Download Disini
Learning Objective
1.
Bagaimana perkembangan sistem saraf
pusat pada vertebrata?
2.
Bagaimana Makroanatomi dan Mikroanatomi
Sistem Saraf Pusat?
3.
Bagaimana Mekanisme Kerja Sistem Saraf
Pusat?
Pembahasan
Sistem saraf berkembang dari lempeng
neural (neural plate),berupa penebalan ektoderm sepanjang sumbu dorsal embrio.
Lempeng neutral membentuk alur neural (neural groove) yang kemudian membentuk
buluh neural (neural tube) yang membalut saluran neural (neural canal). Sel-sel
yang berbatasan dengan buluh neural berproliferasi dan membentuk buluh
neural(neural crest). Dari bingkai neural ini berkembang neurcn yang memiliki
perikarion yang bersifat sensori, ganglion otonom, neurolemosit dan neuroglia
pada susunan saraf perifer. Ujung kranial buluh neural membesar membentuk otak
dan sisanya membentuk sumsum punggung (medulla spinale). Rongga kmnial tetap
bertahan sebagai ventrikel otak dan sisanya sebagai kanalis sentralis sumsum
punggung. Sel-sel yang membalut buluh neural menumbuhkan neuron pada susunan
saraf pusat, dan neuroglia yang terdiri dari astrosit, oligodendrosit dan
sel-sel ependim. Ependim tetap di tempat, dan selanjutnya membalut rongga
(ventrikel) serta saluran ftanalis senralis) pada susunan saraf pusat. Sebagian
sel ependim berkembang sehingga bersifat sekretori dan menghasilkan cairan
serebrospinal. Jenis neuroglia lain ialah sel mikroglia berkembang dari
mesoderm yang menyertai pembuluh darah, bila masuk ke dalam susunan saraf
pusat. Mesenkim yang mengitari buluh neural berkembang menjadiselaprt pelindung
disebut selaput otak (meninges). Meninges ini berongga dan mengandung cairan
serebrospinal. Jadi susunan saraf pusat yang dilindungi oleh selaput dan
dibatasi oleh cairan penyangga (fluid buffer) terlindung dalam tulang yang
melindungi terhadap pengaruh trauma dalam kehidupan sehari-hari.
Sel-sel kresta saraf yang terletak pada posisi lateral dari tabung
neural pada akhirnya membentuk sel ganglion, sel ganglion otonom, sel schwann, serta sel-sel lainnya,
termasuk leptomeninge ( piamater dan arachnoid ).
Meskipun ujung bagian kranial atau rostral dari
otak embrional adalah bagian yang paling besar dan berkembang paling awal, namun penutup
bagian ini terjadi lebih lambat dibandingkan dengan bagian-bagian yang lain yang terletak
lebih kaudal. Bagian kaudal ini kemudian berkembang menjadi bagian kranial dari korda
spinalis. Dalam periode awal, ciri segmental suatu organisme, ditunjukkan oleh
perkembangan somit didalam mesoderm. Pasangan-pasangan penebalan yang tersusun
secar seri pada tiap sisi tabung neural, pada akhirnya membentuk otot-otot
volunter, vertebra serta kulit.
Perkembangan
korda spinalis berlanjut dengan bertambahnya ketebalan dinding tabung neural
serta berkurangnya ukuran lumen. Tiga lapis konsentrik yang membentuk ependimal
dalam, lapis mantel tengah dan lapis superfisial marginal.
Lapisan ependimal tipis dari suatu sel
membentuk lapis dalam dari korda spinalis dan ventrikel otak.
Lapisan
mantel yang kemudian menjadi substansi abu-abu dari korda spinalis, tersusun
dalam suatu lajur longitudinal yang merentang di sepanjang korda spinalis. Pada
penampang melintang, lajur tersebut berbentuk seperti huruf H, atau seperti
kupu-kupu dan terutama terdiri atas badan sel saraf berwarna abu-abu.
Cabang-cabang dorsal dari bagian yang berbentuk kupu-kupu tersebut, atau sayap
dorsal dari bentuk kupu-kupu disebut tanduk-tanduk dorsal, sedangkan cabang
ventral disebut tanduk-tanduk ventral. Tanduk dorsal menerima prosesus saraf
aferen ( sensoris ) yng masuk ke dalam korda spinalis. Tanduk ventral terbentuk
dari sel-sel yang merupakan asal mula neuron motoris.
Lapisan tepi ( marginal ) yang paling superfisial, terdiri atas
prosesus saraf longitudinal yang membentuk substansi putih dari korda spinalis.
