Learning
Objective
1. Bagaimana
Komparasi dan Struktur Anatomi Organa Genitalia Masculina?
2. Bagaimana
Histologi Organa Genitalia Masculina?
PEMBAHASAN
System reproduksi jantan terdiri atas :
1) Skrotum
ada semua mamalia yang hidup di laut dan
pakidermis (binatang berkulit tebal) testis mengalami penurunan. Kearah stratum
pada unggas, testis tidak mengalami penurunan, tetapi tetap tinggal disekitar
ginjal. Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu
lingkungan yang memiliki suhu 1 sampai 8 ⁰C
lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana
disebabkan adanya pengaturan oleh system otot rangkap yang menarik testis
mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis atau
membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin.
2) Testis
Gonad indiferen sewaktu embrio dini pada betina
berdeferensisi menjadi ovarium, sedangkan pada jantan menjadi testis. Pada
semua spesies testis berkembang didekat ginjal yaitu pada daerah Krista
genitalis primitip pada mamalia, testis mengalami penurunan yang clukup jauh,
pada kebanyakan spesies berakhir pada skrotum. Pada burung, testis tidak
mengalami penurunan, tetap tinggal pada posisi disekitar daerah testis itu
berasal. Fungsi testis ada dua macam: yang menghasilkan hormon seks jantan
yaitu androgen dan menghasilkan gamet jantan disebut sperma. Sperma dihasilkan
ditubulus seminiferus. Tubulus-tubulus tersebut sangat berliku-liku pada jantan
yang lebih tua spermatogonia tumbuh menjadi spermatosit primer, yang setelah
pembelahan meiosis pertama tumbuh menjadi spermatosit sekunder haploid
selanjutnya spermatosit sekunder haploid tumbuh menjadi spermatid yang setelah
mengalami sederetan transpormasi disebut spermiogenesis, kemudian tumbuh
,menjadi sel sperma yang terdiri atas sebuah kepala sebuah bagian tangah
(tubuh) serta sebuah bagian ekor. Fungsi testis lainnya yang penting adalah
sekresi hormon seks jantan. Bukti-bukti yang ada dan yang terbaik menunjukan
bahwa hanya sel leydig yang terdapat pada jaringan interestisial mensekresi
hormone androgen.
Gonade jantan atau testis terdiri atas banyak
saluran yang melilit-lilit. Saluran tersebut adalah tubulus seminiferus, dimana
pada tempat tersebut sperma terbentuk. Sel-sel leydig yang tersebar diantara
tubulus semeniferus menghasilkan testosterone dan androgen yang merupakan
hormon seks jantan. Produksi sperma yang normal tidak akan dapat terjadi pada
suhu tubuh sebagian besar mamalia, sehingga testis manusia dan mamalia lain
dipertahankan berada diluar ronnga abdomen tepatnya didalam skrotum, yang
merupakan pelipatan dinding tubuh. Suhu dalam sakrotum adalah sekitar 2∙C
dibawah suhu rongga abdomen.
3) Epididimis
Dari tubula seminiferus testis, sperma lewat
kedalam saluran mengulir pada epididimis. Selama perjalanan ini sperma menjadi
motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Selama ejakulasi, sperma
didorong dari epididimis melalui vasdeferens berotot. Kedua duktus ini berawal
dari skrotum disekitar dan dibelakang kandung kemih, dimana masing-masing
menyatu dengan duktus dari visikula seminalis, yang membentuk duktus ejakulasi
yang pendek. Duktus ejakulasi itu membuka ke uretra, yaitu saluran yang
mengosongkan isi system ekskresi dan system reproduksi. Uretra terdapat
disepanjang penis dan membuka keluar pada ujung penis.
4) Duktus deferens
Sistem duktus pada jantan sebagian besar
berasal dari system duktus wolff pada ginjal mesonefrik. Tubulus mesonefrik
berkembang menjadi vasdeferens, duktus mesonefris menjadi epididimis, sedangkan
vasdiperens dan vesikula seminalis dibentuk terakhir dari evagianasi duktus.
