|
4
tahun
|
Pak Iman Suwano
|
44 -
10
|
DEWASA
|
√
|
Fasciola
hepatica, Ascaris sp., Eimeria
|
Simpo
|
Female
|
1,5
tahun
|
Pak Rusdi
|
44 -
11
|
DEWASA
|
√
|
Fasciola
hepatica, Ascaris sp., Eimeria
|
Limpo
|
Female
|
3
tahun
|
Pak Ngadul
|
Dari data tersebut, maka kita bisa
melihat bahwa 100% sapi di dusun Tempel mengalami cacingan, dengan tipe cacing
yang berbeda-beda. Apabila cacing dalam perut sapi dalam jumlah sedikit maka
tidak menyebabkan gejala klinis. Tetapi yang dikhawatirkan adalah apabila sapi
mengalami gejala klinis, maka akan lama proses penyembuhannya.
Data yang diperoleh ini diserahkan
dinas untuk dilakukan tindakan lanjutan sehingga diharapkan dusun Tempel
nantinya akan terbebas dari cacingan.
3.
Sosialisasi
kesehatan hewan dengan cara penempelan poster di
tempat tempat umum
No
Sektor : 2.4.20
No
Kode : 1
Pelaksanaan : 21, 22, 23, 25 Juli 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Perlunya kesadaran masyarakat akan
pengetahuan kesehatan hewan dewasa ini sangat dibutuhkan. Berkaitan dengan itu
maka sosialisasi kesehatan hewan harus dilakukan untuk membuat masyarakat
semakin paham tentang penyakit-penyakit hewan yang dapat menular ke manusia.
Poster yang disebarkan adalah
Bahaya Rabies, Penanggulangan Avian Influenza (AI) pada Ayam, Brucellosis dan
Manajemen Peternakan. Poster disebar dibeberapa tempat-tempat umum yaitu
Pasar-Pasar, Sekolah, Balai Desa, Balai Dusun, Poskamling, Papan Pengumuman
Masjid/Mushola, dan tempat umum lainnya yang sering dilihat masyarakat. Dengan
adanya penempelan poster tersebut diharapkan masyarakat dapat mawas diri
terhadap kesehatan hewan baik di wilayahnya, desa, dusun maupun lingkup
rumahnya sendiri.
Progress yang didapatkan setelah diadakan
penempelan poster tersebut, warga semakin gemar membaca infomasi yang
disebarkan oleh teman-teman KKN, Warga semakin paham akan pentingnya menjaga
kesehatan hewan, dan warga semakin mudah mendapatkan informasi yang valid.
Pemanfaatan sosialisasi dengan penyebaran poster baik dilakukan dan bermanfaat
untuk masyarakat.
4.
Sosialisasi
kesehatan hewan door to door dengan pembagian leaflet
No
Sektor : 2.4.20
No
Kode : 4
Pelaksanaan : 9, 10, 11, 12, 13 dan 20 Juli 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Sosialisasi melalui tempat umum, masih
belum begitu mengena apabila tidak ada pendekatan personal. Maka dari itu
diadakannya penyebaran leaflet perseorangan. Ketika menyebarkan leaflet, setiap
warga juga diajak berkomunikasi akan pentingnya menjaga kesehatan hewan. Terdapat
beberapa judul leaflet yang disebarkan yaitu Bahaya Rabies, Penanggulangan
Avian Influenza (AI) pada Unggas, Penyakit Brucellosis dan Manajemen
Peternakan. Pendekatan personal terhadap warga akan semakin mengena dan warga
akan semakin paham tentang sosialisasi yang telah diberikan.
Dampak dari sosialisasi ini yaitu warga
semakin paham akan pentingnya kesehatan hewan, warga mengetahui
penyakit-penyakit hewan yang dapat menular ke manusia, warga menjadi waspada
terhadap penyakit-penyakit yang bisa terjadi pada hewan, warga akan mudah
mendapatkan informasi apabila terdapat penyebaran penyakit menular di daerahnya
dan juga menumbuhkan minat baca warga akan informasi umum.
5.
Gertak
Birahi Ternak
No Sektor : 2.4.08
No Kode : 5
Pelaksanaan : 20, 21, 22, 29, dan 31
Juli 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Sebagian besar sapi yang berada di dusun
tempel adalah Betina. Warga mengharapkan akan tingginya akan kelahiran pedet
untuk sapinya. Maka dari itu diadakannya program ini yang bertujuan untuk
memacu birahi sapi agar dapat segera dilakukan pengawinan baik melalui
inseminasi buatan maupun alami. Program Gertak Birahi dan Inseminasi Buatan ini
merupakan kerjasama dengan Puskeswan Lendah, Balai Besar Veteriner Wates serta
Dinas Peternakan Kulon Progo.