Warna putih berasal dari lapisan mielin, yaitu zat lemak yang menyelimuti
serabut-serabut saraf. Serabut-serabut tersebut digolongkan atas unit-unit
fungsional, yaitu lajur-lajur ventrikel lateral dan dorsal dari substansi
pituh, yang dipisahkan oleh tanduk-tanduk dorsal dan ventral dari substansi
abu-abu.
Ganglia dari akar bagian dorsal dibentuk oelh
sel-sel kresta neuralis. Sel-sel saraf dalam ganglia ini menumbuhkan beberapa
serabut ke arah tanduk dorsal dari korda spinalis, sebagai serabut-serabut
sensoris. Bagian dai serabut-serabut ini yang merentang dari saraf spinalis
menuju ke korda spinalis disebut akar-akar dorsal dari saraf spinalis.
Akar
ventral dari saraf spinalis terutama terdiri dari serabut-serabut yang
berkembang dari sel saraf yang terletak di tanduk ventral dai korda spinalis.
Akar-akar dorsal dan ventral menyatu dekat dengan foramen intervertebral
membentuk saraf spinalis.
Pekembangan
otak dimulai sebelum korda spinalis berlanjut lebih cepat selama fase fetal,
serta pada fase neonatal. Pembagian otak pada periode awal mencakup tahap yang
disebut tahap 3 vesikel. Pembagian itu adalah proencephalon atau otak depan,
mesencephalon atau otak tengah, dan rombencephalon atau otak belakang.
Proencephalon
melebar karena adanya vesikel optik, yang kemudian akan berkembang menjadi
mata. Pada tahap ini tabung neural belum tertutup secara sempurna, masih
terdapat bukaan di bagian rostral yang disebut neuropor anterior, serta sebuah
bukaan di bagian kaudal disebut sinus romboidalis.
Dalam tahap perkembangan lima vesikel,
proencephalon kemudian terbagi menjadi telencephalon dan diencephalon.
Mesencephalon tidal mengalami pembagian, sedangkan rombencephalon terbagi
menjadi metencephalon dan mielencephalon. ( Frandson, 1992 )
2.
Struktur Sistem Saraf Pusat
a.
Makroanatomi
Secara makroanatomi dapat dibedakan menjadi dua
bagian utama yaitu terdiri dari otak/encephalon dan medulla spinalis. Struktur
sitem saraf pusat terdiri atas 2 Iapisan
yaitu
1.
Lapisan yg berwarna kelabu (Gray matter)
sebagian besar terdiri atas sel-sel body disebut substansia grisea.
2.
Lapisan yang berwarna putih (White
matter) merupakan sel myelin dari syaraf/perpanj angan fiber syaraf, Iapisan
ini disebut substansia alba.
Meninges
Encephalon maupun medulla spinalis terbungkus oleh selaput yang
disebut meninges. Terdiri dari :
·
Durameter
·
Arachnoidea
·
Piameter
Secara
makroskopik encephalon terdiri dari 3 bagian
1.
Cerebrum (Otak besar)
2.
Cerebellum (Otak kecil)
3.
Brainstem (Batang otak)
Encephalon
Secara
makroskopik encephalon terdiri dari 3 bagian
1.
Cerebrum (Otak besar)
2.
Cerebellum (Otak kecil)
3.
Brainstem (Batang otak)
1 . Cerebrum
Bagian yang
terbesar dari otak, berpasangan, bentuk oval ,sebagian besar terletak dibagian
rostral dari cavum cranii. Berasal dari Telencephalon. Dipisahkan dari otak
kecil oleh fissura transversa Cerebrum terdiri dari Hemispherium Cerebri .
Merupakan bagian terbesar dari encephalon yang berpasangan. Menempati sebagian
besar cavum cranii. Permukaan dorsal terdapat banyak lipatan konveks yang
disebut gyri. Gyri merupakan tonjolan-tonjolan yang dipisahkan oleh parit-parit
yang dinamakan fisura atau sulki. Kedua hemispherium cerebri dipisahkan oleh
celah yang dalam yang disebut fisura longitudinale. Terdiri dari beberapa lobus
sesuai letak tulang yang berada di atasnya, yaitu lobusfrontalis , Iobus
parietalis, Iobus temporalis dan lobus occipitalis. Hemispherium cerebri
dipisahkan dari cerebrum dengan adanya
fissura transversa.
Tractus
olfactorius , pada tractus ini terbagi dalam stria olfactoria medial, stria
olfactoria lateral. Trigonum olfactorium merupakan daerah trianguler yang agak
konvex yang terletak diantara stria olfactorium lateral dan medial. Septum
Pellucidum merupakan membran tipis, pemisah ventrikel lateral, corpus callosum
(atas), fornix (bawah). Ventrikel lateral (Ventrikulus lateralis) merupakan
cavum ditengah, merentang ke lateral .
