LEARNING
OBJECTIVE
1. Mengetahui
tentang FUS: Ethiologi, Patogenesis, Gejala Klinis, Diagnosa, Penanganan dan
Pencegahan
2. Mengetahui
tentang manajemen pakan kucing yang baik
1.
FUS
(Feline Urolith Syndrome)
Etiologi
. Atau Feline lower urinary tract disease (FLUTD)
merupakan gangguan saluran
urogenitalis (vesica urineria dan urethra) yang sering terjadi
pada kucing terutama kucing jantan. Gangguan pada uretra disebabkan oleh
struktur uretra kucing jantan yang berbentuk seperti tabung memiliki bagian
yang menyempit sehingga sering menimbulkan penyumbatan urin dari vesika
urinaria ke luar tubuh
Beberapa
faktor yang mempengaruhi terjangkitnya penyakit FUS antara lain :
a.
Faktor Endogen
1) Faktor genetik familial
pada hiper sistinuria.
2) Suatu kelainan herediter yang resesif
autosomal dari pengangkutan asam amino
dimembran batas sikat tibuli proksimal.
b.
Faktor Eksogen
1) Pakan
dengan kandungan mineral tinggi (kalsium dan oksalat), air, dan frekuensi
makan. Pakan yang kaya magnesium menyebabkan pH urine menjadi
basa (alkalis). Kenaikan pH mempermudah pembentukan
kristal mineral.
2) Umur,
biasanya menyerang kucing yang berumur 1-6 tahun.
3)
Seks ,kucing
jantan dan betina sama-sama beresiko menderita FUS, namun
kucing jantan beresiko lebih besar
terhadap obstruksi yang mematikan karena uretra jantan lebih kecil dibandingkan
betina dan memiliki
bagian yang mengecil sehingga penyumbatan lebih gampang terjadi.
4) Kastrasi
yang dilakukan sebelum masa pubertas. Jantan yang dikastrasi lebih rentan
daripada yang tidak dikastrasi.
5) Penurunan
frekuensi urinasi. Hal ini dapat disebabkan oleh menurunnya asupan air, pakan
yang kering, air yang terlalu hangat, terlalu dingin, menurunnya aktivitas
fisik, hal ini dapat disebabkan karena kucing
mengalami obesitas bahkan kandang yang kotor (Tiley,2000 ; Westropp, J.L. 2006 ).
Patogenesis . Pembentukan
urolit pada FUS biasanya dipengaruhi adanya nidus Kristal, pH urin dan ada atau
tidaknya factor inhibitor kristal dalam urin. Pembentukan urolit meliputi fase
awal pembentukan dan fase pertumbuhan. Fase awal dimulai terbentuknya nidus
kristal. Pembentukan nidus kristal tersebut tergantung pada pusat nucleus
atau matriks (meskipun subtansi matriks protein nonkristal juga dapat berperan
sebagai nukleusi) dan supersaturasi urin oleh kristal kalkulogenik. Sedangkan
derajad supersaturasi urin dipengaruhi oleh banyaknya kristal yang dieksresikan
oleh ginjal dan volume urin. Fase pertumbuhan nidus kristal tergantung
pada;
a. Kemampuan
untuk tetap bertahan dalam lumen traktus ekskretorius system urinarius.
b. Derajad
dan durasi supersaturasi urin yang mengandung kristal baik yang identik atau
berbeda dengan kristal yang ada dalam nidus.
c. Sifat
fisik nodus kristal, jika suatu kristal mempunyai sifat yang cocok dengan
kristal lain, maka beberapa kristal dapat saling menggabungkan diri dan tumbuh
menjadi nidus atau kristal lain.
Urolit yang berlangsung lama juga
dapat menimbulkan infeksi ascendens yang terjadi pada traktus urinarius bagian
bawah dan penyebaran infeksi secara hematogen dari infeksi local ditempat
lain. Infeksi descendens juga dapat terjadi pada bagian atas traktus
urinarius dan infeksi kelenjar prostate kronis merupakan sumber infeksi ( Tiley, 2000 ; Khan, 2002 ).