Sisa-sisa dari system duktus yang lain (uretra prostatik membranosa dan
kavernosa) berkembang dari sinus urogenitalis seperti halnya dua kelenjar
asesoris jantan yang lain, yaitu kelenjar prostate dan kelenjar cowper
(kelenjar bulbo-uretra) vasdeferens dibungkus oleh lapisan otot yang berkembang
baik yaitu lapisan-lapisan otot longitudinal luar dan dalam dengan lapisan
sirkuler diantara keduanya kontraksi lapian otot ini mungkin merupakan sebagian
yang bertanggung jawab pada gerakan sperma yang melalui system duktus.
Duktus Deferens merupakan saluran yang
membentang dari cauda epididymiske urethra pars pelvina. Dalam canalis
vaginalis,ductus deferens berjalan dengan :
a.spermatica,v.spermatica
(membentuk plexus pampiniformis ), pembuluh limfe,danm.cremaster internus.
Ampula adalah bagian dinding ductus deferens yang menebal yang berada di dekat
vesica urinaria. Ampula berupa kelenjar,menghasilkan cairan berupa
gelatin.Terdapat pada kuda,sapi dan anjing. Tidak terdapat pada babi dan
kucing. Pada kuda dan ruminant,ductus deferens bersatu dengan ductus
excretorius yang disebut “ Ductus Ejaculatorius”,.Kedua ductus bermuara
pada pada “ Colliculus Seminalis” (
peninggian pada daerah permulaan urethra), lubang muaranya disebut “ostium
ejaculatorium”. Karnivora tidak memilki ductus excretorius.Pada babi mempunyai
muara sendiri-sendiri. Medial dari muara ductus deferens terdapat pintu masuk
dari uteri maculinus (sisa- sisa embrional duktus Mulleri)
5)
Funiculus Spermaticus
Merupakan jaringan yang ikut tertarik ke scrotum pada saat
descensus testiculorum. Dalam funikulus spermaticus terdapat :
a) a.spermaticus, e)
m.cremaster
internus
b) v.spermaticus, f)
tunika
vaginalis viceralis
c) saluran limfe, g)
n. Symphaticus
d) plexus testicularis,
6)
Tunica Vaginalis
Berbentuk kantong, berasal
dari peritoneum abdominalis yang masuk ke scrotum melalui canalis vaginalis.
Memiliki 2 lapisan :
a)Lamina parietalis tunika vaginalis
Dari
peritoneum parietale.Membungkus funikulus spermaticus. Dinamakan Mesorchium. Dalam
scrotum akan membantuk suatu ruang disebut “ cavum vaginale “(berisi cairan
bersifat sereus)
b)
Lamina
viceralis tunika vaginalis
Lanjutan
dari peritoneum visceral. Melapisi funikulus spermaticus, testis dan
epididymis.
7)
kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa,
prostate dan bulbouretralis )
Yang termasuk kelenjar pelengkap adalah sepasang vesikula
seminalis, prostate (yang pada tikus terdiri atas tiga lobi, sedangkan pada
mamalia berupa bangunan tunggal), dan sepasang kelenjar bulbo uretra atau
kelenjar cowper. Pada berbagai spesies terdapat variasi yang sangat berbeda,
baik mengenai ukuran relatifnya maupun bentuk anatomi kelenjar-kelenjar
aksesorisnya.
Sel-sel sperma yang ditemukan dalam tubulus semi niverus serta
duktus-duktus ekskreterius bagian proximal tidak dapat bergerak. Sel-sel sperma
ini kemudian dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah
mengadakan kontak dengan apa yang disebut dengan plasma semen.
Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi
sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak
dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan
elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam
askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin
serta enzi-enzim.
8)
Uretra
Kumpulan kelenjar aksesoris (vesikula seminalis, prostate, dan
kelenjar bulbo uretralis). Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total
volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan
sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam
askorbat, dan prostaglandin. Kelenjar prostate adalah kelenjar pensekresi
terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim
antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), dan sedikit asam. Kelenjar
bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra,
dibawah prostate. Sebelum ejakulasi kelenjar tersebut mensekresikan mucus
bening yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra.
