Wednesday 11 April 2012

Blok 5 UP 1


Download  Disini
Learning Objective
1.      Bagaimana perkembangan sistem saraf pusat pada vertebrata?
2.      Bagaimana Makroanatomi dan Mikroanatomi Sistem Saraf Pusat?
3.      Bagaimana Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat?

Pembahasan

1.      Perkembangan Sistem Saraf Pusat
            Sistem saraf berkembang dari lempeng neural (neural plate),berupa penebalan ektoderm sepanjang sumbu dorsal embrio. Lempeng neutral membentuk alur neural (neural groove) yang kemudian membentuk buluh neural (neural tube) yang membalut saluran neural (neural canal). Sel-sel yang berbatasan dengan buluh neural berproliferasi dan membentuk buluh neural(neural crest). Dari bingkai neural ini berkembang neurcn yang memiliki perikarion yang bersifat sensori, ganglion otonom, neurolemosit dan neuroglia pada susunan saraf perifer. Ujung kranial buluh neural membesar membentuk otak dan sisanya membentuk sumsum punggung (medulla spinale). Rongga kmnial tetap bertahan sebagai ventrikel otak dan sisanya sebagai kanalis sentralis sumsum punggung. Sel-sel yang membalut buluh neural menumbuhkan neuron pada susunan saraf pusat, dan neuroglia yang terdiri dari astrosit, oligodendrosit dan sel-sel ependim. Ependim tetap di tempat, dan selanjutnya membalut rongga (ventrikel) serta saluran ftanalis senralis) pada susunan saraf pusat. Sebagian sel ependim berkembang sehingga bersifat sekretori dan menghasilkan cairan serebrospinal. Jenis neuroglia lain ialah sel mikroglia berkembang dari mesoderm yang menyertai pembuluh darah, bila masuk ke dalam susunan saraf pusat. Mesenkim yang mengitari buluh neural berkembang menjadiselaprt pelindung disebut selaput otak (meninges). Meninges ini berongga dan mengandung cairan serebrospinal. Jadi susunan saraf pusat yang dilindungi oleh selaput dan dibatasi oleh cairan penyangga (fluid buffer) terlindung dalam tulang yang melindungi terhadap pengaruh trauma dalam kehidupan sehari-hari.
            Sel-sel kresta saraf yang terletak pada posisi lateral dari tabung neural pada akhirnya membentuk sel ganglion, sel ganglion otonom, sel schwann, serta sel-sel lainnya, termasuk leptomeninge (  piamater dan arachnoid ). Meskipun ujung bagian kranial atau rostral dari otak embrional adalah bagian yang paling besar dan berkembang paling awal, namun penutup bagian ini terjadi lebih lambat dibandingkan dengan bagian-bagian yang lain yang terletak lebih kaudal. Bagian kaudal ini kemudian berkembang menjadi bagian kranial dari korda spinalis. Dalam periode awal, ciri segmental suatu organisme, ditunjukkan oleh perkembangan somit didalam mesoderm. Pasangan-pasangan penebalan yang tersusun secar seri pada tiap sisi tabung neural, pada akhirnya membentuk otot-otot volunter, vertebra serta kulit.