Pada bagian dasar tedapat nucleus caudatus, plexus choroideus,
hippocampus. Nucleus caudatus memiliki cirri-ciri berwarna abu-abu, oval,
merupakan pars craniolateral dari dasar ventrikel. Yang terbesar terdapat
dibagian anterior,mempunyai axis longus yang menuju ke caudolateral. Hipocampus
memiliki warna putih, bebrbentuk konvex, corpus posterior dari dasar ventrikel.
Bagian posterior membentuk kurve mengelilingi thalamus. Berhubungan dengan muka
profundus dari lobus pyriformis.
Nucleus caudatus
dan Hipocampus dipisahkan oleh sulcus yang miring dan berisi plexus chorioideus
dari ventrikel lateral. Pars olfactoria dari encephalon,Yang termasuk kelompok
ini yaitu bulbus olfactorius, tractus olfactorius, stria olfactorius, trigonum
olfactorium, lobus pyriformis.
2 . Cerebellum
Memiliki bentuk
oval, ireguler, letak dibagian posterior cav. Cranialis. Di atas dari sebagian
posterior dari Brain Stem. Terdapat di atas medulla oblongata. Di belakang dan
di bawah dari extremitas posterior dari Hemispherium cerebri. Dipisalikan dari
H. cerebri tsb oleh adanya fissura transversa. Cerebellum membentuk pars
intermedia dari atap ventrikel 4 Terbagi: vermis (di tengah), dua hemispherium
di lateralis dipisahkan oleh fissura sagital. Substansia medullaris (alba)
membentang ke dorsal tertutup oleh substansia corticalis yang berwarna kelabu (
grisea). Vermis:
·
Terdapat 2 extremitas.
·
Extremitas anterior disebut lingua.
·
Ujung posterior disebut nodulus
Diantara extremitas-extremitas tersebut , dibagian ventral
merupakan ventrikel 4, hemispherium cerebelli disebelah lateral vermis. Permukaan
cerebellum dijumpai gyri dan sulci. Pedenculi Cerebelli pada masing-masing sisi 3 buah .
Terdiri atas substansia alba yang
menghubungkan cerebellum dengan medulla oblongata, pons, dan corpora
quadrigemina. Ketiga pedenculi cerebelli tersebut yaitu :
·
Pedenculi posterior, mrpkan corpus
restriformis yg menghub. cerebellum dg rnedulla oblongata.
·
Pedenculi intermedia, mrpkan brachium
pontis, yg menghub. cerebellum dg pons.
Pedenculi
anterior / brachium conjungtiva, mrpkan penghubung pedenculi cerebri &
membentuk margo lateral dr ventrikel 4. Pedenculi ini mengandung fiber yang
menghubungkan cerebellum ke bagian-bagian yang lain dari otak .
3. Brain Stem
1.
Letak ventral , pars posterior encephalon. Tempat
perlekatan cerebrum dan cerebellumTerdiri dari :
a.
Medulla Oblongata
b.
Pons
c.
Pedenculli cerebri
Muka
pedenculli cerebri :
·
Corpora quadrigemina
·
Thalamus
·
Posterior hemispherium cerebri
Medulla
oblongata :
·
Berbentuk sedikit kerucut
·
Pars posterior dari brainstem
·
Membentang dari foramen magnum ke caudal melanjut sebagai
medulla spinalis dan ke cranial menjadi
pons
·
Pada permukaan ventral dijumpai sulcus mediana, melanjut
sebagai fissura ventralis dari medulla spinalis dan terdapat a. Basilaris.
·
Di sepanjang dari sulcus mediana tersebut lebih kurang
separuh anterior dijumpai adanya corpus yang sempit disebut pyramid
b.
Mikroanatomi
Cerebrum
Korteks Serebri
Pada mamalia, semua bagian kecuali
korteks serebri ventral dikenal sebagai neokorteks, karena secara filogenetik
menang baru ada. Neokorteks dibagi dalam enam lapis, meskipun lapisan hanya tampak
jelas bila sediaan tebal, dan kedalaman dari tiap lapis jelas berbeda dari satu
daerah ke daerah lain. Urutan dari bagran permukaan adalah sebagai berikut:
1. Lapisan
molehtlar (pleksiformis) - Lapis ini terdiri dari neuropil yang paling utama,
terdiri dari dendrit apikal dari sel piramid telodendron dari serabut yang
masuk ke korteks.
2. Lapisan
granular luar - Sebagian besar terdiri dari neuron keciI.
