LEARNING
OBJECTIVE
1. Bagaimana
etika presentasi ilmiah yang baik dan benar?
PEMBAHASAN
1. Etika
Presentasi Ilmiah
Perancangan materi
Perencanaan dokumen presentasi merupakan hal paling
mendasar yang perlu Anda persiapkan. Beberapa diantaranya adalah :
a. Tentukan
tema dan tujuan secara spesifik
b. Susun
kerangka materi presentasi
c. Kumpulkan
materi utama dan pendukung
d. Tentukan
aplikasi pembuat presentasi yang tepat
e. Manfaatkan
aplikasi penunjang
f. Tentukan
output sesuai dengan kebutuhan (Serviati, 2006).
Poin-poin
penting yang harus diingat ketika membuat slide presentasi :
a.
Power
Point
Slide presentasi yang baik seharusnya mengandalkan
point-point penting yang dapat dengan mudah diingat oleh kita sebagai pembawa
materi dan juga peserta.
b.
Gambar
Sisipkanlah beberapa gambar yang menarik dan memudahkan
peserta mengingat materi presentasi. Ingat tujuan utama dari menambahkan gambar
pada slide ialah untuk mempermudah peserta, bukan malah mengganggu perhatian
peserta. Karena gambar yang tidak berhubungan dengan materi malah akan
membuyarkan konsentrasi peserta. Gambar juga dapat menghilangkan kebosanan para
peserta, karena manusia lebih senang melihat gambar daripada tulisan.
c.
Bagan
Jika ada suatu materi yang dapat diterangkan dengan
bagan, sebaiknya anda menerangkannya dengan bagan. Karena bagan lebih mudah
untuk dimengerti dan diingat. Tidak terlalu banyak tulisan dan ada alur-alur
yang jelas untuk mempercepat pengertian dari peserta.
d.
Animasi
Gunakanlah animasi untuk membantu kita dalam presentasi.
Tidak hanya animasi saat pergantian slide saja. Namun lebih ke arah membantu
kita dalam menerangkan suatu materi. Contohnya: suatu bagan kita buat
animasinya dengan menampilkan kotak-kotak proses satu per satu sesuai urutan
prosedurnya. Dengan begitu peserta tidak langsung melihat satu keutuhan bagan.
Namun secara tahap demi tahap diperlihatkan cara membaca bagan tersebut dengan
animasi
(Rahardjo, 2005 ; Serviati, 2006).
Presentasi
Ilmiah
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim
dilakukan dalam dunia ilmiah. Kegiatan itu berfungsi untuk menyebarkan
informasi ilmiah. Karena mahasiswa merupakan intelektual yang berkewajiban
menyebarkan ilmu yang dimilikinya, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah
merupakan suatu kebutuhan. Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan
efektif, ada kiat-kiat yang perlu diterapkan, yaitu menarik minat dan perhatian
peserta, menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas, dan menjaga
etika ketika tampil di depan forum ilmiah (Rahardjo, 2005).
Sebuah presentasi
yang menarik dan fasih adalah presentasi yang mampu menyerap perhatian audiens,
membuat audiens ingin mendengarkan lebih lanjut dan membuat audiens bisa lebih
terlibat/berpartisipasi. Presentasi yang mampu menyampaikan pengalaman yang menyenangkan.
Presentasi yang fasih dan menarik akan mampu menghibur dan menyemangati
audiens. sebuah presentasi yang persuasif dan meyakinkan mampu untuk mengubah
pikiran, meyakinkan dan mendapatkan kepercayaan diri audiens untuk mengambil
keputusan. Lebih penting lagi, mampu untuk membuat audiens bergerak dan
bertindak (Rahardjo, 2005).
Presentasi
ilmiah akan berhasil jika penyaji menaati tata cara yang lazim. Pertama, penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara
memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh
bahan tertulis, baik bahan lengkap maupun bahasan presentasi power point. Jika
diperlukan, bahan dapat dilengkapi dengan ilustrasi yang relevan. Apabila bahan
ditayangkan, harus dipastikan bahwa semua peserta dapat melihat layar dan dapat
membaca tulisan yang disajikan. Kedua, penyaji menyajikan bahan dalam waktu
yang tersedia. Untuk itu, penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan
menaati panduan yang diberikan oleh moderator. Ketiga, penyaji menaati etika yang
berlaku di forum ilmiah. Hal itu karena forum ilmiah merupakan wahana bagi
ilmuwan dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu saling asah otak dan hati
serta bertukar berbagai informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun
hasil penelitian (Rahardjo, 2005).
Adapun etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain
adalah sebagai berikut: Pertama, setiap peserta harus jujur pada diri sendiri.
Artinya, dia akan bertanya jika memang tidak tahu, akan mencari klarifikasi
apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah pemahamannya sudah
benar ataukah belum, dsb. Selain itu, setiap peserta wajib menghargai
pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak
apabila ada orang yang berbicara (atau bertanya). Misalnya, ketika orang lain
telah mengusulkan gagasan, dia tidak akan berbicara seolah-olah dialah pengusul
pertama gagasan tersebut. Ketika pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain,
dia tidak akan mengulangi pertanyaan itu. Ketika peserta lain telah menyatakan
sesuatu dan dia menyetujuinya, dia dapat mengungkapkan dukungannya (Rahardjo,
2005).
