Wednesday 16 October 2013

BLOK 13 UP 6



LEARNING OBJECTIVE
1.      Bagaimana etika presentasi ilmiah yang baik dan benar?



PEMBAHASAN
1.    Etika Presentasi Ilmiah
Perancangan materi
Perencanaan dokumen presentasi merupakan hal paling mendasar yang perlu Anda persiapkan. Beberapa diantaranya adalah :
a.       Tentukan tema dan tujuan secara spesifik
b.      Susun kerangka materi presentasi
c.       Kumpulkan materi utama dan pendukung
d.      Tentukan aplikasi pembuat presentasi yang tepat
e.       Manfaatkan aplikasi penunjang
f.       Tentukan output sesuai dengan kebutuhan (Serviati, 2006).

 Poin-poin penting yang harus diingat ketika membuat slide presentasi :
a.            Power Point
Slide presentasi yang baik seharusnya mengandalkan point-point penting yang dapat dengan mudah diingat oleh kita sebagai pembawa materi dan juga peserta.
b.           Gambar
Sisipkanlah beberapa gambar yang menarik dan memudahkan peserta mengingat materi presentasi. Ingat tujuan utama dari menambahkan gambar pada slide ialah untuk mempermudah peserta, bukan malah mengganggu perhatian peserta. Karena gambar yang tidak berhubungan dengan materi malah akan membuyarkan konsentrasi peserta. Gambar juga dapat menghilangkan kebosanan para peserta, karena manusia lebih senang melihat gambar daripada tulisan.
c.            Bagan
Jika ada suatu materi yang dapat diterangkan dengan bagan, sebaiknya anda menerangkannya dengan bagan. Karena bagan lebih mudah untuk dimengerti dan diingat. Tidak terlalu banyak tulisan dan ada alur-alur yang jelas untuk mempercepat pengertian dari peserta.
d.           Animasi
Gunakanlah animasi untuk membantu kita dalam presentasi. Tidak hanya animasi saat pergantian slide saja. Namun lebih ke arah membantu kita dalam menerangkan suatu materi. Contohnya: suatu bagan kita buat animasinya dengan menampilkan kotak-kotak proses satu per satu sesuai urutan prosedurnya. Dengan begitu peserta tidak langsung melihat satu keutuhan bagan. Namun secara tahap demi tahap diperlihatkan cara membaca bagan tersebut dengan animasi (Rahardjo, 2005 ; Serviati, 2006).
Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah. Kegiatan itu berfungsi untuk menyebarkan informasi ilmiah. Karena mahasiswa merupakan intelektual yang berkewajiban menyebarkan ilmu yang dimilikinya, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah merupakan suatu kebutuhan. Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif, ada kiat-kiat yang perlu diterapkan, yaitu menarik minat dan perhatian peserta, menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas, dan menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah (Rahardjo, 2005).
Sebuah presentasi yang menarik dan fasih adalah presentasi yang mampu menyerap perhatian audiens, membuat audiens ingin mendengarkan lebih lanjut dan membuat audiens bisa lebih terlibat/berpartisipasi. Presentasi yang mampu menyampaikan pengalaman yang menyenangkan. Presentasi yang fasih dan menarik akan mampu menghibur dan menyemangati audiens. sebuah presentasi yang persuasif dan meyakinkan mampu untuk mengubah pikiran, meyakinkan dan mendapatkan kepercayaan diri audiens untuk mengambil keputusan. Lebih penting lagi, mampu untuk membuat audiens bergerak dan bertindak (Rahardjo, 2005).
Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji menaati tata cara yang lazim. Pertama, penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis, baik bahan lengkap maupun bahasan presentasi power point. Jika diperlukan, bahan dapat dilengkapi dengan ilustrasi yang relevan. Apabila bahan ditayangkan, harus dipastikan bahwa semua peserta dapat melihat layar dan dapat membaca tulisan yang disajikan. Kedua, penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk itu, penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan oleh moderator. Ketiga, penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah. Hal itu karena forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuwan dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu saling asah otak dan hati serta bertukar berbagai informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil penelitian (Rahardjo, 2005).
Adapun etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain adalah sebagai berikut: Pertama, setiap peserta harus jujur pada diri sendiri. Artinya, dia akan bertanya jika memang tidak tahu, akan mencari klarifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah pemahamannya sudah benar ataukah belum, dsb. Selain itu, setiap peserta wajib menghargai pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara (atau bertanya). Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan gagasan, dia tidak akan berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut. Ketika pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain, dia tidak akan mengulangi pertanyaan itu. Ketika peserta lain telah menyatakan sesuatu dan dia menyetujuinya, dia dapat mengungkapkan dukungannya (Rahardjo, 2005).
Berikut ini adalah sejumlah contoh bahasa tubuh yang sebaiknya kita terapkan dan yang sebaiknya kita hindari:
a)      Bersedekap, memberi kesan santai sekaligus angkuh. Penyaji yang bersikap demikian kelihatnnya cukup punya rasa percaya diri, tetapi tampaknya juga tidak dihormati oleh audiens.
b)      Kedua tangan disamping lurus kebawah, memberi kesan sigap, sehingga tampak enak dilihat, tetapi sikap ini sama sekali tidak dianjurkan.
c)      Alis terangkat, sikap ini menunjukkan kita seorang yang ramah, merasa gembira akan kehadiran orang yang kita ajak bicara, dan mengharapkan, serta menghargai respon darinya.
d)     Jari telunjuk menyentuh ibu jari, cara yang baik untuk menekankan poin-poin yang lebih penting dalam presentasi kita, tetapi tunjukkanlah sikap ini hanya bila benar-benar diperlukan saja. Bila kita sering menggunakannya, kekuatan maknanya akan menjadi berkurang.
e)      Gerakan tangan seolah-olah memukul dengan bagian sisi telapak tangan.
f)       Menganggukan kepala, merupakan bahasa tubuh yang terlihat jelas dengan yang kita maksudkan. Jika kita sependapat dengan seorang audiens kita cukup melakukan dua kali anggukan.
g)      Mengusap-usap wajah, dagu, dan menggaruk-garuk kepala, harus dihindari karena menunjukkan perasaan terancam, kurang percaya diri, atau kehabisan kata-kata.
h)      Bola mata bergerak keatas, menunjukkan bahwa kita sedang berkonsentrasi untuk memberikan sebuah jawaban, tetapi jangan terlalu lama (Abrams, 2005).