            Perkembangan korda spinalis berlanjut dengan bertambahnya ketebalan dinding tabung neural serta berkurangnya ukuran lumen. Tiga lapis konsentrik yang membentuk ependimal dalam, lapis mantel tengah dan lapis superfisial marginal. Lapisan ependimal tipis dari suatu sel membentuk lapis dalam dari korda spinalis dan ventrikel otak.
            Lapisan mantel yang kemudian menjadi substansi abu-abu dari korda spinalis, tersusun dalam suatu lajur longitudinal yang merentang di sepanjang korda spinalis. Pada penampang melintang, lajur tersebut berbentuk seperti huruf H, atau seperti kupu-kupu dan terutama terdiri atas badan sel saraf berwarna abu-abu. Cabang-cabang dorsal dari bagian yang berbentuk kupu-kupu tersebut, atau sayap dorsal dari bentuk kupu-kupu disebut tanduk-tanduk dorsal, sedangkan cabang ventral disebut tanduk-tanduk ventral. Tanduk dorsal menerima prosesus saraf aferen ( sensoris ) yng masuk ke dalam korda spinalis. Tanduk ventral terbentuk dari sel-sel yang merupakan asal mula neuron motoris.
            Lapisan tepi ( marginal ) yang paling superfisial, terdiri atas prosesus saraf longitudinal yang membentuk substansi putih dari korda spinalis. Warna putih berasal dari lapisan mielin, yaitu zat lemak yang menyelimuti serabut-serabut saraf. Serabut-serabut tersebut digolongkan atas unit-unit fungsional, yaitu lajur-lajur ventrikel lateral dan dorsal dari substansi pituh, yang dipisahkan oleh tanduk-tanduk dorsal dan ventral dari substansi abu-abu. Ganglia dari akar bagian dorsal dibentuk oelh sel-sel kresta neuralis. Sel-sel saraf dalam ganglia ini menumbuhkan beberapa serabut ke arah tanduk dorsal dari korda spinalis, sebagai serabut-serabut sensoris. Bagian dai serabut-serabut ini yang merentang dari saraf spinalis menuju ke korda spinalis disebut akar-akar dorsal dari saraf spinalis.
            Akar ventral dari saraf spinalis terutama terdiri dari serabut-serabut yang berkembang dari sel saraf yang terletak di tanduk ventral dai korda spinalis. Akar-akar dorsal dan ventral menyatu dekat dengan foramen intervertebral membentuk saraf spinalis.
            Pekembangan otak dimulai sebelum korda spinalis berlanjut lebih cepat selama fase fetal, serta pada fase neonatal. Pembagian otak pada periode awal mencakup tahap yang disebut tahap 3 vesikel. Pembagian itu adalah proencephalon atau otak depan, mesencephalon atau otak tengah, dan rombencephalon atau otak belakang.
            Proencephalon melebar karena adanya vesikel optik, yang kemudian akan berkembang menjadi mata. Pada tahap ini tabung neural belum tertutup secara sempurna, masih terdapat bukaan di bagian rostral yang disebut neuropor anterior, serta sebuah bukaan di bagian kaudal disebut sinus romboidalis.
            Dalam tahap perkembangan lima vesikel, proencephalon kemudian terbagi menjadi telencephalon dan diencephalon. Mesencephalon tidal mengalami pembagian, sedangkan rombencephalon terbagi menjadi metencephalon dan mielencephalon. ( Frandson, 1992 )