Pada hewan jantan urethra juga menyalurkan sperma maka disebut
“canalis urogenitalis” / “urethra masculian”. Terbagi menjadi 2 bagian yaitu
pars pelvina (dalam ruang pelvis) dan pars externa. Pada caudal dari ostium
ejaculatorium terdapat calliculus seminalis (muara ductus
deferens,gld.vesicularis,dan prostate)
9)
Penis
pada manusia penis terdiri atas tiga (pada mamalia domestikasi
dan mamalia laboraturium terdiri atas dua buah) bangunan silinder disebut
korpora covernosa penis. Ujung penis yang disebut dengan glan penis, dilengkapi
dengan suatu produk pada korpora kalvernosanya (Anonymous 1, 2009).
ANATOMI KOMPARASI
· PISCES
Pada pisces, ketika masih muda sulit di bedakan antara
hewan jantan dan betina, baik secara morfologi maupun anatomi. Organ reproduksi
jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki struktur yang sama dan disebut
ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan pada ikan, dapat di bedakan
organ genitalia masculine tampak berwarna putih susu dengan permukaan licin
berisi spermatozoa ( Campbell, 2002 ).
Testis berjumlah sepasang menggantung pada dinding tengah
rongga abdomen oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan permukaan yang kasar.
Kebanyakan testisnya panjang, berwarna putih dan seringkali berlobus. (
Campbell, 2002 ).
Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan
lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik
(spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada
saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak
melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital ( Campbell, 2002 ).
Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus
mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis
dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian posterior duktus aferen
berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung
sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka ( Sukiya, 2001 ).
Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan system
reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Organ kopulatoris merupakan
modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan
termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk
gonopodium ( Campbell, 2002 ).
·
AMPHIBI
Sistem Genitalia Jantan pada amphibi berupa sepasang
testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna putih kekuningan yang
digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis).testes adalah gonade yang
menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus
adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen ( Campbell, 2002 ).
Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus
aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat
kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk
vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan
membesar hanya pada saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan
saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke
bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus
(saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut
vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini
sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis,
akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam cloaka. Duktus wolf keluar
dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka
kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena
fertilisasinya terjadi secara eksternal ( Campbell, 2002 ).
·
REPTIL
Pada reptil, organ genitalia masculine terdiri atas
testis yang berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah
sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh mesorchium.
Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang
lain. Testis akan membesar saat musim kawin ( Campbell, 2002 ).
Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai
saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf
dekat testis bergelung membentuk epididimis. Epididimis sebagai saluran yang
sangat berkelok-kelok keluar dari testes di sebelah lateral testes. Tubulus
mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus
testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen.
Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki
kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek ( Campbell, 2002
).
Hemipenis merupakan sepasang alat capulatio yang berupa
tonjolan di dinding cloaka. Hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan
melipat masuk ke dalam pangkal cauda dengan dinding ototnya di bagian luar,
kemudian jika akan mengadakan copulatio di tonjolkan keluar. Semua reptil
selain spenodon memiliki organ kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemipenis,
sedangkan pada buaya penis ( Sukiya, 2001 )
·
AVES
Pada aves sistem genitalia
jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves
berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin,
terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial.alat penggantung
testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim
kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan
spermatozoa. Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di
dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya
untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan
bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh. Saluran reproduksi. Tubulus
mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan
membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian
distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di
Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus
ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen
berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus
deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka ( Campbell,
2002 ).
Epididimis berjumlah sepasang,
berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa
saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens. Ductus deferens
berjumlah sepasang. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua
nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara
pada urodaeum ( Campbell, 2002 ).