3. Lapisan
pirarnid luar- Mengandung neuron berukuran medium atau besar.
4. Lapisan
granuler dalarn - Merupakan lapis reseptif primer untuk masukan khusus ke
korteks, terdiri dari neunn stelata kecil yang membentuk lapis tebal dalam
daenh korteks yang sensori (misalnya daeratr visual).
5. Lapis
piramid dalqm - Terdapat neuron piramid qedium dan besar, membentuk lapis tebat
pada daerah korteks motorik, di mana nngsangan listrik membangkitkan gerakan.
6. Lapisan
fusiformts (multiformis) - Banyak terdapat neuron berbentuk gelendong
substansia alba ini terdiri dari serabut saraf yang keluar dan masuk dari
korteks
Cerebellum
Permukaan
serebelum, menunjukkan daun (folia) yang dipisah oleh alur (suilus) yang
dibalut oleh korteks. substansia alba terletak dalam pada korteks, dan nukleus
serebelum terdapat dalam substansia alba. Korteks serebeli dapat dibagi dalam
tiga lapis. Lapis rnolekular, terutama terdiri dari neuropil, tertetak paling superfisial.
Lapis sel-sel granula yang terletak berbausan dengan
substansia
alba menggambarkan sel-sel granular pekat, suatu neuron kecil dengan inti heterokromatik.
Artimya terdapat sederetan badan sel saraf besar yang membatasi lapis molekular
dan lapis sel-sel granular yang disebut lqis sel piriformis. Sel-sel piriformis
(sel Purkinje) mengirim akson ke substansia alba dan mengadakan sinaps pada neuron
dalam nukleus serebelum. Sel-sel pirifonnds memiliki dendrit yang menyebar dan
mengarah ke lapis molekular (Gambar 6 - 30). Akson sel-sel granular memasuki
lapis molekular, bercabang dan berjalan longitudinal dalam folia, dan mengadakan
sinaps pada dendrit sel-sel piriformis.Neuron lain dalamkorteks serebli disebut
baskct cells. Badan selnya terletak di lapis piriformis dan dendritnya menjulur
ke dalam lapis molekular. Akson sel-sel basket yang brjatan sepanjang lebar
dari folia, memberikan cabang-cabang yang memben$k selubung telodendritik
mengitari badan sel serta segmen inisial dari sel-sel piriformis. Dua macam
serabut pembawa masukan memasuki korteks serebeli. SaUr (dari nukleus olivari)
memiliki telodendron yang menjalar seperti tanaman anggur pada dendrit sel-sel
piriformis, membentuk sinaps majemuk. Serabut pembawa masukan lain, berakhir
seg:|ra meluas datam lapis sel-sel granular. Sel-sel granular di sekitamya
mengirim dendrit untuk mengadakan sinaps dengan tiap ujung (mossy ending) mossy
yang meluas, membentuk sinap kompleks yang dikenal sebagai glomerulus. Medulla
spinalis Sumsum pungguqg (medulla spiwlis) dibagi dalani segmensegmen, atas
dasar terbentuknya radiks dorsalis serta radiks ventralis yang menyusun saraf
splnal. Sayatan melintang sumsum punggung tampak lurnlis sentralis, dikitari
oleh substansia grisea berbentuk huruf H, yang selanjutnya di sebelah luar
dibalut lagi oleh substansia alba. Sumsum punggung secara bilateral dibagi dua
oleh fisura mediana ventralis dan septum mediana forsalis (septum ini
digantikan oleh sebuah fisura di ddeiatr separuh kaudal dari sumsum punggung).
Sumsum punggung, khususnya substansia grisea, membesar di daerah segmen yang memberikan
tali saraf menuju kaki depandan kaki betakang disebut pembesaran servikal serta
pembesaran lumbosakral. Substansia grisea sumsum punggung dibagi dalam sejumlah
nukleus yang umumnya tidak begitu jelas. Dalam substansia grisea terdapat
intemeuron, neuron yang mengirim akson menuju otak, dan neuron eferen yang
mengirim akson ke radiks ventralis. Kolumna ventralis sutnsutn punggung
mengandung badan sel saraf eferen somatik yang menginervasi otot kerangka.
