Wednesday 17 September 2014

BLOK 19 UP 4



A.   Merumuskan Sasaran / Tujuan Belajar / Learning Objectives
1.   Apa saja gangguan sistem uropoetika yang menyerang anjing meliputi etiologi, phatogenesis, gejala klinis, diagnose, terapi dan pencegahan ?


B.   Belajar Mandiri (Mengumpulkan Informasi)
1.   Gangguan Sistem Uropoetika
a.   Nephritis Interstitialis Akut
Etiologi . Dapat disebabkan beberapa factor diantaranya bakteri ( E.coli, Leptospira dan Proteus ) serta zat kimia ( arsen, Hg, Pb, dan Bismuth ).
Phatogenesis . Terakumulasinya factor predioposisi di dalam ginjal dalam waktu yang cukup lama.
Gejala Klinis . Depresi, nafsu makan menurun, minum meningkat dan kadang muntah,dipsnoe,suhu meningkat, punggung melengkung, cara berjalan kaku, palpasilumbal dan regio abdominal bagian atas sakit. Jumlah urin sedikit, pulsus teraba penuh, kongesti membrane mukosa, dehidrasi dan turgor kulit menurun.
Diagnosa . Pemeriksaan laboratories yang menandakan BJ urin tinggi (1, 03-1, 05) bila kejadian melanjut BJ urin akan turun (1,01-1,02) dan albumin positif. Pemeriksaan dengan hemogram ( PCV, Hb ).
Terapi dan Pencegahan . Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit (IV dan SC), Fruktosa 5% atau Dekstrosa 5%, Larutan ringer dan Protein hidrosalat. Vitamin B kompleks, antibiotic, (Streptomisin, penisilin dsb), Chlorpromazine. Pencegahannnya diet kalori tinggi dan protein kualitas tinggi (Nelson, 1998 ; Radosits,2006).

b.   Nephritis Interstitialis Kronis
Etiologi . Gangguan ginjal yang bersifat kronis, progressive dan irreversible dengan penyebab berbagai hal, diantaranya lanjutan dari nephritis interstitiali akut, Leptospira atau zat kimia yang toksik.
Phatogenesis .   Lanjutan dari nephritis interstitialis akut. Dapat juga masuknya agen infeksi ( Leptospira ) ke ginjal.
Gejala Klinis . Anoreksia, muntah, stomatitis, lidah dan gignggiva merah kecoklatan, polyuria, depresi , anemia non regenerative, ginjal teraba asimetris dan dehidrasi.
Diagnosa . Uji laboratorium urinalisi ( BJ turun, protein positif ), uji kimia darah ( peningkatan BUN, creatinin tinggi ).
Terapi dan Pencegahan . Pemberian antibiotic ( Pinicilin, Streptomycin ) dan fluid terapi ( dextrose atau fructose 5 % ). Pencegahanya dengan manajemen pakan yang baik yaitu pakan yang rendah protein
(Nelson, 1998 ; Radosits,2006).

c.    Glomerulonephritis
Etiologi . Glomeruli adalah kapiler kompleks yang fungsional sebagai filtrasi plasma dan multifunsional system tubular. Merupakan bentuk manifestasi dari penyakit tubulointerstitialis yang biasanya berjalan bersama penyakit kronis systemic yang ditandai dengan bentuk multiple granuloma dalam berbagai organ. Nefritis granulomatous terkait dengan berbagai macam infeksi yang masuk seperti virus, bakteri (mycobacterium sp), fungi (Aspergillus sp, dan histoplasma capsulatum) dan parasit.
Phatogenesis . Terakumulasinya agen infeksi dalam glomeruli yang terbawa oleh darah yang akhirnya meninfeksi glomeruli dan menyebabkan kerusakan.
Gejala Klinis . Edema, hipoalbuminemia, anemia, BJ normal pada stadium awal dan rendah pada stadium akhir, nafsu makan menurun, anorexia dan proteinuria.
Diagnosa . Berdasarkan gejala klinis dan uji laboartorium.
Terapi dan Pencegahan . Pencegahan koreksi keseimbangan cairan, menigkatkan konsentrasi protein plasma, diet tinggi protein, diet rendah garam dan diuretic (Schaer, 2003).