2. Histologi
Organa Genitalia Masculina
Sistem
reproduksi jantan terdiri dari :
1)
Testis
Testis berupa
kelenjar tubuler kompleks yang dibungkus oleh scrotum dipermukaan luar yang
berupa kulit, sedangkan di bagian terdalam dibungkus oleh tunika albuginea
berupa jaringan ikat padat ireguler yang banyak otot polos pada kuda (
Dellmann, 1992).
Diantara dua
pembungkus terdapat peritoneum yaitu lamina visceralis dari tunika vaginalis.
Permukaan peritoneum tersebut dilapisi mesotelium yang dibawahnya terdapat
jaringan ikat menyatu dengan tunika albuginea. Tunika albuginea tersebut masuk
ke organ membentuk septa yang membagi organ menjadi lobuli. Di sentralnya
bersamaan dengan jaringan ikat longgar membentuk mediastinum testis. Dalam tiap
lobulus terdapat epitelium kompleks dari sel spermatogenik dan sel sertoli.
Berbagai tingkat perkembangan sel spermatogenik terdapat pada invaginasi
lateral dan apeks dari sel sertoli, Mulai dari lamina basalis, di dekatnya ada
spermatogonia, kemudian tingkatan selanjutnya spermatosit primer, sekunder,
kemudian di dekat lumen terdapat spermatid yang sudah memiliki ekor dan kepala.
Sel sertoli memanjang dari membrana basalis mencapai ke lumen tubulus (
Dellmann, 1992).
Di jaringan
ikat antar tubulus terdapat sel leydig yang berfungsi penghasil testosteron.
Bentuknya polihedral, nukleus kecil, bulat dan sitoplasma tercat asidofil. Dari
tubulus seminiferus melanjut ke tubulus rektus yang mlanjut sebagai rete testis
yang dibatasi epitelium skuamus simpleks( Dellmann, 1992).
Testis
yang dikelilingi tunika vaginalis dan selubung testis.
a.
Tunika Vaginalis : terdiri
dari lapis parietal, dan lapis viseralis. Lapis parietal melekat pada skrotum,
sedangkan lapis viseralis membalut peritoneum pada testis tetap bertaut pada
kapsula testis di bawahnya, yakni tunika albuginea. Lapis viseralis terdiri
dari mesotel dan jaringan ikat yang melekat pada tunika albuginea (Dellmann,
1992).
b.
Tunika Albuginea :
merupakan kapsula yang padat, terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur.
Materi utamanya adalah serabut kolagen dan sedikit serabut elastik. Pada kuda,
babi, dan domba jantan, sering tampak otot polos di dalamnya. Banyak cabang
arteri dan vena testikularis membentuk lamina vaskulosa. Lapisan ini berada
cukup dalam pada tunika albuginea babi dan kuda, dan superfisial pada anjing
dan domba (Dellmann, 1992).
c.
Septula Testis dan
Jaringan Ikat Intralobularis : tunika albuginea berlanjut dengan trabekula yang
disebut septula testis, yang arah
susunannya memusat ke mediastinum testis. Trabekula terdiri dari serabut
kolagen, mengandung pembuluh darah dan saraf, dan membagi testis menjadi
sejumlah lobulus yang masig-masing mengandung satu sampai empat tubuli
konvoluti. Septula testis berlanjut dengan jaringan
ikat intralobularis atau jaringan interstitial (Dellmann, 1992).
d.
Mediastinum Testis : pada
kuda jantan, mediastinum testis terbatas pada kutub kranial testis, tetapi pada
hewan piaraan biasanya menempati posisi sentral (Dellmann, 1992).
e.
Sel-sel Interstitial :
jaringan ikat yang mengisi ruang intertubular mengandung pembuluh darah dan
limfe, fibrosit, sel-sel mononuklear bebas dan sel-sel interstitial endokrin
(Dellmann, 1992).
f.