Program yang dilakukan adalah melakukan
pemeriksaan reproduksi sapi, apabila saluran reproduksi sapi tidak ada kendala
maka akan dilakukan gertak birahi pada sapi tersebut. Selang beberapa hari (2-3
hari) setelah dilakukan penyuntikan hormon maka sapi akan dilakukan inseminasi
buatan ataupun kawin alami.
Program ini dilakukan dengan
mengumpulkan ternak warga pada suatu tempat kemudian diperiksa sapinya dan juga
berkeliling ke rumah-rumah peternak untuk dilakukannya gertak birahi ini.
Dampak dari program ini adalah
masyarakat semakin terbantu dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuat
sapinya bunting. Peternak dengan mudah mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi sapi karena pihak dinas juga ikut andil dalam program ini.
6.
Pemeriksaan
Gangguan Reproduksi Ternak Besar
No
Sektor : 2.4.08
No
Kode : 6
Pelaksanaan : 26, 27, 29, dan 31 Juli 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Sebagian besar sapi yang berada di dusun
tempel adalah Betina. Warga mengharapkan akan tingginya akan kelahiran pedet
untuk sapinya. Maka dari itu diadakannya program ini yang bertujuan untuk
memeriksa saluran reproduksi sapi betina. Sapi yang mengalami gangguan
reproduksi maka akan dilakukan pengobatan sehingga fungsi saluran reproduksinya
bisa kembali normal. Program Gangrep ternak ini merupakan kerjasama dengan Puskeswan
Lendah, Balai Besar Veteriner Wates serta Dinas Peternakan Kulon Progo.
Dampak dari program ini adalah
masyarakat bisa mendapatkan pemeriksaan dan obat gratis untuk memperbaiki
kesehatan reproduksi sapi masing-masing. Dinas setempat akan semakin memperhatikan
daerah wilayahnya untuk status kesehatan reproduksi. Apabila penyakit
reproduksi peternak masih berlanjut maka sapi peternak akan terus dipantau oleh
dinas dan puskeswan lendah.
7.
Yanduwan
(Pelayanan Terpadu Hewan)
No
Sektor : 2.4.08
No
Kode : 7
Pelaksanaan : 28 Juli 2015 dan 1 Agustus 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Tingginya tingkat cacingan di dusun
Tempel menjadi masalah tersendiri untuk peternak. Maka dari itu, perlu
diadakannya program pelayanan terpadu hewan dengan membagikan obat cacing kepada
peternak. Obat cacing ini diberikan untuk memperbaiki kesehatan ternak di dusun
Tempel.
Program ini dilaksanakan pada tangga 28
juli 2015 dan 1 agustus 2015. Karena jumlah peternak yang sangat banyak maka
program ini tidak dapat dilakukan hanya pada 1 hari yang sama. Pembagian obat
kepada peternak juga dilakukan percontohan pemberian obat cacing ke
masing-masing peternak serta memberikan arahan tentang cara penggunaan dan
periode pemberian obat cacing.
Dampak dari program ini adalah Kesehatan
ternak di dusun Tempel semakin terjamin. Mengurangi kasus cacingan pada ternak.
Membuat peternak semakin paham akan pentingnya pemberian obat cacing.
Selain itu dalam program ini team KKN
juga memberikan vitamin, Premix dan pengobatan lainnya, sehingga sapi/ternak
semakin vit.
8.
Penyuluhan
Manajemen Kesehatan Ternak
No
Sektor : 2.4.20
No
Kode : 8
Pelaksanaan : 27, 28, 29 Juli 2015, 1, 5 dan 6 agustus 2015
Uraian Singkat
Kegiatan
Berdasarkan
informasi yang sudah didapat dari pendataan ternak di dusun tempel, dusun cabean,
dusun ngipik, dusun gegunung akan belum pahamnya peternak tentang kesehatan
ternaknya. Maka Penyuluhan Manajemen Kesehatan Ternak di Balai Desa Bumirejo
sangatlah penting dilaksanakan, agar peternak paham akan ternaknya
masing-masing.
Penyuluhan
Manajemen Kesehatan Ternak ini mengundang Dosen Ahli Ternak dari Fakultas
Kedokteran Hewan yaitu Dr. drh. Yuriadi, MP. untuk menjadi pembicara utama.
Selain ahli kuda, beliau juga ahli tentang kesehatan ternak. Ilmu yang
diberikan beliau juga akan bermanfaat apabila masyarakat menerapkannya. Selain
itu pada penyuluhan ini juga turut mengundang perwakilan Balai Penyuluhan
Pertanian Peternakan dan Kehutanan, perwakilan Puskeswan Lendah dan juga (PJ)
Kepala Desa Bumirejo.