Pembentukan urolit biasanya dipengaruhi oleh
adanya nidus Kristal, pH urin dan ada atau tidaknya factor inhibitor kristal
dalam urin. Pembentukan urolit meliputi fase awal pembentukan dan fase
pertumbuhan. Fase awal dimulai terbentuknya nidus kristal. Pembentukan nidus
kristal tersebut tergantung pada pusat nucleus atau matriks (meskipun
subtansi matriks protein nonkristal juga dapat berperan sebagai nukleusi) dan
supersaturasi urin oleh kristal kalkulogenik. Sedangkan derajad supersaturasi
urin dipengaruhi oleh banyaknya kristal yang dieksresikan oleh ginjal dan
volume urin. Fase pertumbuhan nidus kristal tergantung pada;
1. Kemampuan
untuk tetap bertahan dalam lumen traktus ekskretorius system urinarius.
2. Derajad
dan durasi supersaturasi urin yang mengandung kristal baik yang identik atau
berbeda dengan kristal yang ada dalam nidus.
3. Sifat
fisik nodus kristal, jika suatu kristal mempunyai sifat yang cocok dengan
kristal lain, maka beberapa kristal dapat saling menggabungkan diri dan tumbuh
menjadi nidus atau kristal lain.
Urolit yang berlangsung lama juga dapat menimbulkan infeksi
ascendens yang terjadi pada traktus urinarius bagian bawah dan penyebaran
infeksi secara hematogen dari infeksi local ditempat lain. Infeksi
descendens juga dapat terjadi pada bagian atas traktus urinarius dan infeksi
kelenjar prostate kronis merupakan sumber infeksi (Tiley et al, 2000).
Teori
pembentukan urolith :
1. Teori
inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansia
organic sebagai inti. Substansia organic ini terutama terdiri dari
mukopolisakarida dan mukoprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan
agregasi substansi pembentukan batu.
2. Teori
Supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti
sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu
3. Teori
Presipitasi - kristalisasi
Perubahan Ph urine akan
mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine. Pada urin yang bersifat asam
akan mengendap sistin, santin, asam, dan garam urat. sedangkan pada urin yang
bersifat alkalin akan mengendap garam-garam fosfat.
4. Teori
berkurangnya faktor penghambat.
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat,
polifosfat, sitrat, magnesium asam mukopolisakarid akan mempermudah
terbentuknya batu saluran kencing.
Jenis
Batu
1. Batu
Kalsium : Hiperkalsiuria : Kalsium => kelebihan alkali. Misal : Sindroma susu, Kelebihan Vit. B, Imobilisasi,
Asidosis Tubular Renalis, Penyakit Paget, Sarkoidosis, Hipertiroiditis,
Syndroma cushing, yang paling sering
Hyperkalsiuria Idiopatik.
2. Hiperurikosuria
: Hal ini 20 % inti batu dari kristal asam urat karena kemasukan purin
berlebihan.
3. Hiperoksaluria
: Penyebaran oksalat dijaringan ginjal, susunan makanan yang mengandung oksalat
yang berlebihan.
4. Batu
Struvite ( Batu campuran ) : Tripel posfat , magnesium posfat, amonium
fosfat, kalsium karbonat = > Ph urin yang tinggi, Infeksi sistem
urinarius.
5. Batu Asam Urat : PH Urin yang rendah, kurang gerak, penderita
ileustomi/kolostomi.
6. Batu
Sistin : Kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino
dimembran batas sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin,
sitrulin dan lisin.
7. Batu
Xantin : Resesif autosomal
dengan defesiensi santin oksidase terjadi
peningkatan xantin plasma .
(Tiley et al, 200)
Gejala Klinis .
a. Pollakiuria, tetapi jumlah urin yang dikeluarkan hanya
sedikit
b. Hematuria
c. Sering
menjilat organ genitalnya,
d. Dysuria,
kesakitan dan kesulitan untuk urinasi
e. Sering
mengejan
f. Urinasi
di sembarang tempat
g. Muntah (Tiley, 2000).
Diagnosa . Didasarkan pada gejala klinis, pemeriksaan
fisik, dan urinalisis. Kucing yang mengalami obstruksi saluran urinaria
memiliki tingkat enzim ginjal yang tinggi (blood urea nitrogen (BUN), dan
kreatinin) dalam darah. Pengambilan
sampel untuk pemeriksaan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
penekanan vesica urinaria, kateterisasi , alami dan Cystocentesis.
Pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis antara lain :
a.
Pemeriksaan
urin . Meliputi pemeriksaan :
1) Fisik : Bau, Warna, Kejernihan
2) Kimia : BJ, Protein, pH, Glukosa, Keton
3) Mikroskopik:
Sedimen, Kristal
Pada kucing urin normal memiliki pH :
5 – 7 untuk produksi urin : 24-40 ml / kg / hari (Ketone, Protein, Darah, Hemoglobin, Glucose,
Bilirubin, Urobilinogen) negative.
b.
Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung
kemih untuk menunjukkan adanya kristal pada ginjal.
c.
Ultrasound ginjal, merupakan tes non-invasif
yang mempergunakan gelombang frekuensi tinggi akan mendeteksi obstruksi dan
perubahannya.
d.
Pemberian kontras (intravenous pielogram) dan scan memberi konfirmasi
diagnosis dalam menentukan ukuran serta lokasi sumbatan.
e.
Analisis kristal untuk mengetahui kandungan
mineralnya.
f.
Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis
bakteri penyebab infeksi, dan lain-lain
( Thompson,2007 ; Tiley,2000 ).
Penanganan
.
a.
Non bedah
Terapi yang diberikan kepada pasien FUS adalah kateterisasi urin
sehingga terjadi pengeluaran urin dan kristal dari VU. Penyuntikan cairan
fisiologis intravena atau perinfusi diperlukan ketika sindrom uremia terjadi
(depresi, muntah, dehidrasi) dengan tujuan mengganti cairan tubuh dan
menstabilkan pH cairan tubuh. Pemberian antibiotik diperlukan untuk mencegah
infeksi sekunder oleh bakteri dan obat-obatan parasimpatomimretik yang
menstimulasi otot VU berkontraksi dan relaksasi uretra diperlukan (Tiley,
2000).
b.
Bedah
1)
Cystotomy (Pembukaan kandung kencing)
Operasi Cystotomy dilakukan
dengan membuka abdomen dibagian ventral kemudian membuka vesica urinaria
(kandung kencing). Batu/kristal diambil dari kandung kencing kemudian kandung
kencingnya dijahit. Setelah operasi, kateter perlu dipasang selama 4-5 hari untuk
mencegah kemungkinan penyumbatan oleh bekuan darah. Pemberian antibiotik secara
parenteral atau peroral perlu diberikan selama ±6 hari. Untuk mencegah
agar kateter tidak dicabut oleh anjing, maka perlu
dilakukan pemasangan Elizabeth collar. Tindakan penanganan
yang saya lakukan ini mempunyai successful rate kurang lebih
90%, apabila fungsi kedua ginjal masih baik. Untuk mengeluarkan batu/kristal
yang ada di urethra maka perlu membuka urethra (urethrotomy) dimana
batu berada.Bila terpaksa harus melakukan cystotomy dan urethrotomy, maka urethrotomy didahulukan.
Setelah kateter bisa masuk ke dalam vesika urinaria, baru dilakukan cystotomy
(Tiley,
2000).
2) Urethrotomy
Urethrotomy dilakukan
apabila batu atau kristal tidak berhasil dimasukkan ke dalam vesika urinaria
menggunakan kateter. Biasanya urethrotomy saya lakukan pada
anjing jantan dengan menguakkan preputium ke arah kaudal terlebih dahulu
sebelum melakukan sayatan pada penis bagian ventral tepat dimana batu atau
kristal berada. Keberadaan batu atau kristal tadi dapat dideteksi dengan
menggunakan kateter atau sonde yang panjang. Setelah batu atau kristal
diketahui posisinya, maka dilakukan sayatan pada uretra kemudian batu atau
kristal tersebut dikeluarkan. Selanjutnya, kateter dimasukkan sampai ke dalam
vesika urinaria, lalu sayatan dijahit (Tiley, 2000).
Pencegahan .
a. Memberi minum kucing dalam jumlah banyak. Air
yang dipakai harus selalu bersih.
b. Diet pakan yang kering. Variasikan pakan kering dengan
pakan yang basah.
c. Membersihkan litter box sesering
mungkin
d. Menghindari hewan obesitas dan lakukan exercise. Kucing yang ramping dan
bugar kurang rentan
terhadap FUS dan
penyakit lainnya.
e. Pemeriksaan urine per 6 bulan (Eldredge,
2008).
2.
Mamajemen
pakan kucing
Kandungan dan komposisi cat food
· Bentuk
makanan komersial untuk hewan ada tiga jenis yaitu:
a. Dry (kadar air 6-10%)
b. Soft moist / semi moist (kadar air 23-40%)
c. Canned / moist (kadar air 68-78%)
·
Macam-macam pakan jadi
komersial dan komposisinya :
1. Whiskas Kitten
Bahan :
Bijirin
penuh terpilih, daging, khasiat samping dari ayam dan ikan, bijirin serta
protein sayuran, minyak sayuran, garam iodised, vitamin E, Taurina, kesemua
vitamin, galian penting, bahan pengawet antioksida, tanpa perasa dan pewarna
tiruan.