Tubuli Seminiferi
Konvoluti : berbenruk buluh yang berliku-liku dengan diameter 200-400 µm
dibalut oleh epitel banyak lapis yang mengandung dua jenis sel dasar yang
berbeda yakni sel penunjang (Sel Sertoli) dan sel-sel spermatogenik
-
Sel
Penunjang (Sel Sertoli)
Berkembang
dari sel penunjang yang tidak mengalami diferensiasi dari gonad prapubertas.
Sel ini bersifat mitotik aktif, mengandung banyak rER, dan menghasilkan hormon
antiparamesonefritik, suatu glikogen yang menekan perkembangan tuba Falopii,
uterus serta vagina pada jenis jantan. Sel penunjang pada hewan piaraan banyak
mengandung lipid dan glikogen sebagai paraplasma, juga filamen mikro, buluh
mikro, dan sER (Dellmann, 1992).
-
Sel
Spermatogenik
Panjangnya
bervariasi antara 50-75 m, terdiri atas caput dan kauda. Kauda sendiri terdiri
atas neck (leher), middle piece (bagian tengah), principal (bagian pokok) dan
end piece (bagian ujung). Pembagian nya didasarkan atas perbedaan diameter.
Dengan mikroskop cahaya perbedaan struktur internanya tidak jelas, tetapi
dengan EM terdapat perbedaan struktur interna nya jelas, tetapi dengan EM
terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Midle piece berbentuk silindris
panjangnya lima sampai tujuh m, tebalnya mencapai 1 m. Bagian ini timbul dari
polus pasterior dari caput yaitu pada bagian yang mempunyai struktur mirip
dengan cincin Annulus. Principal piece panjangnya kira-kira 45 m dengan tebal
0,5 m, makin keujung makin mengecil membentuk end piece ( Dellmann, 1992 ).
Spermatogonia
terdapat diatas satu sampai dua lapis membran basal. Sel induk ini bersifat
mitosis aktif, jadi sering terlihat bentuk pembelahan sel. Menurut penelitian
dibedakan adanya spermatogonia tipe A dan B. Tipe A terdapat langsung pada
membran basal dan tipe B diatas tipe A. Tipe A membelah secara mitosis menjadi
tipe A dan tipe B, tipe B inilah yang menumbuhkan spermatosit primer (
Dellmann, 1992 ).
Sel pada lapis
berikutnya lebih besar diameternya, intinya lebih besar serta lebih banyak
mengandung khromatin disebut : sprematosit primer. Selanjutnya sel ini
mengalami meiosis dan pada pembelahan pertama menghasilkan sel yang lebih kecil
disebut : spermatosit sekunder. Umur sel tersebut pendek karena segera
mengalami pembelahan kedua (mitosis) menjadi spermatid, dari satu sel
spermatozoa menjadi empat spermatid yang secara morfologis identik, tetapi gen
yang dikandung dapat berbeda. ukuran sel kecil inti miskin kromatin dan
sentriole masih tampak. Dalam tahap spermatositogenesis, spermatid selanjutnya
mengalami tahap transformasi, berubah dari bentuk sel menjadi spermatozoa yang
memiliki kepala, leher, badan dan ekor. Spermatozoa yang berkembang ini tampak
membenamkan kepalanya kedalam kutub bebas sel sertoli ( Dellmann, 1992 ).
Air mani
sering disebut sperma atau semen, terdiri dari campuran spermatozoa dan sekresi
kelenjar asesorius dan epididimis. Sekreta kelenjar selain sebagai pengangkut
(vesicle), juga bekerja sebagai pembawa makanan serta mengaktifkan gerakan
spermatozoa. Kandungan hialuronidase dalam air mani yang cukup tinggi diduga
terdapat pada kepala dari spermatozoa, enzim mana yang diperlukan pada proses
pembuahan, khususnya untuk merusak selaput sekunder dari ovum ( Dellmann, 1992
).
