LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
ORGANIK HEWAN BESAR (POB) KUDA
BLOK 17
Abstrak
Helminthiasis merupakan
kejadian yang sering dijumpai pada hewan begitu pula pada kuda kejadian ini
dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya karena infeksi dari cacing. Gejala klinis meliputi
diare intermittent, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan,
dan terkadang terdapat darah dan mucus di dalam feses.Tata laksana yang harus diberikan obat Bymed 3,5cc, Vetadryl 7 cc dan vitamin B complex sebanyak
7 cc sebagai suplai tambahan dari vitamin dan mineral.
Kata Kunci: Kuda, Helminthiasis, Terapi, POB
- Riwayat Kasus
Pada tanggal 6 Mei 2014 telah dilakukan pemeriksaan terhadap
hewan Kuda Lokal, dengan jenis kelamin betina milik H Subar, Segoroyoso,
Pleret, Bantul. Dari pemeriksaan didapat hasil :
Anamnesa
Mohon pemeriksaan dan
pengobatan
Status
Praesens
1. Keadaan
umum : badan baik, BCS sedang, ekspresi muka sayu
2. Frekuensi
nafas : 72
kali/menit
3. Frekuensi
pulsus : -
4. Suhu : -
5. Kulit
dan rambut : rambut kusam, rontok
6. Selaput
lendir : pink pucat (konjuncyiva mata)
7. Kelenjar
limfe : normal,
tidak ada pembengkakan
8. Pernafasan : suara terdengar vesikuler, tipe thoraco abdominal
9. Peredaran
darah : suara lup dup (normal), systole dan diastole dapat
dibedakan
10. Pencernaan : mulut sehat, bersih, tidak ada lesi, konsistensi feses
encer.
11. Urogenital : normal, tidak ada perubahan
12. Saraf : reflex palpebra normal
13. Anggota
gerak : normal, teracak normal
14. Berat
badan : sekitar 175
kg
15. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium feses
mempunyai konsistensi encer, terdapat cacing strongylus postif (++)
Diagnosis : Cacingan
Prognosa :
Fausta
Tata
laksana
Terapi dan penanganan :
-
Injeksi Bymed
3,5cc SC
-
Injeksi vit B
komplek 7cc IM
-
Injeksi Vetadryl
7cc IM
Saran terhadap Pemilik : Sanitasi kandang diperbaiki.
B. PEMBAHASAN
Ekspresi muka kuda tampak tenang (BCS<3) diperkirakan berat badannya 175 kg, frekuensi nafas
meningkatkan yaitu 72 x/menit (normal 14 – 48), pulsus tidak diperiksa (normal: 36 – 48/menit) dan suhu tubuh normal 38,3°C. Kondisi rambut kusam rontok, selaput lendir terlihat normal, limfoglandula superficial tidak ada perubahan, nafas torachoabdominal
normal, auskultas pulmo suara vesikuler normal, ketika diperkusi sinus pada
hidung terdengar resonan, suara jantung sistole diastole normal.
A. Etiologi
Helminthiasis merupakan kejadian yang
sering dijumpai pada hewan begitu pula pada kuda kejadian ini dapat disebabkan
oleh berbagai hal diantaranya karena infeksi dari cacing (Subronto, 2004).
Strongyloides merupakan salah satu dari genus nematoda parasitik yang biasanya mempunyai
generasi dewasa yang hidup bebas. Pada sebagian parasit pada gastrointestinal
vertebrata, cacing jantan dan cacing betina hidup di dalam usus hospes kemudian
cacing betina bertelur dan telur dikeluarkan lewat feses. Bergantung pada
spesies, telur maupun larva infektif tertelan atau larva melakukan penetrasi
pada kulit hospes untuk melakukan transmisi pada hospes yang baru. Kemudian terjadi
periode migrasi larva pada hospes yang baru sebelum stadium dewasa mencapai
intestinum. Strongyloides mengalami hal ini, tetapi ada perbedaan yang
signifikan. Hanya cacing Strongyloides betina yang mengalami stadium
parasitik (Gillespie.2001; Urquhart.1985)
B. Gejala Klinis
Gejala klinis meliputi diare intermittent, kehilangan nafsu makan
dan penurunan berat badan, dan terkadang terdapat darah dan mucus di dalam
feses. Cacing dalam jumlah besar dalam intestinum menyebabkan enteritis
kataralis dan dengan hemoragi petechiae dan echymosa, terutama pada duodenum
dan jejunum (Kelly.2004)
C.
Diagnosa
Diagnosa
dapat berdasarkan riwayat kasus, dan pemeriksaan penunjang lainya. Pada pemeriksaan
auskultasi ditemukanya ada gerak peristaltik usus yang meningkat dan pada
pemeriksaan feses positif ditemukan telur strongyl.
D. Prognosa
Prognosa terhadap kasus helminthiasis
adalah fausta. Fausta jika kejadian cepat ditangani dan masih meunjukan kemajuan.
Untuk kejadian strongiliasis pada kuda ini adalah fausta karena masih dalam
kondisi yang dapat dikendalikan dan menunjukan perubahan yang baik.
E. Pengobatan
Pada praktikum ini, kuda diberikan
obat Bymed 3,5cc, Vetadryl 7 cc dan vitamin Bcomplex sebanyak 7 cc sebagai
suplai tambahan dari vitamin dan mineral.. Obat yang berupa injeksi disuntikan
secara intra muscular pada musculus gluteus, sedangkan untuk Bymed diberikan Sub Cutan.
F. Kesimpulan
·
Kuda pada praktikum milik Bp. H. Subar ini
terdiagnosa mengalami helminthiasis.
·
Kuda mengalami gejala diare yang
ditandai rambut menjadi kusam dan kering, feses lembek, kemudian pada
pemerikasaan auskultasi dari usus terdengar peristaltik yang meningkat dan
ditemukan telur strongyl.
·
Pengobatan dengan Bymed 3,5 cc, B
Complex 7 cc, Vetadryl 7 cc.
DAFTAR PUSTAKA
Gillespie.2001.Principle and
Practice of Clinical Prasitology.Toronto : John Wiley and Son ltd.
Kelly WR. 2004. Veterinary
Clinical Diagnosis. Ed ke-3. England: Bailliere Tindall
Subronto. 2004. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
Urquhart, G.M. 1985. Veterinary
Parasitology. England: Longman Scientific and Technical
No comments:
Post a Comment