Penyuluhan
Manajemen Kesehatan Ternak dihadari sekitar 100 undangan baik dari bapak-bapak
maupun ibu-ibu. Penyuluhan diadakan malam hari pada hari Kamis 6 Agustus 2015
pukul 19.30. Team KKN memilih kegiatan dilakukan malam hari karena kebanyakan
para peternak pada pagi sampe sore hari memiliki kesibukan bertani. Dengan
diadakannya kegiatan malam ini maka menambah animo peternak untuk datang dalam
penyuluhan ini.
Pada
Penyuluhan manajemen kesehatan ternak ini antusias warga begitu besar. Saat
acara berlangsung, undangan memperhatikan dengan seksama akan materi yang di
berikan oleh dokter hewan Yuriadi. Pada penyuluhan ini pihak puskeswan juga
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi yang akan dilakukan oleh
puskeswan secar berkelanjutan. Pihak BPPPT memberikan informasi tentang
kesehatan ternak dan manajemen pemeliharaan ternak yang baik.
Dampak
diadakannya program ini adalah Peternak menjadi paham bagaimana pola
pemeliharaan ternak yang sesuai sehingga pertumbuhan dan kesejahteran ternak
akan semakin terjamin. Peternak menjadi paham pentingnya menjaga kesehatan
ternaknya. Apabila ternak sehat maka peternak juga akan sehat.
Pada
akhir acara ini juga diadakannya pembagian obat cacing secara gratis, setiap
bungkus berisi 10 ml obat cacing yang dapat diberikan untuk ternak
masing-masing. Tingginya antusias peternak saat acara penyuluhan ini menjadi
motivasi team KKN untuk memperhatikan kesehatan ternak di desa Bumirejo ini,
sehingga ternak di desa Bumirejo ini semakin berkualitas.
9.
Perkumpulan
Muda-Mudi
No
Sektor : 3.6.01
No
Kode : 9
Pelaksanaan : 12, 13 dan 15 Juli 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Pemberdayaan muda-mudi di dusun Tempel
merupakan salah satu program yang dapat membantu keaktifan dusun tersebut.
Apabila suatu dusun aktif melakukan kegiatan-kegiatan kebersamaan, maka dusun
tersebut akan terlihat semakin berkembang di masyarakat.
Setiap malam minggu di minggu ke2,
Muda-Mudi berkumpul untuk membahas kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di
dusun. Pada program ini diharapkan terciptanya keaktifan muda-mudi untuk
melakukan kegiatan.
Kegiatan pertama yang dilakukan
bersamaan dengan muda-mudi tempel adalah Outbound peserta TPA dan menonton film
bersama dengan tema Islami di Masjid Al-Ikhlas. Kegiatan Outbound peserta TPA
dilakukan untuk meningkatkan minat peserta TPA untuk rajin mengaji dan beribadah.
Outbound dilakukan untuk menghilangkan kejenungan para peserta TPA agar semakin
senang bermain bersama dan juga belajar bersama. Pada malam harinya terdapat
acara menonton film dengan tema islami bersama dan pembagian hadiah peserta
outbound. Pembagian hadiah peserta outbound bukan didsarkan pemenang lomba,
tetapi seluruh peserta secara adil mendapatkan hadiah dari Team KKN. Nonton
film bareng ini juga menjadi ajang kumpul bersama seluruh warga sehingga
terjalin keakraban yang erat. Film yang ditayangkan kali adalah “Sang Pencerah”
yang menceritakan perjalanan Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam menyebarkan agama
islam di Indonesia khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peran Pemuda dalam acara-acara ini
adalah pemuda mampu membantu menyiapkan acara baik dari tempat, persiapan
spanduk, panggung, dekorasi dan persiapan alat outbound. Pemuda juga turut
serta membantu mengumpulkan warga agar berkumpul menyaksikan film bersama di
Masjid al-Ikhlas.
Dengan adanya acara ini, maka Kerjasama
antara pemuda semakin erat dan juga memberikan kegiatan positif kepada pemuda.
10. Pembinaan Organisasi
Pemuda untuk Program Kegiatan 17 Agustusan
No
Sektor : 3.6.01
No
Kode : 10
Pelaksanaan : 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 Agustus 2015
Urian
Singkat Kegiatan
Menyambut Hari Kemerdekaan
Indonesia yang ke 70 maka team KKN bersama pemuda membuat acara-acara lomba
demi memeriahkan dusun Tempel. Kepanitian dibentuk dari H+7 Lebaran. Panitia
terdiri dari team KKN dan perwakilan pemuda. Dengan digabungnya kepanitiaan ini
diharapkan terjalin persaudaraan erat antara team KKN dan muda-mudi Tempel.