2) Alat Penyalur
Alat penyalur spermatozoa dimulai dari : Tubuli rekti,
Rete testis (terdapat dalam testis), Duktuli Efferentes Testis,Duktus
epididimis (terdapat dalam epididimis), Duktus deferens, Urethra (pars pelvina
dan pars penis) (
Dellmann, 1992 ).
a) Tubuli (seminiferi) rekti, Berupa saluran pendek yang terdapat pada lobuli testis,
epithelnya kubis sebaris dan berdiri pada membran basal. Pada daerah peralihan
antara tubuli rekti terdapat daerah dengan banyak modifikasi dari sel sertoli.
Di daerah ini tidak lagi terdapat proses spermatogenesis (
Dellmann, 1992 ).
b) Rete Testis, Berupa saluran atau rongga saling
berhubungan dalam mediastinum testis. Saluran tersebut dibalut oleh epithel
pipih selapis atau kubis rendah, sedangkan mediastinum testis merupakan kondensasi
dari stroma testis yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Otot polos belum
terdapat pada mediastinum testis ( Dellmann, 1992 ).
c) Duktuli Efferentes Testis, Pada kutub kranial mediastinum
testis terdapat sekitar 6-12 saluran disebut : Duktuli efferentes testis.
Saluran tersebut awalnya lurus tetapi setelah memasuki epididimis menjadi
berkelok membentuk spiral. Daerah pemasukan dikenal dengan vascular cone
yang menghadap testis dan merupakan caput epididimis (kuda) atau sebagian dari
padanya pada hewan lain ( Dellmann, 1992 ).
Duktuli efferentes memiliki epithel silindris sebaris
dengan dua macam sel, yakni : sel basilia (kinocilia) dan sel tanpa silia
dengan banyak butir sekreta di dalamnya, sel ini menunjukkan aktivitas
bersekresi. Epithel berdiri pada membran basal, bagian yang telah ada dalam
caput epididimis, mulai terdapat otot polos diluar membran basal. Sekreta dari
sel tersebut diatas diduga berperanan dalam proses pendewasaan dari spermatozoa
dalam epididimis ( Dellmann, 1992 ).
d) Duktus Epididimis, Duktuli efferentes dalam epididimis secara perlahan
memiliki epithel silindris banyak lapis bersilia (stereocilia), lumen
semakin besar dan dinding semakin tebal dengan bertambahnya lapisan otot polos.
Dalam epididimis saluran tersebut selanjutnya disebut : Duktus epididimis. Sel
basal dari epithel banyak lapis mengandung butiran lemak (babi dan ruminansia),
sedangkan sel atas silindris tinggi dengan stereosilia. Semakin ke kauda
epididimis, ukuran epithel semakin rendah, lumen semakin berkelok-kelok dan
otot polos semakin tebal( Dellmann, 1992 ).
e) Epididimis, Sering disebut anak buah pelir, letaknya
sangat berdekatan dengan testis. Secara anatomis terdiri atas caput, korpus dan
kauda epididimis. Epididimis terdiri atas jaringan ikat mirip tunika albuginea
sebagai stroma dengan mengandung otot polos (jelas pada kuda) didalamnya
terdapat saluran yang merupakan parenkhim, yakni duktulis efferentes dan duktus
epididimis ( Dellmann, 1992 ).
Fungsi epididimis : Menyimpan sementara spermatozoa,
khususnya didaerah kauda epididimis dan diduga disini terjadi proses
pendewasaan. Gerakan spermatozoa mulai tampak, tapi dalam tubuli seminiferi
jelas belum ada gerakan. Spermatozoa yang telah melalui epididimis memiliki
potensi untuk membuahi ovum. Spermatozoa yang tidak melewatinya daya
pembuahannya sangat kecil ( Dellmann, 1992 ).
f) Duktus Deferens, Berupa saluran tunggal yang keluar dari kauda epididimis.
