A.
Merumuskan
Sasaran / Tujuan Belajar / Learning Objectives
1.
Apa
saja gangguan sistem uropoetika yang menyerang anjing meliputi etiologi,
phatogenesis, gejala klinis, diagnose, terapi dan pencegahan ?
B.
Belajar
Mandiri (Mengumpulkan Informasi)
1. Gangguan Sistem
Uropoetika
a. Nephritis
Interstitialis Akut
Etiologi . Dapat
disebabkan beberapa factor diantaranya bakteri ( E.coli, Leptospira dan Proteus
) serta zat kimia ( arsen, Hg, Pb, dan Bismuth ).
Phatogenesis . Terakumulasinya
factor predioposisi di dalam ginjal dalam waktu yang cukup lama.
Gejala Klinis . Depresi,
nafsu makan menurun, minum meningkat dan kadang muntah,dipsnoe,suhu meningkat, punggung melengkung, cara
berjalan kaku, palpasilumbal dan regio abdominal bagian atas sakit. Jumlah urin
sedikit, pulsus teraba penuh, kongesti membrane mukosa, dehidrasi dan turgor
kulit menurun.
Diagnosa . Pemeriksaan laboratories yang menandakan BJ urin tinggi (1, 03-1, 05)
bila kejadian melanjut BJ urin akan turun (1,01-1,02) dan albumin positif. Pemeriksaan dengan
hemogram ( PCV, Hb ).
Terapi dan Pencegahan . Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit (IV dan SC), Fruktosa 5%
atau Dekstrosa 5%, Larutan ringer dan Protein hidrosalat. Vitamin B kompleks, antibiotic, (Streptomisin,
penisilin dsb), Chlorpromazine. Pencegahannnya diet kalori tinggi dan protein kualitas tinggi (Nelson, 1998 ; Radosits,2006).
b. Nephritis
Interstitialis Kronis
Etiologi . Gangguan
ginjal yang bersifat kronis, progressive dan irreversible dengan penyebab
berbagai hal, diantaranya lanjutan dari nephritis interstitiali akut,
Leptospira atau zat kimia yang toksik.
Phatogenesis . Lanjutan dari nephritis interstitialis akut. Dapat
juga masuknya agen infeksi ( Leptospira ) ke ginjal.
Gejala Klinis . Anoreksia,
muntah, stomatitis, lidah dan gignggiva merah kecoklatan, polyuria, depresi ,
anemia non regenerative, ginjal teraba asimetris dan dehidrasi.
Diagnosa . Uji
laboratorium urinalisi ( BJ turun, protein positif ), uji kimia darah (
peningkatan BUN, creatinin tinggi ).
Terapi dan Pencegahan . Pemberian antibiotic ( Pinicilin, Streptomycin ) dan fluid terapi (
dextrose atau fructose 5 % ). Pencegahanya dengan manajemen pakan yang baik yaitu
pakan yang rendah protein
(Nelson, 1998 ; Radosits,2006).
c. Glomerulonephritis
Etiologi . Glomeruli adalah kapiler kompleks yang fungsional sebagai filtrasi
plasma dan multifunsional system tubular. Merupakan bentuk manifestasi dari
penyakit tubulointerstitialis yang biasanya berjalan bersama penyakit kronis
systemic yang ditandai dengan bentuk multiple granuloma dalam berbagai organ.
Nefritis granulomatous terkait dengan berbagai macam infeksi yang masuk seperti
virus, bakteri (mycobacterium sp), fungi (Aspergillus sp, dan histoplasma
capsulatum) dan parasit.
Phatogenesis .
Terakumulasinya agen infeksi dalam glomeruli yang terbawa oleh darah yang
akhirnya meninfeksi glomeruli dan menyebabkan kerusakan.
Gejala Klinis . Edema, hipoalbuminemia, anemia, BJ normal pada stadium awal dan rendah pada stadium akhir, nafsu makan menurun, anorexia dan
proteinuria.
Diagnosa . Berdasarkan
gejala klinis dan uji laboartorium.
Terapi dan Pencegahan . Pencegahan koreksi
keseimbangan cairan, menigkatkan konsentrasi protein plasma, diet tinggi
protein, diet rendah garam dan diuretic (Schaer, 2003).
d. Pylonephritis
Etiologi . Adalah infeksi bakteri pada pelvis ginjal,
bagian batas ginjal dan ureter di ginjal
anjing. Biasanya infeksi ascenden dari saluran uropetika bagian
bawah. Bisa dari infeksi sekunder bakteri yang menginfeksi saluran uropetika
bagian bawah, misalnya C. renale, Corynebacterium pilosum. Dpat juga karena abnormalitas
sekunder anatomi dari ginjal.