Analisis :
a.
Min. Crude Protein 30 %
b.
Min. Crude Fat 12 %
c.
Max. Crude Fibre 5 %
d.
Kelembaban max. 12 %
Aturan pemberian makan:
Kucing dengan berat 4 kg pemberiannya ¾ kaleng
Kucing bunting pemberiannya ¼ kaleng
2. Science Diet untuk kitten sampai umur 1 tahun
Analisa garansi ( guaranted analysis ) :
a. Crude
Protein min. 33,0 %
b. Crude Fat min. 16,5 %
c. Crude Fiber max. 3,0 %
d. Moisture max. 10,0 %
e.Ash max. 7,0 %
f.Calcium min. 0,9 %
g.Phosphorus min.0,7 %
h.Iron min. 150 mg/kg
i.Zinc min. 160 mg/kg
k.Selenium min. 0,4 mg/kg
l.Vitamin E min. 500 IU/kg
m.Riboflavin (B2) min. 15 mg/kg
n.Taurine min. 0,10 %
o.Vitamin C min. 75 mg/kg
3. Whiskas Pockets
Mengandung sumber asli minyak omega untuk daya tenaga dan bulu yang
sehat. Dibuat dari ikan kembung segar.
Komposisi :
a. Protein 26 %
b. Lemak 10 %
c. Fiber 1,5 %
d. Calcium 1,1 : 1,3
e. Phosphor -
f. Taurine 0,1 %
g. Omega 6 1,5 %
Daily Meal Recommended :
·
Berat badan 2 kg à 40-60 gr
·
Berat badan 3 kg à 60-80 gr
·
Berat badan 4 kg à 80-105 gr
·
Berat badan 5 kg à 105-135 gr
4.
Frieskies Kitten
Bahan :
Biji-bijian,ayam,kacang,vitamin,mineral,asamamino,perasa
dan acid makanan,bahan pengawet,
lemak binatang dan anti oxidan.
Typical Analisis :
a.
Crude Protein 43 %
b.
Crude Fat 13 %
c.
Crude Fibre 3 %
d.
Garam 1,2 %
5. Aristo Cats
Sardines and Chicken in Jelly
Analysis :
a.
Protein min.12,5 %
b.
Fibre max. 1,0 %
c.
Fat min. 3,0 %
d.
Moisture max. 82,0 %
Komposisi :
Sardines, ayam, air, gum nabati, Sodium Phosphate, Sodium Chloride
Choline, Chloride, vitamin A dan D3 dan E, Suplemen, pewarna makanan,
Thiamin mononitrate (B1), Niacin, Calcium Panthenate, Riboflavin
supplement (B2), Pyridoxine Hidrochloride (B6), Folic
acid.
6. Whiskas-Seafood Platter
(kaleng)
Komposisi:
Sardine, ikan laut terseleksi, udang remis, gum
sayur, telur, minyak sayur, vitamin, pewarna makanan, protein, berbagai
vitamin, mineral, karbohidrat, politaktepa.
Typical analysis :
a.
Protein min. 10 %
b.
Lemak min. 1,5 %
c.
Fiber max. 1 %
d. Moisture max. 85 %
(FDA, 2010)
DAFTAR
PUSTAKA
Eldredge, D.M., Delbert, G.C., Lisa, D.C., James, M.G. 2008. Cat Owner’s Home
Veterinary Handbook. New York : Wiley Publishing
FDA,2010.Pet Food Labels-General.FDA. http://www.fda.gov/animalveterinary/resourcesforyou/ucm047113.htm
Kahn, C.M. (Ed.), dan Line, Scott (Ed.). 2002. The
Merck Veterinary Manual. 9th Ed.
London : Merck Publishing Group.
Thompson, M.S. 2007.Small Animal Medical
Differential Diagnosis.Saunders:USA.
Tiley,
L. P and F.W.K. Smith. 2000. The 5-Minute Veterinary Consults, Canine and
Feline. Lipincoot Williams and Wilkins. Philadhelpia
Westropp, J.L. 2006. On : Canine and Feline Urolithiasis, 82nd Western Veterinary
Conference
No comments:
Post a Comment