d.   Pylonephritis
Etiologi . Adalah infeksi bakteri pada pelvis ginjal, bagian batas ginjal dan  ureter di ginjal anjing.  Biasanya infeksi ascenden dari saluran uropetika bagian bawah. Bisa dari infeksi sekunder bakteri yang menginfeksi saluran uropetika bagian bawah, misalnya C. renale, Corynebacterium pilosum. Dpat juga karena abnormalitas sekunder  anatomi dari ginjal.
Phatogenesis . Dapat terjadi melalui dua cara. Cara yang pertama adalah melalui infeksi ascenden dari vesika urinaria. Dapat pula terjadi melalui infeksi bakteri sistemik yang menyalur melalui darah/ bacteremia.
Gejala Klinis . Berat badan menurun , hematuria , leukositosis , demam , polidipsia , poliuria dan nyeri pada perut atau punggung bawah.
Diagnosa . Sedimern urin : WBC, bakteri, mikroskopis hematuria, seluler casts. Isolasi dan uji sensitivitas. Radiologi juga dapat membantu dengan menunjukkan ginjal yang lebih besar dari normalnya
Terapi dan Pencegahan. Terapi dilakukan dengan menggunakan antibiotic selama 6-8 minggu berdasarkan uji sensitifitas bakteri (Eldredge dkk, 2007).


e.    Cystitis
Etiologi . Keradangan pada vesika urinaria, biasanya karena infeksi bakteri. Yang predominan yaitu E.coli faktor predisposisi meliputi hewan terlalu lama menahan kencing dan urolith.
Phatogenesis . Bakteri masuk ke vesika urinary sebelum vesika urinaria kosong. Lalu menginfasi mukosa vesika urinaria. Mukosa yang luka sebagia jalur masuk bakteri. Bakteri biasanya masuk vesika urinaria karena infeksi askenden dari urethra tapi infeksi deskenden dari nephritis.
Gejala Klinis . Sering urinasi , volume urin sedikit , saat di palpasi bagian vesika urinaria hewan kesakitan , pada kasus yang akut urin terdapat darah dan nanah.
Diagnosa. Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratories seperti urinalisis
Terapi dan Pencegahan .
    Adapted from Greene CE (ed): Infectious Diseases of the Dog and Cat. 3rd Ed. Elsevier Saunders, St. Louis, 2006; Ling GV:       Lower Urinary Tract Diseases of Dogs and Cats. Mosby–Year Book, St. Louis, 1995.


f.    Prostatitis
Etiologi . Adalah suatu infeksi (peradangan) kelenjar prostata yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi atau peradangan prostata itu bisa disebabkan oleh penyakit dari saluran kencing dan sperma. Anjing yang memiliki umur tua memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan anjing yang lebih muda. Prostatitis biasanya terjadi dalam bentuk akut dan kronis, tetapi gejala klinis pada hewan penderita prostatitis akut lebih lemah dibandingkan dengan yang kronis. Penyebab prostatitis paling umum adalah bakteri E. coli.
Phatogenesis . Masuknya bakteri ke prostat dapat disebabkan infeksi ascenden maupun descenden dari urethra maupun vesika urinaria. Yang akhirnya mengahmbat saluran prostat, menyebabkan sumbatan sehingga prostat tidak dapat mensekresikan sekretnya dan akhirnya membengkak.
Gejala Klinis . Demam , punggung melengkung karena sakit , nanah atau darah menetes dari penis atau urin , Pollakiuria terkait dengan infeksi saluran kemih , nafsu makan berkurang , anorexia, ukuran dan bentuk prostat asimetris.
Diagnosa .
-    Pemeriksaan fisik : prostat asimetris, dan terdapat area fluktuatif saat dipalpasi.
-    Pemeriksaan darah : leukositosis neutrofilik shift, monositosis.
-    Ultrasonografi :  intraparenksim terisi penuh cairan abses.
-    Analisa cairan prostat : kultur bakteri biasanya prostatitis menunjukkan koloni lebih dari 103-5 per mimimeter.
Terapi dan Pencegahan . Antibiotik spectrum luas (misalnya, amoxicillin, cefadroxil). Menjaga kebersihan lingkungan ( Eldgar,2007 ;  Radosits, 2006 ).



C.    Sumber Informasi (Daftar Pustaka)
Eldredge, D. M., Carlson, L. D., Carlson, D. G., Giffin, J. M. 2007. Dog Owner’s Home Veterinary                                 Handbook; 4th Ed. US: Wiley Publishing, Inc.
Nelson,  Richard  W.;Couto,  C.  Guillermo  (1998). Small  Animal  Internal  Medicine  (2nd  ed.).
               Mosby.
Radostits, o.m et all. 2006. Veterinary Medecine 10th. New York : Sauders Elseviers.  
Schaer, M., 2003, Clinical Medicine of The Dog and Cat, Manson Publising, hal 80-81.


     

No comments:

Post a Comment