2.      Struktur Sistem Saraf Pusat
a.      Makroanatomi
      Secara  makroanatomi dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu terdiri dari otak/encephalon dan medulla spinalis. Struktur sitem saraf pusat  terdiri atas 2 Iapisan yaitu
1.      Lapisan yg berwarna kelabu (Gray matter) sebagian besar terdiri atas sel-sel body disebut substansia grisea.
2.      Lapisan yang berwarna putih (White matter) merupakan sel myelin dari syaraf/perpanj angan fiber syaraf, Iapisan ini disebut substansia alba.
Meninges
Encephalon maupun medulla spinalis terbungkus oleh selaput yang disebut meninges. Terdiri dari :
·         Durameter
·         Arachnoidea
·         Piameter
Secara makroskopik encephalon terdiri dari 3 bagian
1.      Cerebrum (Otak besar)
2.      Cerebellum (Otak kecil)
3.      Brainstem (Batang otak)
Encephalon
Secara makroskopik encephalon terdiri dari 3 bagian
1.      Cerebrum (Otak besar)
2.      Cerebellum (Otak kecil)
3.      Brainstem (Batang otak)

1 . Cerebrum
Bagian yang terbesar dari otak, berpasangan, bentuk oval ,sebagian besar terletak dibagian rostral dari cavum cranii. Berasal dari Telencephalon. Dipisahkan dari otak kecil oleh fissura transversa Cerebrum terdiri dari Hemispherium Cerebri . Merupakan bagian terbesar dari encephalon yang berpasangan. Menempati sebagian besar cavum cranii. Permukaan dorsal terdapat banyak lipatan konveks yang disebut gyri. Gyri merupakan tonjolan-tonjolan yang dipisahkan oleh parit-parit yang dinamakan fisura atau sulki. Kedua hemispherium cerebri dipisahkan oleh celah yang dalam yang disebut fisura longitudinale. Terdiri dari beberapa lobus sesuai letak tulang yang berada di atasnya, yaitu lobusfrontalis , Iobus parietalis, Iobus temporalis dan lobus occipitalis. Hemispherium cerebri dipisahkan dari cerebrum  dengan adanya fissura transversa.
Tractus olfactorius , pada tractus ini terbagi dalam stria olfactoria medial, stria olfactoria lateral. Trigonum olfactorium merupakan daerah trianguler yang agak konvex yang terletak diantara stria olfactorium lateral dan medial. Septum Pellucidum merupakan membran tipis, pemisah ventrikel lateral, corpus callosum (atas), fornix (bawah). Ventrikel lateral (Ventrikulus lateralis) merupakan cavum ditengah, merentang ke lateral .  Pada bagian dasar tedapat nucleus caudatus, plexus choroideus, hippocampus. Nucleus caudatus memiliki cirri-ciri berwarna abu-abu, oval, merupakan pars craniolateral dari dasar ventrikel. Yang terbesar terdapat dibagian anterior,mempunyai axis longus yang menuju ke caudolateral. Hipocampus memiliki warna putih, bebrbentuk konvex, corpus posterior dari dasar ventrikel. Bagian posterior membentuk kurve mengelilingi thalamus. Berhubungan dengan muka profundus dari lobus pyriformis.
Nucleus caudatus dan Hipocampus dipisahkan oleh sulcus yang miring dan berisi plexus chorioideus dari ventrikel lateral. Pars olfactoria dari encephalon,Yang termasuk kelompok ini yaitu bulbus olfactorius, tractus olfactorius, stria olfactorius, trigonum olfactorium, lobus pyriformis.

2 . Cerebellum
Memiliki bentuk oval, ireguler, letak dibagian posterior cav. Cranialis. Di atas dari sebagian posterior dari Brain Stem. Terdapat di atas medulla oblongata. Di belakang dan di bawah dari extremitas posterior dari Hemispherium cerebri. Dipisalikan dari H. cerebri tsb oleh adanya fissura transversa. Cerebellum membentuk pars intermedia dari atap ventrikel 4 Terbagi: vermis (di tengah), dua hemispherium di lateralis dipisahkan oleh fissura sagital. Substansia medullaris (alba) membentang ke dorsal tertutup oleh substansia corticalis yang berwarna kelabu ( grisea). Vermis:
·         Terdapat 2 extremitas.
·         Extremitas anterior disebut lingua.
·         Ujung posterior disebut nodulus 
Diantara extremitas-extremitas tersebut , dibagian ventral merupakan ventrikel 4, hemispherium cerebelli disebelah lateral vermis. Permukaan cerebellum dijumpai gyri dan sulci. Pedenculi Cerebelli pada masing-masing sisi 3 buah . Terdiri atas substansia alba yang menghubungkan cerebellum dengan medulla oblongata, pons, dan corpora quadrigemina. Ketiga pedenculi cerebelli tersebut yaitu :
·         Pedenculi posterior, mrpkan corpus restriformis yg menghub. cerebellum dg rnedulla oblongata.
·         Pedenculi intermedia, mrpkan brachium pontis, yg menghub. cerebellum dg pons.
Pedenculi anterior / brachium conjungtiva, mrpkan penghubung pedenculi cerebri & membentuk margo lateral dr ventrikel 4. Pedenculi ini mengandung fiber yang menghubungkan cerebellum ke bagian-bagian yang lain dari otak .

3.  Brain Stem
1.      Letak ventral , pars posterior encephalon. Tempat perlekatan cerebrum dan cerebellumTerdiri dari :
a.       Medulla Oblongata
b.      Pons
c.       Pedenculli cerebri
Muka pedenculli cerebri :
·         Corpora quadrigemina
·         Thalamus
·         Posterior hemispherium cerebri
Medulla oblongata :
·         Berbentuk sedikit kerucut
·         Pars posterior dari brainstem
·         Membentang dari foramen magnum ke caudal melanjut sebagai medulla spinalis dan  ke cranial menjadi pons
·         Pada permukaan ventral dijumpai sulcus mediana, melanjut sebagai fissura ventralis dari medulla spinalis dan terdapat a. Basilaris.
·         Di sepanjang dari sulcus mediana tersebut lebih kurang separuh anterior dijumpai adanya corpus yang sempit  disebut pyramid