Pada hewan besar saluran ini cukup panjang keluar dari epididimis membentuk
Funikulus spermatikus (Spermatic cord) di daerah leher skrotum,
selanjutnya masuk rongga perut menuju uretra dalam rongga pelvis ( Dellmann,
1992 ).
g) Duktus deferens dibagi menjadi dua bagian, yakni : bagian
yang tidak berkelenjar disebut : Duktus deferens dan bagian yang berkelenjar
disebut : Ampulla. Selaput lendri membuat lipatan longitudinal, dengan epithel
silindri sebaris atau dua baris, berdiri pada membran basal. Tunika propria
terdiri dari jaringan ikat dengan banyak sel dan serabut elastis, bagian ini
langsung bersatu dengan sub-mukosa dan keduanya disebut propria mukosa. Tunika
muskularis cukup tebal, dengan bagian yang memanjang, melintang dan miring.
Pada babi dan domba lapis sirkuler tebal terletak disebelah dalam sedangkan
lapis memanjang tipis, tetapi pada sapi, kuda dan karnivora lapisan otot polos
saling membuat anyaman, sehingga tidak membentuk strata yang jelas. Tunika
adventitia atau serosa terdapat paling luar, pembuluh darah, saraf, jaringan
limfoid dan otot polos sering tampak di bagian ini. Ampulla akan dibahas nanti pada
kelenjar asesorius ( Dellmann, 1992 ).
h) Funikulus Spermatikus, Bagian ini berbentuk buluh, dibalut oleh peritonium.
Didalamnya terdapat duktus deferens, pembuluh darah, saraf dan berkas otot
polos. Pada kasus pengebirian secara tertutup yang dirusak selain duktus
deferens juga arteri (a. Spermatika). Pengebirian ini lazim dilakukan pada
hewan besar (sapi atau kerbau) sebelum menginjak dewasa kelamin, sebagai ternak
daging ( Dellmann, 1992 ).
i) Uretra, Uretra hewan jantan cukup panjang, dibagi menurut
letaknya, yakni : Uretra pars prostatika, uretra pars pelvina dan uretra pars
penis. Jadi delaslah bahwa bangun uretra tergantung pada letaknya dalam tubuh,
meskipun demikian terdapat bangun umum tetap ( Dellmann, 1992 ).
Selaput lendir membuat lipatan memanjang, disusun atas
epitelnya banyak lapis dan peralihan. Pada permukaan, epithel tidak teratur
sering membentuk prosesus disebut Lakuna dari Morgagni. Pada tunika
propria banyak terdapat pembuluh darah, khususnya pembuluh darah venosus yang
membentuk korpus uretralis (kelenjar littre). Lapis paling luar adalah lapisan
otot polos, diikuti otot kerangka dalam membentuk muskulus retralis ( Dellmann,
1992 ).
Kolikulus seminalis adalah kelanjutan dari kresta
uretralis yang terjadi dari vesika urinaria. Bagian ini merupakan tempat
permuaraan duktus defferent dan vesika seminalis. Mukosa mirip dengan uretra,
pada kucing dan babi sering terjadi gangglia di daerah ini. Uretra prostatikus
atau uterus maskulina terdapat di daerah kolikus prostatikus atau uterus
maskulinus terdapat di daerah kollikulus seminialis, sering tampak pada hewan
piara, khususnya jelas pada hewan besar. Uritrikulus prostatikus merupakan
ujung saluran Muller yang homolog dengan uterus dan vagina pada hewan besar (
Dellmann, 1992 ).
Uretra pars penis berbeda dengan uretra pars pelvina,
yakni lebih sedikit mengandung kelenjar tetapi banyak mengandung serabut
erektil. Di luar lapisan otot terdapat tunika albuginea yang merupakan suatu
jaringan ikat fibrus banyak mengandung serabut elastis, khususnya pada penis
tipe kaverneus ( Dellmann, 1992 ).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous
1, 2012. Anatomi dan Fungsi Reproduksi Hewan Jantan. Avaliable from URL : http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fungsi-reproduksi-hewan-jantan.html
, cited 09/06/2012.
Campbell, Neil A. 2002. BIOLOGI JILID III. Jakarta :
Erlangga.
Dellmann
Dieter .H, & Brown E.M. 1992. Buku teks histology veteriner. Jakarta : UI
Press.
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : FMIPA
UNY.
No comments:
Post a Comment