Phatogenesis . Dapat terjadi melalui dua
cara. Cara yang pertama adalah melalui infeksi ascenden dari vesika urinaria.
Dapat pula terjadi melalui infeksi bakteri sistemik yang menyalur melalui
darah/ bacteremia.
Gejala Klinis . Berat
badan menurun , hematuria , leukositosis
, demam , polidipsia , poliuria dan nyeri pada perut atau punggung bawah.
Diagnosa . Sedimern
urin : WBC, bakteri, mikroskopis hematuria, seluler casts. Isolasi dan uji sensitivitas. Radiologi
juga dapat membantu dengan menunjukkan ginjal yang lebih besar dari normalnya
Terapi dan Pencegahan. Terapi dilakukan dengan
menggunakan antibiotic selama 6-8 minggu berdasarkan uji sensitifitas bakteri
(Eldredge dkk, 2007).
e. Cystitis
Etiologi . Keradangan
pada vesika urinaria, biasanya karena infeksi bakteri. Yang predominan yaitu E.coli faktor
predisposisi meliputi hewan terlalu lama menahan kencing dan urolith.
Phatogenesis . Bakteri
masuk ke vesika urinary sebelum vesika urinaria kosong. Lalu menginfasi mukosa
vesika urinaria. Mukosa yang luka sebagia jalur masuk bakteri. Bakteri biasanya
masuk vesika urinaria karena infeksi askenden dari urethra tapi infeksi
deskenden dari nephritis.
Gejala Klinis . Sering
urinasi , volume urin sedikit , saat di palpasi bagian vesika urinaria hewan
kesakitan , pada kasus yang akut urin terdapat darah dan nanah.
Diagnosa. Pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan laboratories seperti urinalisis
Terapi dan Pencegahan .
Adapted from Greene CE
(ed): Infectious Diseases of the Dog and Cat. 3rd Ed. Elsevier Saunders, St.
Louis, 2006; Ling GV: Lower Urinary Tract
Diseases of Dogs and Cats. Mosby–Year Book, St. Louis, 1995.
f. Prostatitis
Etiologi . Adalah
suatu infeksi (peradangan) kelenjar prostata yang disebabkan oleh bakteri.
Infeksi atau peradangan prostata itu bisa disebabkan oleh penyakit dari saluran
kencing dan sperma. Anjing yang memiliki umur tua memiliki resiko yang lebih
besar dibandingkan anjing yang lebih muda. Prostatitis biasanya terjadi dalam
bentuk akut dan kronis, tetapi gejala klinis pada hewan penderita prostatitis
akut lebih lemah dibandingkan dengan yang kronis. Penyebab prostatitis paling
umum adalah bakteri E. coli.
Phatogenesis . Masuknya
bakteri ke prostat dapat disebabkan infeksi ascenden maupun descenden dari
urethra maupun vesika urinaria. Yang akhirnya mengahmbat saluran prostat,
menyebabkan sumbatan sehingga prostat tidak dapat mensekresikan sekretnya dan
akhirnya membengkak.
Gejala Klinis . Demam ,
punggung
melengkung karena sakit , nanah
atau darah menetes dari penis atau urin , Pollakiuria
terkait dengan infeksi saluran kemih , nafsu makan berkurang , anorexia, ukuran dan bentuk prostat asimetris.
Diagnosa .
-
Pemeriksaan
fisik : prostat asimetris, dan terdapat area fluktuatif saat dipalpasi.
-
Pemeriksaan
darah : leukositosis neutrofilik shift, monositosis.
-
Ultrasonografi
: intraparenksim terisi penuh cairan
abses.
-
Analisa
cairan prostat : kultur bakteri biasanya prostatitis menunjukkan koloni lebih
dari 103-5 per mimimeter.
Terapi dan Pencegahan . Antibiotik spectrum
luas (misalnya, amoxicillin, cefadroxil). Menjaga kebersihan lingkungan ( Eldgar,2007 ; Radosits, 2006 ).
C.
Sumber
Informasi (Daftar Pustaka)
Eldredge,
D. M., Carlson, L. D., Carlson, D. G., Giffin, J. M. 2007. Dog Owner’s Home Veterinary
Handbook;
4th Ed. US: Wiley Publishing, Inc.
Nelson,
Richard W.;Couto, C.
Guillermo (1998). Small Animal
Internal Medicine (2nd
ed.).
Mosby.
Radostits, o.m et
all. 2006. Veterinary Medecine 10th. New York : Sauders Elseviers.
Schaer, M., 2003, Clinical Medicine of The Dog and Cat, Manson
Publising, hal 80-81.
No comments:
Post a Comment