Untuk neuron tersebut volume badan sel bersifat proporsional terhadap volume
akson serta ukuran dari unit motor yang diinervasi. Dalam sejumlah segmen, kolutnna
lateralis dan substansia grisea intermedia mengandung neuron bcrsifat viscral
eferen yang mcngadakan sinaps denganganglion otonom. Kofumru fursalis
mengandung intemeuron dan neuron yang mengirim akson ke segmen lain atau ke
otak melalui
traktus
substansia alba. Substansia alba sumsum punggung terdiri dari serabut yang
menuju traktus (fasikulus); di samping serabut untuk saraf spinal yang
menyebrang substansia alba. Traktus asendens berakhir di otak. Akson traktus
desendens datang dari otak dan mengadakan sinaps dengan intemeuron dalam
substansia grisea. Badan sel saraf unipolar dalam ganglion spinale menumbuhkan
akson yang berjalan melalui radiks dorsalis, masuk substansia alba di daerah
sulkus dorsolateral, dan berakhir dalam kolumna donalis (pada beberapa kasus,
akson naik dan berakhir dalam otak). Neuron eferen menumbuhkan akson yang
keluar ventrolateral sebagai serabut radiks ventralis.
Secara
bilaterat dan regional, substansia alba dibagi dalam funikulus dorsalis, di
antara garis tengah dan pertautan radiks donalis; funikulus ventralis di antara
garis tengah dan pertautan radiks ventralis; dan funikuhts lateralis, di antara
pertautan radiks dorsalis dan radiks ventralis.
Medula
Spinalis
Korteks
(Substansia alba) tersusun atas: Serabut syaraf bermielin dan tanpa mielin,
neuroglia terutama oligodendrosit dan astrosit fibrosa serta vasa darah. Dibagi
menjadi 3 area : Funikulus Dorsalis, Funikulus Lateralis, dan Funikulus
Ventralis.
Pembatas
antara Funikulus dosalis dexter dan sinister disebut septum medianum dorsale.
Funikulus ventralis dexter dan sinister dipisah oleh suatu cekungan yang
disebut fisura mediana ventralis.
Medula
(Substansia Grisea) berbentuk kupu-kupu, didominasi badan sel saraf dan
neuroglia terutama astrosit protoplasmik, oligodendrosit, mikrogliosit.
Diantara neuron dan neuroglia terdapat serabut saraf tanpa mielin dan
bermielin, pembuluh darah dengan serabut jaringan ikat perivaskuler halus. Pada
bagian tengah medula terdapat rongga disebut kanalis sentralis yang dindingnya
dibatasi sel ependima (merupakan sel glia, berupa sel epitelium) dan didalamnya
terdapat cairan serebrospinal. Medula dibagi menjadi 3 area yaitu: Kornu
dorsale, Kornu laterale, Kornu ventrale. Diantara neuron terdapat nueroglia,
serabut saraf bermielin dan tanpa mielin serta vasa darah.
3.
Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat
Fungsi utama sistem saraf adalah mengolah
informasi yang masuk melalui beberapa jalan sehingga timbul respons motorik
yang cocok. Peran sinapsis dalam pengolahan informasi. Sinapsis merupakan titik
penghubung satu neuron ke neuron lainnya dan, karena itu merupakan suatu
keuntungan bagi pengaturan penjalaran sinyal. Beberapa sinapsis dapat dengan
mudah menjalarkan sinyal dari satu neuron ke neuron lainnya, sedangkan neuron
yang lain lebih sukar. Sinyal yang bersifat mempermudah atau menghambat yang
berasal dari daerah sistem saraf lain dapat juga mengatur penjalaran sinaps,
kadangkala membuka sinaps itu untuk dapat dijalari dan pada saat lain akan
tertutup. Jadi kerja sinaps itu bersifat selektif, dapat menghambat sinyal yang
lemah sedangkan sinyal yang lebih kuat dijalarkan, atau menyeleksi dan
memperkuat sinyal lemah tertentu, atau juga meneruskan sinyal ke segala arah
dan tidak hanya ke satu arah saja. ( Guyton, 2006 )
1.
Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik
yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat
terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian
dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial
listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan
sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial
bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter
akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat
maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena
terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk
dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang
digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi
bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara
terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan
sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang
disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut
neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula
akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah
suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke
post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan
dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran
post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan
oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham,James
G.2002.Textbook of Veterinary Physiology.W.B.Saunders;New
York
Frandson. R.D, 1992,
Anatomi dn Fisiologi Ternak,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ganong W, Review
of medical physiology. 21st ed. New York. Lange Medical Books. 2003.
Section II Physiology of nerve & muscle cells. 5. Initation of impulses
in sense organs.
Guyton, A. C. dan J. E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius:
Jakarta.
Sherwood,lawralee.1996.Fisiologi manusia dari sel ke sistem.EGC:jakarta
Yatim, wildan. 1994. Embryologi. Bandung:
tarsito.
No comments:
Post a Comment