Tips dalam menghadapi pendengar
Salah satu tugas dalam melakukan presentasi adalah menghadapi pendengar (audience). Banyak orang yang gemetar dalam melakukan hal ini. Memang hal ini tidak mudah dan membutuhkan latihan. Ada beberapa tips yaitu
1.        Seorang pembaca menanyakan mengenai kata pembukaan. Kata pembukaan bergantung kepada bentuk acara, pendengar, dan kebiasaan yang berlaku di tempat tersebut. Untuk acara seminar yang dihadiri oleh mahasiswa, kata pembukaan bisa sedikit santai. Namun untuk sidang skripsi dengan penguji yang terbatas, biasanya agak lebih formal. Kebiasaan setempat juga menentukan kata pembukaan. Yang pasti, kata pembukaan jangan berlama-lama karena dia akan mengambil waktu presentasi kita yang sudah sangat singkat. Untuk acara yang lebih informal, misalnya seminar, kadang-kadang orang memulainya dengan guyonan (joke). Ini kebiasaan orang Barat (Westerner). Orang Barat biasanya memulai presentasi dengan guyonan, sementara orang Indonesia biasanya memulai presentasi dengan permohonan maaf.
2.        Ketika menjelaskan sebuah slide, kadang-kadang (tidak selalu) perlu menunjuk sesuatu di layar. Tunjukkan bagian itu dengan pointer, laser pointer, atau jika terpaksa dengan telunjuk (tidak apa-apa). Jangan hanya mengatakan seperti ini atau itu" tanpa menunjukkan mana yang dimaksud dengan ini" atau itu". Ada juga mahasiswa yang matanya selalu terpaku pada slide di atas Over Head Projector (OHP) sehingga dia tidak tahu bahwa proyeksi di layar (yang terlihat oleh pendengar) miring-miring atau bahkan posisi slide terlalu bawah sehingga tidak dapat dilihat oleh pendengar.
3.        Jangan terlalu sering membelakangi pendengar. Seringkali pembicara melihat layar dan membelakangi pendengar seolah-olah dia takut bertatap muka dengan pendengarnya.
4.        Perhatikan raut wajah dari para pendengar. Apakah mereka sudah bosan? bingung? tersenyum? Jadikan ini menjadi umpan balik bagi strategi presentasi Anda.Kalau penguji sudah bosan semua, hentikan presentasi atau sudahi sesegera mungkin karena mereka tidak akan mendengarkan dan lebih suka jika Anda berhenti.
5.        Ketika memberikan presentasi, Anda harus convincing atau meyakinkan. Bagaimana pendengar akan percaya dengan apa yang Anda presentasikan jika Anda sendiri kelihatannya tidak percaya? Namun juga jangan sampai menjadi berkesan terlalu arogan atau sok tahu.
6.        Dalam menghadapi pertanyaan, dengarkan dahulu pertanyaannya. Kalau perlu, catat dahulu pertanyaan tersebut. Jangan cepat-cepat ingin menjawab atau bahkan memotong pertanyaan pendengar, kecuali Anda merasa penanya ini terlalu berlarut-larut dalam mengutarakan pertanyaannya. (Sering kali orang berputar-putar dan tidak to the point dalam mengutarakan pertanyaan). Menunggu penanya selesai juga memberikan waktu kepada kita untuk memikirkan jawabannya (Rahardjo, 2005).

DAFTAR PUSTAKA
Abrams, 2005. Winning Presentation In a Day. Yogyakarta : Kanisius
Rahardjo, B. 2005. Panduan Menulis dan Mempresentasikan Karya Ilmiah : Thesis, Tugas Akhir, Makalah. Yogyakarta : FKH UGM
Serviati dan Setiawan. 2006. Tips dan Trik Microsoft Office 2003. Jakarta : Media Kita

No comments:

Post a Comment