b.      Mikroanatomi
Cerebrum
Korteks Serebri
Pada mamalia, semua bagian kecuali korteks serebri ventral dikenal sebagai neokorteks, karena secara filogenetik menang baru ada. Neokorteks dibagi dalam enam lapis, meskipun lapisan hanya tampak jelas bila sediaan tebal, dan kedalaman dari tiap lapis jelas berbeda dari satu daerah ke daerah lain. Urutan dari bagran permukaan adalah sebagai berikut: 
1.      Lapisan molehtlar (pleksiformis) - Lapis ini terdiri dari neuropil yang paling utama, terdiri dari dendrit apikal dari sel piramid telodendron dari serabut yang masuk ke korteks.
2.      Lapisan granular luar - Sebagian besar terdiri dari neuron keciI.
3.      Lapisan pirarnid luar- Mengandung neuron berukuran medium atau besar.
4.      Lapisan granuler dalarn - Merupakan lapis reseptif primer untuk masukan khusus ke korteks, terdiri dari neunn stelata kecil yang membentuk lapis tebal dalam daenh korteks yang sensori (misalnya daeratr visual).
5.      Lapis piramid dalqm - Terdapat neuron piramid qedium dan besar, membentuk lapis tebat pada daerah korteks motorik, di mana nngsangan listrik membangkitkan gerakan.
6.      Lapisan fusiformts (multiformis) - Banyak terdapat neuron berbentuk gelendong substansia alba ini terdiri dari serabut saraf yang keluar dan masuk dari korteks

Cerebellum
Permukaan serebelum, menunjukkan daun (folia) yang dipisah oleh alur (suilus) yang dibalut oleh korteks. substansia alba terletak dalam pada korteks, dan nukleus serebelum terdapat dalam substansia alba. Korteks serebeli dapat dibagi dalam tiga lapis. Lapis rnolekular, terutama terdiri dari neuropil, tertetak paling superfisial. Lapis sel-sel granula yang terletak berbausan dengan
substansia alba menggambarkan sel-sel granular pekat, suatu neuron kecil dengan inti heterokromatik. Artimya terdapat sederetan badan sel saraf besar yang membatasi lapis molekular dan lapis sel-sel granular yang disebut lqis sel piriformis. Sel-sel piriformis (sel Purkinje) mengirim akson ke substansia alba dan mengadakan sinaps pada neuron dalam nukleus serebelum. Sel-sel pirifonnds memiliki dendrit yang menyebar dan mengarah ke lapis molekular (Gambar 6 - 30). Akson sel-sel granular memasuki lapis molekular, bercabang dan berjalan longitudinal dalam folia, dan mengadakan sinaps pada dendrit sel-sel piriformis.Neuron lain dalamkorteks serebli disebut baskct cells. Badan selnya terletak di lapis piriformis dan dendritnya menjulur ke dalam lapis molekular. Akson sel-sel basket yang brjatan sepanjang lebar dari folia, memberikan cabang-cabang yang memben$k selubung telodendritik mengitari badan sel serta segmen inisial dari sel-sel piriformis. Dua macam serabut pembawa masukan memasuki korteks serebeli. SaUr (dari nukleus olivari) memiliki telodendron yang menjalar seperti tanaman anggur pada dendrit sel-sel piriformis, membentuk sinaps majemuk. Serabut pembawa masukan lain, berakhir seg:|ra meluas datam lapis sel-sel granular. Sel-sel granular di sekitamya mengirim dendrit untuk mengadakan sinaps dengan tiap ujung (mossy ending) mossy yang meluas, membentuk sinap kompleks yang dikenal sebagai glomerulus. Medulla spinalis Sumsum pungguqg (medulla spiwlis) dibagi dalani segmensegmen, atas dasar terbentuknya radiks dorsalis serta radiks ventralis yang menyusun saraf splnal. Sayatan melintang sumsum punggung tampak lurnlis sentralis, dikitari oleh substansia grisea berbentuk huruf H, yang selanjutnya di sebelah luar dibalut lagi oleh substansia alba. Sumsum punggung secara bilateral dibagi dua oleh fisura mediana ventralis dan septum mediana forsalis (septum ini digantikan oleh sebuah fisura di ddeiatr separuh kaudal dari sumsum punggung). Sumsum punggung, khususnya substansia grisea, membesar di daerah segmen yang memberikan tali saraf menuju kaki depandan kaki betakang disebut pembesaran servikal serta pembesaran lumbosakral. Substansia grisea sumsum punggung dibagi dalam sejumlah nukleus yang umumnya tidak begitu jelas. Dalam substansia grisea terdapat intemeuron, neuron yang mengirim akson menuju otak, dan neuron eferen yang mengirim akson ke radiks ventralis. Kolumna ventralis sutnsutn punggung mengandung badan sel saraf eferen somatik yang menginervasi otot kerangka. Untuk neuron tersebut volume badan sel bersifat proporsional terhadap volume akson serta ukuran dari unit motor yang diinervasi. Dalam sejumlah segmen, kolutnna lateralis dan substansia grisea intermedia mengandung neuron bcrsifat viscral eferen yang mcngadakan sinaps denganganglion otonom. Kofumru fursalis mengandung intemeuron dan neuron yang mengirim akson ke segmen lain atau ke otak melalui
traktus substansia alba. Substansia alba sumsum punggung terdiri dari serabut yang menuju traktus (fasikulus); di samping serabut untuk saraf spinal yang menyebrang substansia alba. Traktus asendens berakhir di otak. Akson traktus desendens datang dari otak dan mengadakan sinaps dengan intemeuron dalam substansia grisea. Badan sel saraf unipolar dalam ganglion spinale menumbuhkan akson yang berjalan melalui radiks dorsalis, masuk substansia alba di daerah sulkus dorsolateral, dan berakhir dalam kolumna donalis (pada beberapa kasus, akson naik dan berakhir dalam otak). Neuron eferen menumbuhkan akson yang keluar ventrolateral sebagai serabut radiks ventralis.
Secara bilaterat dan regional, substansia alba dibagi dalam funikulus dorsalis, di antara garis tengah dan pertautan radiks donalis; funikulus ventralis di antara garis tengah dan pertautan radiks ventralis; dan funikuhts lateralis, di antara pertautan radiks dorsalis dan radiks ventralis.