Pelaksanaan lomba 17an dimulai pada
tanggal 9 hingga tanggal 15 agustus 2015. Lomba terdiri dari lomba anak-anak,
lomba ibu-ibu, lomba bapak-bapak dan juga lomba untuk pemuda. Lomba anak-anak
yaitu Lomba balap kelereng, Lomba lari bendera, Lomba paku botol, Lomba gigit
koin, Lomba pukul air dan Lomba gebuk guling. Lomba ibu-ibu yaitu lomba tarik
tambang ibu-ibu antar RT dan lomba Tumpengan antar RT. Lomba bapak-bapak yaitu
lomba tarik tambang bapak-bapak antar RT dan lomba Remi. Lomba untuk pemuda
yaitu lomba gebuk guling dan lomba futsal sarungan (Campuran bapak-bapak).
Lomba untuk anak-anak kecuali lomba
gebuk guling dilaksanakan pada hari minggu tanggal 9 agustus 2015. Lomba futsal
sarungan antar RT dilaksanakan setiap hari mulai tanggal 9 hingga 14 agustus
2015 pukul 15.00 hingga 17.30. Lomba tarik tambang ibu-ibu dilaksanakan pada
tanggal 9 agustus 2015. Lomba tarik tambang bapak-bapak dilaksanakan pada
tanggal 15 agustus 2015. Lomba gebuk guling dilaksanakan di irigasi selatan
dusun tempel pada tanggal 13 agustus 2015 pukul 15.00 hingga 16.30. Lomba remi
bapak-bapak dilaksanakan di Balai Dukuh Tempel pada tanggal 14 agustus 2015
mulai pukul 20.00 hingga pukul 02.00 dini hari. Malam puncak 17an dusun Tempel
dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2015 mulai pukul 20.00 dengan acara
pembagian hadiah dan nonton bareng Film Kemerdekaan “Janur Kuning”. Film
tersebut menceritakan tentang serangan umum 11 maret 1945. Dengan diadakan
nonton film bareng tersebut membuat warga semakin mengerti tentang sejarah dan
menumbuhkan jiwa nasionalisme kepada seluruh warga yang menonton. Tampak pada
acara nonton bareng, malam puncak 17an dusun tempel itu hampir seluruh warga
datang menyaksikan pembagian hadiah dan nonton bareng. Sekitar 200 lebih warga
datang ke Balai Dukuh Tempel.
Dampak diadakannya program ini
adalah terciptanya keakraban antar warga. Kebersamaan warga menjadi point utama
dalam acara ini sehingga tidak ada kecanggungan antara satu warga dengan warga
yang lain dan juga dengan Mahasiswa KKN. Dengan adanya acara ini warga jadi
mudah untuk berkumpul sehingga dusun Tempel semakin terlihat aktif dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan.
II.
KESIMPULAN
Dari penjelasan pelaksanaan program di
atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
a.
Program tema yang
dilaksanakan dalam KKN ini adalah:
b.
Pendataan
Ternak
Besar di setiap rumah
c.
Pemeriksaan
feses di Laboratorium
d.
Sosialisasi
kesehatan hewan dengan cara penempelan poster di tempat tempat umum
e.
Sosialisasi
kesehatan hewan door to door dengan pembagian leaflet
f.
Gertak Birahi Ternak
g.
Pemeriksaan Gangguan
Reproduksi Ternak Besar
h.
Yanduwan (Pelayanan
Terpadu Hewan)
i.
Penyuluhan Manajemen
Kesehatan Ternak Besar
Program non tema yang
dilaksanakan dalam KKN ini adalah:
a.
Perkumpulan
Muda-Mudi
b.
Pembinaan Organisasi
Pemuda untuk Program Kegiatan 17 Agustusan
1.
Akumulasi jumlah waktu
kegiatan pokok baik tema maupun non tema adalah 299,5 jam, sedangkan jumlah
waktu kegiatan bantu adalah 86 jam.
2.
Setiap program
dilaksanakan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan
perangkat desa, masyarakat, maupun beberapa instansi.
III.
SARAN
1.
Dalam pelaksanaan
KKN-PPM UGM, sebaiknya program kerja yang dilaksanakan adalah program yang
benar-benar diangkat dari permasalahan warga, bukan hanya program yang sudah
dirancang sejak sebelum pelaksanaan KKN yang sudah disesuaikan dengan disiplin
ilmu masing-masing mahasiswa.
2.
Program kerja yang
diterapkan pada saat KKN sebaiknya merupakan program yang melibatkan masyarakat
supaya tujuan dari pemberdayaan masyarakat melalui adanya KKN ini dapat
tercapai.
3.
Supaya hasil dari KKN
ini dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, maka setelah kegiatan KKN
berakhir sebaiknya dilakukan peninjauan terkait dengan perkembangan program
yang telah diterapkan selama kegiatan KKN berlangsung.
No comments:
Post a Comment