Berikut ini adalah sejumlah contoh bahasa tubuh yang
sebaiknya kita terapkan dan yang sebaiknya kita hindari:
a)
Bersedekap, memberi kesan santai
sekaligus angkuh. Penyaji yang bersikap demikian kelihatnnya cukup punya rasa
percaya diri, tetapi tampaknya juga tidak dihormati oleh audiens.
b)
Kedua tangan disamping lurus kebawah,
memberi kesan sigap, sehingga tampak enak dilihat, tetapi sikap ini sama sekali
tidak dianjurkan.
c)
Alis terangkat, sikap ini menunjukkan
kita seorang yang ramah, merasa gembira akan kehadiran orang yang kita ajak
bicara, dan mengharapkan, serta menghargai respon darinya.
d)
Jari telunjuk menyentuh ibu jari, cara
yang baik untuk menekankan poin-poin yang lebih penting dalam presentasi kita,
tetapi tunjukkanlah sikap ini hanya bila benar-benar diperlukan saja. Bila kita
sering menggunakannya, kekuatan maknanya akan menjadi berkurang.
e)
Gerakan tangan seolah-olah memukul dengan
bagian sisi telapak tangan.
f)
Menganggukan kepala, merupakan bahasa
tubuh yang terlihat jelas dengan yang kita maksudkan. Jika kita sependapat
dengan seorang audiens kita cukup melakukan dua kali anggukan.
g)
Mengusap-usap wajah, dagu, dan
menggaruk-garuk kepala, harus dihindari karena menunjukkan perasaan terancam,
kurang percaya diri, atau kehabisan kata-kata.
h)
Bola mata bergerak keatas, menunjukkan
bahwa kita sedang berkonsentrasi untuk memberikan sebuah jawaban, tetapi jangan
terlalu lama (Abrams, 2005).
Tips
dalam menghadapi
pendengar
Salah satu tugas dalam melakukan presentasi
adalah menghadapi pendengar (audience).
Banyak orang yang gemetar dalam melakukan hal ini. Memang hal ini
tidak mudah dan membutuhkan latihan. Ada beberapa tips yaitu
1.
Seorang pembaca menanyakan mengenai
kata pembukaan. Kata pembukaan bergantung kepada bentuk acara, pendengar, dan
kebiasaan yang berlaku di
tempat tersebut. Untuk acara seminar yang dihadiri oleh mahasiswa,
kata pembukaan bisa sedikit santai. Namun untuk sidang skripsi dengan penguji yang terbatas, biasanya agak lebih formal.
Kebiasaan setempat juga menentukan kata pembukaan. Yang pasti, kata pembukaan
jangan berlama-lama karena dia akan mengambil waktu presentasi kita yang sudah
sangat singkat. Untuk acara yang lebih informal, misalnya seminar, kadang-kadang orang memulainya
dengan guyonan (joke). Ini
kebiasaan orang Barat (Westerner). Orang Barat
biasanya memulai presentasi dengan guyonan, sementara orang Indonesia biasanya
memulai presentasi dengan
permohonan maaf.
2.
Ketika menjelaskan sebuah slide,
kadang-kadang (tidak selalu) perlu menunjuk sesuatu di layar. Tunjukkan bagian
itu dengan pointer, laser pointer,
atau jika terpaksa dengan telunjuk (tidak apa-apa). Jangan hanya
mengatakan “seperti ini atau itu" tanpa menunjukkan mana yang
dimaksud dengan “ini" atau “itu". Ada juga mahasiswa yang matanya selalu terpaku pada slide di atas Over Head Projector (OHP) sehingga dia tidak tahu bahwa proyeksi di layar (yang
terlihat oleh pendengar)
miring-miring atau bahkan posisi slide terlalu bawah sehingga tidak
dapat dilihat oleh pendengar.
3.
Jangan terlalu sering membelakangi
pendengar. Seringkali pembicara melihat layar dan membelakangi pendengar seolah-olah dia takut
bertatap muka dengan pendengarnya.
4.
Perhatikan raut wajah dari para
pendengar. Apakah mereka sudah bosan? bingung? tersenyum? Jadikan ini menjadi umpan balik bagi
strategi presentasi Anda.Kalau penguji sudah bosan semua, hentikan presentasi
atau sudahi sesegera mungkin karena mereka tidak akan mendengarkan dan lebih suka
jika Anda berhenti.
5.
Ketika memberikan presentasi, Anda
harus convincing atau
meyakinkan. Bagaimana
pendengar akan percaya dengan apa yang Anda presentasikan jika Anda sendiri
kelihatannya tidak percaya? Namun juga jangan sampai menjadi berkesan terlalu arogan
atau sok tahu.
6.
Dalam menghadapi pertanyaan,
dengarkan dahulu pertanyaannya. Kalau perlu, catat dahulu pertanyaan tersebut. Jangan cepat-cepat ingin menjawab atau
bahkan memotong pertanyaan pendengar, kecuali Anda merasa penanya ini terlalu
berlarut-larut dalam mengutarakan pertanyaannya. (Sering kali orang
berputar-putar dan tidak to the point dalam mengutarakan pertanyaan). Menunggu penanya
selesai juga memberikan waktu
kepada kita untuk memikirkan jawabannya (Rahardjo, 2005).
DAFTAR
PUSTAKA
Abrams, 2005. Winning Presentation In a Day. Yogyakarta : Kanisius
Rahardjo, B.
2005. Panduan Menulis dan
Mempresentasikan Karya Ilmiah : Thesis, Tugas Akhir, Makalah. Yogyakarta : FKH UGM
Serviati dan
Setiawan. 2006. Tips
dan Trik Microsoft Office 2003. Jakarta : Media Kita
No comments:
Post a Comment