Medula Spinalis
Korteks (Substansia alba) tersusun atas: Serabut syaraf bermielin dan tanpa mielin, neuroglia terutama oligodendrosit dan astrosit fibrosa serta vasa darah. Dibagi menjadi 3 area : Funikulus Dorsalis, Funikulus Lateralis, dan Funikulus Ventralis.
Pembatas antara Funikulus dosalis dexter dan sinister disebut septum medianum dorsale. Funikulus ventralis dexter dan sinister dipisah oleh suatu cekungan yang disebut fisura mediana ventralis.
Medula (Substansia Grisea) berbentuk kupu-kupu, didominasi badan sel saraf dan neuroglia terutama astrosit protoplasmik, oligodendrosit, mikrogliosit. Diantara neuron dan neuroglia terdapat serabut saraf tanpa mielin dan bermielin, pembuluh darah dengan serabut jaringan ikat perivaskuler halus. Pada bagian tengah medula terdapat rongga disebut kanalis sentralis yang dindingnya dibatasi sel ependima (merupakan sel glia, berupa sel epitelium) dan didalamnya terdapat cairan serebrospinal. Medula dibagi menjadi 3 area yaitu: Kornu dorsale, Kornu laterale, Kornu ventrale. Diantara neuron terdapat nueroglia, serabut saraf bermielin dan tanpa mielin serta vasa darah.

3.      Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat
Fungsi utama sistem saraf adalah mengolah informasi yang masuk melalui beberapa jalan sehingga timbul respons motorik yang cocok. Peran sinapsis dalam pengolahan informasi. Sinapsis merupakan titik penghubung satu neuron ke neuron lainnya dan, karena itu merupakan suatu keuntungan bagi pengaturan penjalaran sinyal. Beberapa sinapsis dapat dengan mudah menjalarkan sinyal dari satu neuron ke neuron lainnya, sedangkan neuron yang lain lebih sukar. Sinyal yang bersifat mempermudah atau menghambat yang berasal dari daerah sistem saraf lain dapat juga mengatur penjalaran sinaps, kadangkala membuka sinaps itu untuk dapat dijalari dan pada saat lain akan tertutup. Jadi kerja sinaps itu bersifat selektif, dapat menghambat sinyal yang lemah sedangkan sinyal yang lebih kuat dijalarkan, atau menyeleksi dan memperkuat sinyal lemah tertentu, atau juga meneruskan sinyal ke segala arah dan tidak hanya ke satu arah saja. ( Guyton, 2006 )

1.      Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.      Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham,James G.2002.Textbook of Veterinary Physiology.W.B.Saunders;New York
Frandson. R.D, 1992, Anatomi dn Fisiologi Ternak, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ganong W, Review of medical physiology. 21st ed. New York. Lange Medical Books. 2003. Section II Physiology of nerve & muscle cells. 5. Initation of impulses in  sense organs.
Guyton, A. C. dan J. E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius: Jakarta.
Sherwood,lawralee.1996.Fisiologi manusia dari sel ke sistem.EGC:jakarta
Yatim, wildan. 1994. Embryologi. Bandung: tarsito.

No comments:

Post a Comment